Part 2

40.3K 1.1K 24
                                    

"Hai..." Serunya.
"Hai Juga... Mas..." Jawabku dengan tersenyum licik. "Ada yang bisa saya bantu..." Lanjutku.
"Ada mas..." Jawabnya. "Ini saya mau tanya soal..." Serunya yang langsung ku potong. Karena aku sudah tau niatnya hanya dia berpura pura saja.
"Tanya soal hotel murah...??" Tanyaku.
"Hah..." Kaget sang pria.
"Tenang disana banyak yang murah kok...." Seruku dengan merangkul bahu Mas Masnya.
"Bukan bukan soal Hotel itu..." Gumam mas mas itu.
"Emhhh bukan yang murah... Tenang yang mahal ada kok... tapi harus lewat tol. Kalau mau bisa kok. Saya ngerti Mas mau jaga privasi kan...?" Jelasku dengan selalu tersenyum.
"Hah... tapi tapi..." Seru nya lalu. Jariku menyentuh bibirnya agar dia berhenti bicara.
"Soal tarip gak usah kuatir... bisa nego kok...!!" Gumamku dengan semakin menggoda Mas satu ini.
"Taripp??? Kamu jual diri....?" Tanyanya dengan gemetar dan bingung serta berkeringat.
Aku tersenyum manis. "Heem... Udah Mas gak usah Akting saya udah tau kok Mas tipe kaya gimana?. Jadi gak usah gugup dan keringetan gitu." Seru ku dengan suara Sexy bak wanita penggoda.
"Saya...?" Tanyanya.
"Iya... Mas itu jago akting ya?. Tapi saya yakin Mas itu ganas banget pasti diranjang. Karena orang pemalu kaya mas itu biasanya lebih aktip diranjang." Jawabku dengan panjang lebar.
"Hah.... aktip diranjang???" Tanya kembali.
"Heem.... Jadi... Yukkk kehotel yang mana...?" Tantaku dengan mendekat padanya.
"Maaf...." Jawaban yang kuterima dari pria itu.
"Maaf kenapa...?" Tanyaku bingung.
"Saya bukan gay dan saya bukan orang yang suka jajan manusia. Saya cuman mau tanya rumah sakit ini sebelah mana...?" Seru nya padaku dengan bertanya.
"Mas pinter aktingnya. Ya udah lah... kalau emang gak mau... Saya cabut ya... Bye ganteng..." Gumamku dengan langsung pergi meninggalkanya sendiri dipinggir jalan.
Aku pun berjalan dipinggiran kota. Tak lama ada sebuah mobil berhenti didepanku. Om om gendut. Dia tersenyum padaku. Kumisnya sangat menggoda. Dia menaikan alisnya. Dan memberi isyarat masuk. Aku pun dengan cepat mengikuti perintahnya. Masuk mobil dan duduk disampinya.
"Mau main dimana?" Tanyanya padaku.
"Dihotel aja biar lembut..." Jawabku dengan tersenyum.
"Ok.. Kita kehotel sekarang seru Om Om gendut itu. Aku dan Om Om gendut ini. Mulai menjalankan mobilya. Kulihat pria tadi masih berdiri ditempat tadi. Tapi tak aku pikirkan toh gak ada urusan. Kami pun pergi kehotel.

Pagi hari tepatnya Senin. Aku sudah memakai pakaian rapih. Om om gendut itu sudah pulang tadi malam setelah selesai. Sementara aku tidur dihotel. Aku pun segera kekosan ku untuk menggambil buku mata kuliahku. Karena hari ini aku kuliah. Aku pun kekosan menggunakan taxi. Saat sampai depan rumah kurusuh supir taxi menunggu sebentar. Tak lama aku kembai kemobil. Kedua temanku tak ada dikosan mereka mungkin masih sama pasangannya.

Sampai dikampus aku telat. "Mampus gua... bangunnya kurang pagi..." Gumamku. Aku pun buru buru kekelas. Untungnya dosen belum sampai dikelas. Aku pun duduk di bangku tempatku biasa. Kudengar bisik bisik anak perempuan.
"Lo tau gak dosen kita baru hari ini."
"Sumpeh lo...?"
"Iya... udah gitu ganteng masih muda..."
"Ahhhh gua mau... liat kepo gua...."

Bisik anak perempuan itu tentang dosen baru. Hah... bagiku sama saja tuh dosen ganteng atau jelek. Sama sama ngebosenin. Tak lama sang dosen muncul dan aku kaget.
"Hah....." Kaget ku. Ternyata dia pria yang semalam bertanya jalan padaku.
"Mampus gua.... Bunuh diri... ini...." Gumamku pelan dengan panik.
....
..
.
To be Continue...

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Where stories live. Discover now