Part 26

18.2K 569 14
                                    

"Cemburu....??" Ucapku yang masih ada dalam pelukan Pak Ikbal. "Kok bisa....?" Tanyaku saat dipelukan Pak Ikbal dan menatapnya. "Aku juga tak tau... kenapa bisa cemburu..." Jawabnya yang sama sama bingung. Kami saling bertatapan dengan cukup lama. "Gak usah cemburu..." Gumamku dengan menatapnya. Pak ikbal menggangkat alisnya seolah berkata why?. "Karena jelas om om kemaren dan Mr.Baper, Aku lebih suka Mr.Baper kemana mana hehehe" Jawabku dengan menyentuh wajah Pak Ikbal oleh satu tangan. Pak Ikbal tersenyum padaku. "Apa yang kau suka dariku...?" Tanya Pak Ikbal dengan menggangkatku kemeja, membuatku duduk sementara Pak Ikbal berdiri. "Emmmhh... apa ya...?" Jawabku dengan pura pura berpikir. "Aku suka... eh... bukan suka tapi jatuh cinta sama sama..." Ucapku dengan menggoda layaknya lelaki dipinggir jalan. Sementara Pak Ikbal tetap dengan wajah penuh tanya. "Bibir..." Ucapku dengan menyentuh bibir Pak Ikbal. "Mata..." Ku pengang mata Pak Ikbal. "Dan suara Mr.Baper yang seperti mendesah mengajakku untuk masuk hotel.. dan melakukan cinta." Ucapku dengan melingkarkan tanganku dibahu Pak Ikbal. "Oh... begitu..." Ucapnya padaku. "Dan Hatiku selalu berdebar saat melihat Pak Ikbal dan sikap Pak Ikbal yang baik padaku." Lanjutku dengan senyum menggoda. "Oh... ya..." Jawabnya singkat dengan senyum seperti ditahan. "He'em... Kadang kalau Mr.Baper deket ama cewek. Aku selalu bicara didalam hatiku. Mr.Baper pangeranku kenapa kau lihat yang lain aku disini disampingmu. Aku ingin memilikkimu. Aku tak busa hidup tanpamu." Lanjutku dengan panjang lebar. Pak Ikbal hanya menggangguk anggukkan kepalanya. "Ada lagi yang kou suka...?" Tanyanya dengan polos padaku. "Emmmhhh apa ya...? Semuanya aku suka kok... tapi ada satu hal yang tak aku suka." Ucapku dengan menatap tajam Pak Ikbal. "Oh... ya? Apa Itu?" Tanyanya dengan penasaran. "Burung Mr.Baper...." Jawabku polos dengan tersenyum. Pak Ikbal terkekeh senyum dengan lepas didepan wajahku. Aku manyun melihatnya tersenyum karena bagiku tidak lucu. Pak Ikbal diam, lalu menarik nafasnya. "Kok bisa kau membenci burungku... hahaha... yang jelas jelas belum kamu pernah liat tapi malah tak suka." Ucap Pak Ikbal padaku. "Ya karena itu. Karena aku belum lihat dan aku hanya lihat tonjolannya doang yang besar. Yang membuatku prustasi dan penasaran. Ingin melihatnya." Jawabku dengan greget didepan Pak Ikbal. "Mau lihat...?" Tanyanya padaku yang membuatku shock setengah mati. 'Sumpah loh.... apa ini mimpi? Mr.Baper mau liatin burungnya. Ah... pasih pisang ambon. Hehehe. Tapi gimana kalau lebih... apa gue siap?? Tapi gue seneng banget...' ucapku dalam hati. aku terdiam melamun. "Kok melamun..." Tanya kembali padaku. Mau gak???" Tanya nya kembali yang membuatku panas dingin dan tak bisa bicara. Aku mengganggukan wajahku untuk menandakan iya. Pak Ikbal mendekat padaku, mengarah ketelingaku. "Lulus dengan nilai terbaik dulu. Nanti kita nikah dan kau puas liat semuanya...." Ucapnya yang membuatku geli ditelinga. Walau kecewa dengan jawabanya. Aku cemberut sekarang. Pak Ikbal menatapku. Aku menarik nafasku. "Mr.Baper.." Panggilku mencoba bicara. "Apa???" Tanyanya padaku. "Apa yang Mr.Baper suka dariku???" Tanyaku dengan wajah seolah meminta jawaban. Pak Ikbal menatapku tajam. Tak lama ia menarik nafasnya. Lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya. Tal lama sebuah ciuman mendarat dibibirku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Menyatukan 2 air ludah yang menjadi satu. Tak lama ciuman terhenti. Pak Ikbah menyentuh bibirku dengan tangannya. "Ini yang ku suka. Ciuman dengan mu. Rasanya seperti memiliki surga saat menyentuh bibirmu. Aku selalu cemburu pada orang yang menikmati keperjakaan mu. Dia pasti merasa senang mendapat bidadara yang manis imut cute menjadi paket lengkap." Ucap Pak Ikbal dengan memainkan tangan kananya dibibirku. Yang membuat aku malu. Pipiku memerah seketika dan menunduk. Aku tak sanggup bicara sekarang. Kata kata Pak Ikbal begitu indah. Pak Ikbal mengangkat wajahku. "Aku harap kau tak berubah tersenyum padaku seperti yang kau lakukan sekarang." Ucap Pak Ikbal dengan tatapan yang indah. "Tak akan berubah selamanya aku, akan tersenyum menggoda pada Mr.Baper. Karena ketahuilah cintuku tulus" Balasku pada pak Ikbal. Pak Ikbal kembali tersenyum. "Jika berjalannya waktu dan aku menjadi dewasa. Di tengah perbedaan, aku akan memegang tanganmu." Ucap Pak Ikbal padaku. Yang seolah dia akan menjaga ku sampai nanti kita tua bersama. Aku memeluk Pak Ikbal dengan kencang. Pak Ikbal pun memelukku.
"Mau sampai kapan memelukku... Mr.Baper..." Gumamku pada Pak Ikbal. "Sorry...." Jawabnya dengan tersenyum manis padaku. "Aku khilaf..." Lanjutnya dengan terkekeh senyum. "Doyan kali... bukan khilaf..." Gumamku. "Eh... Kok bisa kemaren Mr.Baper ada diapartemen itu?" Tanyaku sambil berfikir. "Aku..." Jawabnya seperti memngingat kejadian kemaren. "Apa... Mr.Baper... ngikutin saya... ya?" Tanyaku dengan wajah penuh tanya. "Kata siapa? GR mu... gak sembuh sembuh ya... ternyata... udah kita makan... siang diluar... ayo..." Ucap Pak Ikbal dengan menarik tanganku. Aku hanya menatapnya penuh kecurigaan.
--------------
Hati Pak Ikbal.
'Aku mengikutin mu don kemarin. Karena aku takun kau terluka. Atau orang lain berbuat aneh padamu. Entah rasa apa ini. Rasa ingin mimiliki dan melindungimu semakin besar.' Ucap Pak Ikbal dalam hati dengan melangkah pergi membawa Doni.
--------------
Aku dan Pak Ikbal pergi kesebuah restoran sederhana dipinggiran jalan. Kami duduk berhadapan. Saling pandang satu sama lain. "Maaf kalau mau saling tatap lebih baik cari tempat lain..." Ucap sang pelayan yang berdiri diantara kami berdua. "Oh... iya maaf mas lupa..." Ucap Pak Ikbal dengan senyum senyum. "Kami pesan... 1 Burger sama 1 Hotdog aja sama minumnya lemon ice." Ucap Pak Ikbal dengan senyun padaku dan menaikan alisnya. setelah memesan sang pelayan pun pergi. Kami masih saling lempar senyum.
Tak lama makanan yang kami pesan pun datang. Makanan pun dihidangkan dengan baik. Namun sesuatu terjadi wajah Pak Ikbal berubah drastis menjadi dingin. Saat melihat sosok wanita memasuki restoran dengan anak dan suaminya. Dan ternyata wanita itu. Wanita yang diresto didorong Pak Ikbal. Dia calon Istri yang gak jadi. Pak Ikbal langsung berdiri. Dan menarik ku pergi dari resto tersebut. Tanya menyentuh sedikit pun makanan kami. Si wanita mendekat pada kami dengan buru buru. "Ikbal..." Panggil sang wanita. Tanpa bicara sepatah katapun Pak Ikbal langsung menyiram wanita itu dengan lemon ice. "Ikbal aku cuman mau minta maaf..." Teriak sang wanita itu. Tapi sayang Pak Ikbal tak mendengarnya. Pak Ikbal dengan cepat melangkah keluar bersamaku. Dan naik kemobil dang langsung pergi dari tempat itu.
Didalam mobil aku hanya diam karena kulihat Pak Ikbal masih menahan emosinya. Aku menatap keluar jendela. Hujan mulai turun perlahan. Seolah tau ada hati yang tengah terluka. Pak Ikbal menatap ku. Aku pun menatapnya. "Maaf aku belum bisa mengontrol emosiku..." Ucap Pak Ikbal padaku. Aku tersenyum padanya. "Tak apa... merubah emosi itu tak mudah..." Jawabku dengan pelan.
Tak lama aku dan Pak Ikbal sampai dirumah Pak Ikbal. Aku duduk disofa untuk merebahkan tubuh. Beberapa menit kemudian Pak Ikbal menghampiriku. "Aku sudah pesan pizza delivery..." Gumam Pak Ikbal padaku dengan duduk disofa satunya. "Oke..." Jawabku dengan senyum.
30 menit kemudian bel pintu berbunyi. Kulihat Pak Ikbal tengah tertidur mungkin karena terlalu lama menunggu juga. Ahirnya aku yang membuka pintu. Ketika ku buka, seorang pembawa pizza dengan pizzanya. Aku pun mengeluarkan uang untuk membayar. Setelah kubayar aku pun masuk kembali ke dalam. Pak Ikbal kulihat sudah bangun sedang menggaruk ngaruk rambutnya.
"Nie... pizza nya Mr." Gumamku dengan menyimpan Pizza di meja. "Uangnya...?" Tanyanya padaku. "Udah aku bayar... makan aja..." Jawabku dengan senyum. Ahirnya kami pun memakan Pizza kami. Aku berdiri dengan menatap Pak Ikbal. "Aku mau duduk Mr.Baper..." Jawabku dengan langsung duduk disebelah Pak Ikbal. "Manja..." Gumam Pak Ikbal. "Biarin... sama calon suami sendiri... kok..." Gumamku dengan langsung mencium pipi Pak Ikbal. "Mulai berani nih..." Jawab Pak Ikbal dengan wajah sinisnya. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Pak Ikbal.
Hari sudah malam aku disuruh Pak Ikbal menginap dirumahnya. Aku pun mau karena memang suka sih nginep disini. Adem ditambah ada Pak Ikbal.
Aku dan Pak Ikbal sekarang sedang menonton TV. Acara minggu musik. Agak kurang suka sih. Ditambah musik indonesia tau lah. Pop di adu dangdut. Agak gak kompeten aja. Mungkin karena musik pop indonesia lagi turun. Jadi dangdut dinaikin. Waktu menunjukan pukul 10 aku malam. Aku pun tertidur lelap ditubuh Pak Ikbal.
...
..
.
To be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Where stories live. Discover now