Part 7

28.7K 859 14
                                    

'Kenapa jadi ribet gini... ya...!!! Anehhh... liat aja nanti kau pak ikbal pulang kuliah. Apa kou masih so alim.. nanti...' Gumam ku dalam hati.
Aku memasuki ruangan kelas. Duduk ditempat biasa. Beberapa menit kemudian kudengar orang orang bergosip.
"Ehhh lu liat berita gak??" Tanya seorang pria kepada teman wanitanya.
"Emang ada berita apa?" Tanya sang wanita.
"Itu... lo... tadi malam... ada yang dibunuh... katanya sih... sama Lelaki dipinggir jalan." Jawab sang lelaki yang membuat diriku terdiam dari kegiatan bermain ponselku.
"Masa sih....?" Tanya sang wanita.
"Iya... katanya itu lelaki dipingggir jalan gak mau dibayar murah.." Jawab kembali sang lelaki.
"Wahhhhh serem... ya... sekarang udah homo maen bunuh juga... gak inget dosa apa itu orang ya...." Seru pendapat sang wanita. 'Gak semua kaya gitu...' Batinku dalam hati bicara.
"Bukan itu aja mereka gak tau diri dan murahan" Seru kembali sang pria.
'Kenapa mereka beragumen semua Lelaki dipinggir Jalan tuh seperti itu murahan... padahal kami lebih bernilai dimata pria pria kesepian itu... kami dibayar...jutaan rupian sementara pria dikampus ini menyerahkan keperawanannya secara gratis apa itu tidak murahan...?' Tanyaku dalam hati.
"Kalau mereka ngampus dikampus kita, gua lempar pake telor... busuk... biar sadar mereka gak pantes... disini bau mereka sama seperti bau busuk itu..." Gumam kembali sang pria yang membuat jantungku terasa sakit bagai ditusuk ribuan pedang yang tajam. 'Hati mereka mu lebih busuk... yang melihat sesuatu dari covernya...' Gumamku kembali dalam hati.
"Gua pake tepung... aja deh hahaha" Balas sang wanita. Mereka berdua tersenyum terbahak bahak. Sementara aku merasa takut dengan apa yang akan terjadi nanti.
Beberapa menit kemudian Ruslan menghampiriku dan menepuk pundak ku.
"Hei... Kok ngelamun..." Gumamnya sambil menepuk pundakku.
"Hah..." Kagetku saat melihat Ruslan. Aku pun berdiri.
"Mau kemana?" Tanya Ruslan padaku.
"Aku mau ke toilet dulu..." Jawabku dengan pergi meninggalkan Ruslan dikelas.
Dikamar mandi aku mencuci mukaku agar lebih fresh sedikit. setelah mencuci wajah aku balik kekelas. Pelajaran pertama pun dimulai dengan rasa yang campur aduk.
***
Waktu menunjukan pukul 5 sore kuliah hari ini pun telah selesai. Aku buru buru keluar, karena takut Ruslan menemuiku. Aku bersembunyi diperpustakaan kampus. Ketika semuanya sepi aku mulai berjalan menuju kearah ruangan konseling pak Ikbal. Dijalan aku aku merapihkan pakaianku. Agar terlihat baik sexy dan menarik. Ya kali aja pak Ikbal hari ini tergoda. "Kalau tergoda dia sama saja berarti..." Gumamku seorang diri dilorong kampus.
Tak lama aku sampai didepam ruangan konseling. Aku langsung masuk aja tanpa mengetuk pintu. Saat didalam "Waw..." Aku melihat pak Ikbal hanya memakai celana dalamnya saja.
"Kamu..." Gumam pak Ikbal tanpa kaget sedikit pun. Aku hanya tersenyum pada pak Ikbal.
"Duduk..." Seru Pak Ikbal. Aku mengikuti perintahnya namun bukan duduk dikursi melainkan dimeja. Disini pula aku bisa melihat tonjolan pak Ikbal yang menggoda itu. Is the best kalau ku bilang... walau agak serem kalau membayangkan masuk lubang. Namun sayang itu hanya sebentar pak ikbal langsung menutupnya kembali dengan mengganti celana.
"Kok... ditutup... lagi...?" Tanyaku dengan menarik permen karet dari mulutku.
"Takut ada yang pengen..." Jawab Pak Ikbal dengan langsung duduk dikursi disampingku dengan memakai satu persatu kancing kemejanya. Sementara aku diatas meja. Gak sopan sihhh sama guru tapi dia kan booking saya jadi profesional aja.
"Hahaha..." Aku tersenyum nakal mendengar jawaban pak ikbal. "kalau iya pengen... mau ngasih... gak...?" Seru ku dengan mengelus elus pak pundak pak Ikbal. Pak ikbal hanya diam tak menolak atau mengiyakan.
Lalu pak Ikbal mengambil sejumlah uang di mejanya.
"Ini bayaran kamu..." Seru pak Ikbal.
"Saya belum kerja kali... pak... Santai aja... kerja dulu baru uang..." Jawabku dengan mendekat wajahku ke pak Ikbal.
Lalu kupegang tangan pak ikbal kuletakan dipahaku. 'Aneh...' Pak ikbla tidak menolaknya. Dan semakin kudekatkan wajahna hingga bibir ku dan bibir pak ikbal akan menyatu. Tapi tiba tiba ada seseorang mahasiswi masuk. Sehingga aku terkejut langsung berdiri dan berpura pura jadi mahasiswa biasa.
"Kalau masuk ketuk dulu kali..." Gumamku menyindir siwanita. Karena kesal dia mengganggu ah....
Bukan hanya mengganggu kini dia berpura pura baik didepanku pada pak ikbal dengan membantu merapihkan pakaian pak Ikbal yang membuat bogem ku mengepal sempurna. Dia pun memberi minum pada pak Ikbal. Aku berasa jadi patung yang didiamkan.
"Oke... saya pulang aja pak... bye..." Ucapku dengan langsung pergi dari ruangan konseling. Aku berjalan melewati lobi.
"Anjing... tuh... cewe ganggu aja padahalkan udah... ah... sial sial...." Gumamku sambil berjalan. Namun tiba tiba langkahku terhenti.
"Duit....!!! Duit.... nya belum ku ambil... rugi gua.... bodo lah... dari pada BT liat tuh cewe mending balik..." Gumamku kembali.
Aku pun pulang kekosan dengan wajah suram. Dikosan aku mengunci pintu kamarku. ku masukkan wajahku kebantal.
"Ikbal... Anjing...."
"Ikba.... Keparat..." Teriakku hingga aku terlelap tidur.
Malam hari aku sudah ganti baju dan mandi. Sedang dikamar berdua dengan Yusron.
"Udah... lo BT mulu... dari tadi balik... jadi gak ganteng lo don..." Seru Yusron padaku.
"Bodo Amat..." Jawabku.
Tak lama ku dengar suara ketukkan pintu.
Tok tok tok...
Tok.. tok...
Yusron kedepan untuk membuka pintu. Aku berdiri untuk mengintip.
"Eh... cari pak Ikbal... cari Doni ya..." Tanya Yusron.
"Iya..." Balas Pak Ikbal. Yusron tersenyum pada ikbal. Lalu yusron melihat duit segepok. "Wow..." Kaget Yusron.
"Bentar Ya..." Serunya. Lalu balik kekamar.
Kuhampiri Yusron dengan cepat.
"Ehhh kenapa lo bilang ada... hah?" Tanyaku dengan kesal.
"Gak boleh bohong sama orang baik..... udah gitu bawa duit segepok pula... temuin gih..." Seru Yusron padaku.
"Males..." Jawabku singkat.
"Ceelah males..." Jawab Yusron.
"Mending lo bilang gua gak ada... gih..." Pintaku pada Yusron.
"Ok...!!" Jawab yusron dengan membawa tas.
"Eh... mau kemana lo bawa tas...?" Tanyaku bingung.
"Mau ngedet sama si moge... mau nebeng sama pak ikbal kali aja dia kegebet ama gua... bye..." Seru Yusron dengan pergi.
"Aiiiihhh gila... lo..." Jawabku.
Yusron pergi keluar. Dia bicara diluar entah apa yang dia bicarakan tiba tiba dia pergi ninggalin pak ikbal.
"Ngomong... apa si... yusron kok ikbal masih disini..." Gumamku kesal.
Obralan Yusron.
Yusron : Ditunggu sebentar ya doni lagi siap siap dulu. Duluan pak...
Ikbal : Iya
End

Aku menatap pak ikbal dari dalam kaca. Tak lama ia menatapku.
"Mampus ketauan... jadi harus nemuin ahhh kamprettt yusron awas lo besok kampret..." Gumamku.
Tok tok...
"permisi... don..." Seru pak ikbal.
Aku pun dengan males membuka pintu.
"Hei..." Sapa pak ikbal saat kubuka pintu.
Aku hanya tersenyum tak menjawab pertanyaannya. "Masih marah gak...?" Tanya pak ikbal.
"Enggak kok biasa aja.." Jawabku yang sebenernya dongkol banget sumpah.
"Emmmhhh saya tau kok kamu baik..." Seru Pak Ikbal.
"Biasa aja..." Jawabku dengan berjalan kehalaman. " Cewek tadi juga baik..." Seruku pada pak ikbal.
"Cewek...?" Tanyanya.
"Iya yang tadi masuk dikampus.." Jawabku. "Siapa sih dia...?" Tanyaku yang memang ingin tau siapa cewe itu.
"Ohhh itu dia baik dia satu satunya soudara saya..." Jawab Pak ikbal.
"Saudara...?" Tanyaku dengan sedikit senyum.
"Iya saudara..." Jawab kembali pak ikbal.
Aku tersenyum mendekati pak Ikbal. "Tunggu disini ya." Pintaku pada pak ikbal.
Aku berlari kedalam kamar. Keujung rumah lalu aku lompat lompat diujung karena senang tau cewek jtu saudaranya. sambil ketawa dan berkata.
"Yes... yes... yes..." Ucapku.
"Don kamu lagi ngapain...?" tanya tiba tiba pak ikbal.
Malu...
...
..
.
To be continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Kde žijí příběhy. Začni objevovat