Part 29

18.2K 592 13
                                    

"Terus Mr.Baper suka sama siapa? Sekarang?" Tanyaku dengan sedikit penasaran. Pak Ikbal menatapku dengan tajam dan menggenggam tanganku erat. "Aku suka sama seseorang yang kini selalu membuat ku stres..." Ucap Pak Ikbal dengan menatapku. 'Apa aku membuatnya stress? Tapi aku gak ngerasa tuh...' pikirku dalam hati. "seseorang yang membuatku bisa selalu tersenyum lepas..." Ucap kembali Pak Ikbal. 'Bukan gue... karena gue selalu membuat Pak Ikbal cemberut...' Hati kecilku berkata lirih. "Dan seseorang yang bisa membuatku nyaman ketika disampinya" Lanjut Pak Ikbal. 'Nah... kalau itu aku yakin. Itu aku tapi yang dua bukan aku achhhh....' Decak ku kesal dalam hati. "Seseorang... itu..." Ucap Pak Ikbal terhenti karena aku langsung menutup mulutnya dengan tangan telunjukku. Karena aku tak mau dengar jawabannya. Aku takut akan kenyataan ada orang lain yang menyukai Pak Ikbal. "Kenapa menghentikan ucapanku...?" Tanya Pak Ikbal dengan wajah menatap mataku. "Aku.. aku...." Ucapku bingung dan salah tingkah dengan pertanyaan Pak Ikbal padaku. "Kenapa???" Tanya Pak Ikbal dengan mendekat padaku seolah memojokanku dikursi. "Aku belum siap... dengan jawabannya..." Ucapku dengan menatap kemeja Pak Ikbal. Pak Ikbal tersenyum padaku, entah kenapa. Lalu Pak Ikbal berdiri dan pergi kedapur. Sementara aku kembali duduk dan menarik nafasku. "Ha'ah.... andai jawabanya bukan aku bagaimana? Soal mata kuliah bisa dibenarkan nah kalau cinta? Apa bisa dibenarkan?" Tanya ku seorang diri diruang tv Pak Ikbal. Tak lama Pak Ikbal kembali duduk disebelahku membawakan sebuah minuman dingin.
Hening....
Satu kata yang sedang Aku dan Pak Ikbal alami. Tak ada topik pembicaraan, seolah topik yang biasa sudah habis. Tv yang biasanya menyala kini mati. Hanya terdengat suara motor lewat depan rumah sesekali. "Don..." Ucap Pak Ikbal yang memecahkan keheningan malam. "Hem....." Jawabku dengan so imut hahaha padahal biasanya menggoda. "Boleh aku bertanya...?" Tanya Pak Ikbal padaku dengan mendekatiku dan menatap wajahku. Aku menelan ludahku, kakiku gemetaran Pak Ikbal tersenyum padaku. Aku mencoba kembali senyum padanya sekuat tenaga. Aku mengganggukan kepalaku, tak lama keringatku menetes perlahan. 'Siap siap jawabanya Ya, aku mau jadi pacar dan kekasih Pak Ikbal. Langsung ku cium nie. Ciumannya harus sexy. Biar Mr.Baper bergairah' Ucapku dalam hari dengan hati berdebar seperti heart attack. "Bagaimana kau ML dengan client mu?" Ucap Pak Ikbal. Yang membuat jantungku berhenti, ternyata dia bukan menembakku. Wajahku berubah drastis menatap Pak Ikbal. Awalnya berbinar jadi murung. "Heh... kok diem..." Tanya Pak Ikbal dengan memengang mengang pipiku. 'Dasar tak Peka... batang aja digedein... hati gak peka...' Ucapku kesal dalam hati. Tapi mau gimana "ha'ah..." Aku menarik nafas. "Kalau mau tanya itu jangan dekat jauhan dikit..." Gumamku mencoba sabar. "Oh... ok ok..." Ucap Pak Ikbal dengan agak menjauh. "Jadi bagaimana kau ML dengan clien mu?" Tanya Pak Ikbal yang penasaran. "Emh.... biasanya aku memilih clienku dulu... dan aku orangnya gak pilih pilih orang yang pertama booking ya dia yang dapetin aku" Jawabku dengan tersenyum menatap Pak Ikbal yang menatapku tanpa berkedip. "Lalu..." Gumam Pak Ikbal. "Lalu ya sama kaya dulu kita ketemu kita bicarain harga dan hotel yang mau kita pake. Biasanya kalau orang kaya pilih hotel privat kaya yang dulu aku tawarin sama Mr.Baper. kalau orang biasa biasa aja pasti pilih hotel yang sederhana." Jawabku menjalaskan. "Terus setelah fix?" Tanya Pak Ikbal dengan penasaran. "Setelah Fix baru deh...kita ke hotel. Dihotel kalau orang kaya biasanya ngobrol ngobrol dulu tapi gak banyak yang langsung juga pas depan pintu langsung nelanjangin gitu. Kalau orang biasa aja sih langsung biasanya nyampe kamar matiin lampu hehehe" Jawabku dengan senyum malu malu bercerita. "Emh.... kamu ML pake penganman gak?" Tanya Pak Ikbal dengan penuh tanya padaku. "Harus kah aku menjawab itu Mr.Baper...?" Tanyaku dengan tajam. "Harus...!!" Seru Pak Ikbal dengan yakin. "Kenapa??" Tanyaku. Pak Ikbal terdiam tak menjawab pertanyaan ku. Aku tersenyum padanya. "Apa karena aku calon Pak Ikbal hehehe..." Jawabku dengan terkekeh senyum. "Mungkin..." Jawab Pak Ikbal tanpa senyum padaku. "Oke... aku akan jawab. Jawabnya ya...." Jawabku yang kuputus. "Serius...? Enggak pake penganman?" Tanya Pak Ikbal yang shock. "Ya pake lah Mr.Baper...." Jawabku dengan senyum. Kulihat Pak Ikbal menarik nafas entah kenapa. "Emang kenapa sih Mr.Baper??" Tanyaku jadi penasaran. "Gak apa apa tanya doang..." Jawabnya dengan senyum menatapku. "Sebenarnya Aku dan teman temanku selalu menggunakan pengaman atau kondom. Karena ya kami berfikir untuk kesehatan kami juga. Dan kami tak ingin tertular penyakit HIV. Coba aja pria yang bersetubuh dengan kami aja selama sebulah 30 orang. Kalau tak pake pengaman ya mungkin aku sudah kena HIV dari dulu." Ucapku dengan menatap layatr TV yang mati. Pak Ikbal hanya tersenyum padaku, entah apa maksudnya. "Tapi..." Lanjutku. "Tapi apa?" Tanya Pak Ikbal padaku. "Kalau Pak Ikbal mau malam ini. boleh kok kita gak perlu pengaman atau kondom atau apalah itu. Free pula... cuman buat Pak Ikbal" Ucapku dengan mendekat padanya. "Kok bisa kamu mau dengan ku tanpa kondom pula..?" Tanya Pak Ikbal dengan senyum evil. "Karena aku suka Mr.Baper dari wajah tubuh sampai kaki dan..." Ucapku dengan menyentuh menyentuh wajah Pak Ikbal. "Dan... apa?" Tanya kembali Pak Ikbal. "Dan kenapa gak pake kondom, Karena aku tau gak ada ukuran kondom buat burung Mr.Baper" Jawabku dengan tersenyum mesum pada Pak Ikbal. "Kok bisa?" Tanya nya. "Bisa lah... kan punya Kamu Baper.... BATANG PERKASA AND PISANG AMBON heheheh" Jawabku dengan menggoda. "Sok tau...." Ucap Pak Ikbal. "Faktanya..." Balasku dengan menunjuk arah bawah. "Coba buka..." Ucapku tersenyum makin mesum. "Enak aja..." Jawab Pak Ikbal langsung pergi kekamarnya. Sementara aku hanya tersenyum menatap wajah merah Pak Ikbal. "I Love You Mr.Baper" Gumamku sendiri.
~~~
Pagi hari yang cerah telah datang. Kulihat Pak Ikbal tengan bersiap siap kekampus sementara aku baru selesai mandi. Kini aku mengganti pakaianku. Ketika aku mengganti pakaianku, ada barang yang sengaja kujatuhku. Ketika kulihat itu adalah hadiah untuk Pak Ikbal. Aku belum mengucapakan selamat ulang tahun pula. Aku pun langsung membukus hadiahku. Pak Ikbal tak akan kembali lagi kekamar. Jadi buru buru kubungkus hadiahnya. Lalu aku menulis sebuah surat untuk ku masukkan ke dalam kado.
Surat
------------
Dear Mr.Baper....
Ehem.... Selamat Ulang Tahun... Mr...Baper... semoga panjang umur, panjang rezeki, panjang jadi dosen, panjang burung hehehe, dan panjang segalanya ya. Semoga kedepannya Mr.Baper makin ganteng, makin handsome, dan makin membuat ku cinta hehehe. Oh ya Mr.Baper ada hadiah nieh... gak mahal siehhh tapi ya itu uang tabunganku aku kuras.
1. Ada kemeja garis garis warna biru. Melambangkan apa ya?? Mungkin diri Pak Ikbal yang cool and handaome. Ya gitulah intinya supaya Pak Ikbal ingen doni terus.
2. Ada Jam tangan aku harap kedepannya detik menit jam hari minggu tahun kita akan habiskan bersama. Walau belum ada ikatan. Dan semoga janji Pak Ikbal benar nikahin doni. Ya.
3. Dildo sebenernya doni gak niat beli ini dildo. Ini cuman saran si Ruslan. Katanya biar hubungan unik. Unik darimanya? aku bingung. Mungkin supaya Pak Ikbal ingat aku lelaki dipinggir jalan yang suka sama Pak Ikbal kali. Ya.
Emmm... mungkin itu aja yang bisa doni (doyan nikung Mr.Baper) Sampaikan. Semoga berkesan dan thank you.

Love love you

Mr.Baper

Doni.
-----------------
Selesai menulis aku segera masukan kedalam kado. Dan dengan cepat aku ke luar dari kamar menghampiri Pak Ikbal. "Dari mana sih...? Abis coli ya??? Lama amat dikamar...?" Ucap Pak Ikbal yang mengomel padaku. "Coli??? Aku Bot ngapain coli... mending bantuin coliin Mr.Baper..." Ucapku dengan terkekeh senyum. "Udah berangkat yu... nie sarapannya" Gumam Pak Ikbal yang langsung memberikan roti selai dan mengajakku pergi kekampus.
"Mr.Bapee..." Gumamku didalam mobil. "Hem..." Jawab Pak Ikbal yang fokus ke depan jalan. "Happy B'day Mr.Baper" Ucapku dengan tersenyum manis. Pak Ikbal seolah kaget ketika mendengarku mengucapkan selamat ulang tahun. "Makasih.... don..." Ucap Pak Ikbal Gugup. "Sama sama." Jawabku dengan memakan roti isi selai ku. Tak lama kami sampai dikampus. Aku pun turun dari mobil Pak Ikbal dan langsung On the way ke kelas ku. Dikelas aku senyum senyum sendiri membayangkan saat Pak Ikbal membuka kado dariku nanti. "Hem... Gak sabar..." Gumamku seorang diri didalam kelas.
Tak terasa hari ini berlalu dengan cepatnya. Senja cepat sekali datang. Badanku terasa cape sekali. Aku pun pulang kekosanku. Sesampainya dikosan aku duduk dikursi depan kosan. Untuk beristrahat sejenak melepas lelah.
Beberapa menit istrihat, sebuah motor berhenti didepanku. Motor teman baiku Ruslan. "Mau ngapain loh....?" Tanya ku jutek. "Mau kekaka lo lah... masa ke elo..." Ucap Ruslan dengan mengedipkan matanya. "dih.... Him... him...." Panggilku memanggil Ibrahim. "Iya iya bentar..." Jawab Ibrahim didalam rumah. "Gimana hadiah ultah Pak Ikbal? Dildonya beli...?" Tanya Ruslan padaku diatas motornya. "Beli... cuman reaksinya belum tau... nie..." Ucapku agak deg degan saat ingat memberikan hadiah dildo. Takutnya Pak Ikbal marah. "Sabar ya... ade ipar... hehehe" Ucap Ruslan dengan memanggilku ade ipar. Tak lama Ibrahim muncul. Aku pun segera masuk kekamar meninggalkan 2 sejoli itu hehehe. Dikamar aku bulak balik. Memikirkan ekspresi Pak Ikbal kadang senyum dan juga jadi takut. 'Aduh... Pak Ikbal kok gak sms atau nelp ya... bilang makasih gitu...' Gumamku dalam hati.
Waktu menunjukan pukul 7 malam. Tapi Pak Ikbal tak memberilan kabar sedikitpun "ach.... Fuck baper..." Ucapku berdecak kesal. Tak lama Yusron mendatangi kamarku tanpa mengetuk pintu. "Don... Mr.Baper dateng tuh... emosi keliatannya dia... serem..." Ucap Yusron yang membuatku shock setengah mati.
"Hah.... gimana ini?" Tanyaku dalam hati.
...
..
.
To Be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Where stories live. Discover now