Part 16

20.6K 631 15
                                    

Kulihat pak ikbal berkeringat. Dia gemetar dan gugup. Seperti ada rasa yang coba ia tahan. Aku yang melihat pak Ikbal gugup makin penasaran. Aku makin mendekat padanya.
"Sana duduk..." Seru pak Ikbal.
"Gak mau... saya pengen duduk dipaha Mr.Baper ah...." Jawabku dengan mengedipkan mata. Namun kulihat tangan pak Ikbal menahanku dan menyuruhku duduk kembali dikursiku.
"Kenapa Mr.Baper...?" Tanyaku dengan duduk dan menatap wajah pak Ikbal.
"Gak apa apa saya gak mau... keperjakaan saya hilang... sekarang..." Jawab pak Ikbal yang membuatku shock dan bertanya berarti tadi pak Ikbal mikir mesum padahal pertanyaanku belum selesai.
"Kok... Itu saya kan cuman mau tanya kenapa gugup...?" Tanya ku kembali dengan nada heran.
"Ohhh... itu... hehe... Maaf Maaf ya udah sekarang kita ke mall... aja.. ya..." Ucap pak Ikbal mengalihkan pembicaraan.
"Aneh...." Gumamku dengan menatap wajah pak Ikbal yang gugup dan salah tingkah setengah mati.
"Apa yang... aneh...?" Gumam pak Ikbal yang mencoba tenang.
"Mr.Baper..." Jawabku dengan menatak keluar jendela.
"Kenapa.... aneh...?" Tanya pak Ikbal dengan melajukan mobil sedan berwarna hitam yang nampak elegan.
"Ya aneh.. aja... Setiap saya deketin gugup... tapi kemaren cium bibir saya... Apa Mr.Baper punya kepribadian ganda hah...?" Jelasku panjang lebar dengan kembali bertanya.
"Kamu... ini otak Drama... hahaha ada ada saja..." Jawab pak Ikbal dengan senyuman yang membuatku damai dan tenang ketika disampinya.
30 menit berlalu kami mengobrol dimobil. Aku dan pak Ikbal sampai disebuah mall dijakarta. Aku dan pak Ikbal turun dan masuk ke mall. Banyak orang orang yang berbelanja. Tak hanya belanja ada juga anak SMA sampai SMP yang nongkrong. Dan yang dominan adalah SMA Cowo. Aku yakin mereka sedang mencari om om tajir di mall. Aku tahu dari langgananku, mereka sering cerita kalau mereka itu Kucing alias cowo piaraan. Kaya aku juga sih aku kan piaraan pak Ikbal alias Mr.Baper.
Aku dan pak Ikbal berjalan melalu otlet otlet dimall. Tak lama ada langganan ku menghampiriku.
"Hai... Doni... makin.. ganteng aja... kapan.. giliran OM.. nie..." Ucap Om irwan langgananku dengan tersenyum.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan menaikan alis.
"Maaf dia tidak bekerja sebagai lelaki dipinggir jalan lagi... jadi jangan menyentuhnya..." Ucap pak Ikbal dengan tegas dan kencang.
"Alah... gak mungkin... Ya Don.... kamu pasti butuh uang kan...?" Tanya Om irwan dengan senyum padaku dan menyentuh wajahku.
Krepp... tiba tiba tangan pak ikbal menyentuh tangan om Irwan.
"Sudah saya bilang jangan sentuh tangannya... atau mau mati... hah..." Ucap Pak Ikbal dengan meremas tangan Om Irwan. Aku yang melihat sangat Shock melihat pak Ikbal, dengan mata tajam menatap on Irwan.
'Ok ok... lepasin tangan gua..." Ucap Om Irwan. Pak Ikbal melepaskan tangan om Irwan dengan keras. Om Irwan pun pergi meninggalkanku dan Pak Ikbal.
Aku menatap pak Ikbal dengan tajam.
"Kenapa....?" Tanya pak Ikbal padaku.
"kenapa bertindak seperti itu...?" Tanyaku pada pak Ikbal.
"Saya gak suka liat dia menggoda mu siang siang... pula "Jawab pak Ikbal dengan kembali berjalan.
"Tapi dia itu langganan saya Mr.Baper." Jawabku dengan mengejar Pak Ikbal.
"oh... jadi kamu lebih milih pria hidung belang itu dari pada saya..." Seru pak ikbal yang membuatku bingung, apa maksud pak ikbal dengan memilih dia dari pada saya. Bukannya keduanya sama sama sewa saya.
"Hah.... " Kagetku berdiam diri memikirkan ucapan pak Ikbal.
"Udah saya mau balik..." Gumam pak Ikbal.
Kutarik tangan pak Ikbal agar kita saling berhadapan.
"Mr.Baper..." Panggilku.
"Apa...? Jangan minta maaf. Saya gak perlu." Ucapnya padaku, sementara aku hanya menatapnya.
"Bukan..." Jawabku dengan menatapnya.
"Lalu....?" Tanya pak Ikbal kembali.
"Mr.Baper jangan cemburu... sama clien saya itu. Gimana pun Mr.Baper tetep nomor satu..." Jawabku dengan senyum.
"Hah.... cemburu...?" Tanya pak Ikbal Padaku.
"Iya cemburu... buktinya Mr.Baper tadi marah marah terus sekarang mau pulang." Jawabku dengan polos menatap Pak Ikbal.
"Jangan ngaco kamu... studen... saya hanya membela murid saya. Dan oke saya gak akan pulang... karena saya gak cemburu..." Jawab pak Ikbal dengan tegas.
"Yakin..gak cemburu...?" Tanyaku kembali dengan senyum.
"Yakin... " Jawab Pak Ikbal dengan gagah.
"Oke kalau.. gitu.." Jawabku dengan langsung melepas jaketku dan menitipkannya pada pak ikbal.
"Mau kemana...?" Tanya pak Ikbal.
"Mau ke Om Irwan..." Ucapku dengan melangkah pergi. Tak lama seseorang memelukku dari belakang.
"Please... jangan kembali kedunia itu..." Ucap seseorang itu yang ternyata dia pak Ikbal. "Saya akan berikan apa pun... asal kau tak kembali... ke dunia hitam..." Ucap pak Ikbal ditelingaku tanpa memperdulikan orang orang yang melihat.
"Mr.Baper... Lepasin... Malu...?" Ucapku dengan menunduk.
Pak Ikbal melepas pelukannya. Aku membalikkan tubuhku dan menatap wajah pak Ikbal. Wajahnya seolah takut kehilangan sesuatu.
"Pake jaketnya..." Ucap Pak Ikbal, sementara aku hanya diam. "Katanya mau beli sesuatu... kok diam..." Lanjut pak Ikbal padaku.
Aku bingung dengan ini semua, pak Ikbal cinta tapi gak mau ngomong... kenapa? Apa karena aku lelaki dipinggir jalan. Atau pak Ikbal emang tidak cinta?.
Aku tersenyum pada pak ikbal, walaupun hati ku bingung.
"Ya udah yu..." Gumamku dengan menarik tangan pak Ikbal dan pergi kesebuah otlet baju.
Aku dan Pak Ikbal melihat lihat baju yang ada. Kulihat jaket yang sama dengan punyaku. Ku ambil jaket itu lalu kuberikan pada pak ikbal.
"Mr.Baper... Pegang..." Ucapku. Tanpa banyak bicara Pak Ikbal memegang Jaket yang tadi ku ambil. Kembali kuambil celana Jeans dan kuberikan pada pak Ikbal.
"Nih... Pake ya.. Tuh tempat gantinya..." Ucapku dengan senyum.
"Gak ngapain... saya gak mau..." Ucap pak Ikbal dengan memberikan bajunya padaku.
Aku menarik nafas "ha.ah...".
"Saya gak suka pakaian preman kaya gitu... mending kita balik.." Ucapnya dengan menatapku.
"Preman.....??" Gumamku. "Mr.Baper ini gak Preman... kok.. ini baju gaul... You Know...Mr...?" Ucapku dengan memberikan kembali baju yang tadi kupilih.
"Tetep saya gak mau..." Ucapnya keras kepala.
"Ok... Kalau gitu... saya kembali ke Om irwan deh..." Gumamku dengan melepas sedikit jaket ku.
"Ok Fine... Gue pake... awas aja lo balik... Ke Lelaki tadi saya BDSM kamu..." Gerutunya dengan marah marah keruang ganti.
"Dasar... Mr.Baper...." Ucapku sendiri.
Aku menunggu pak Ikbal keluar dari ruang ganti. Lumayan lama entah sedang apa Pak Ikbal.
Lama menunggu ahirnya keluar juga. "Waw..." Ucapku kagum melihat pak Ikbal yang sangat tampan memakai pakaian yang biasa.
"Kenapa...? Jelek...? Saya udah bilang baju preman gak cocok... buat saya..." Keluh Pak Ikbal menatapku.
"Enggak cakep kok..." Jawabku dengan menatap pak Ikbal.
"Bohong..." Ucap Pak Ikbal kembali.
"Cakep Kok sumpah..." Jawabku dengan menyakinkan. Tak lama pak Ikbal senyum padaku.
"Ya udah kita bayar dulu..." Gumamku dengan menarik pak Ikbal kekasir.
"Gak ganti dulu nih baju...?" Tanya pak Ikbal.
"Gak Usah..pake aja lebih ganteng dari pada pake kemeja plus jas mulu bosen... Mr.Baper..." Jawabku.
"Berapa mbak...?" Tanyaku pada kasir.
"1.300.000 Mas..." Jawab Kasir.
"Nih...." Tiba tiba pak Ikbal memberikan kredit card.
"Eh... kan saya yang bayar..." Gumamku.
"Gak usah..." Seru pak Ikbal. Ahirnya uang pak Ikbal yang keluar.
Aku dan Pak Ikbal keluar dari Otlet dengan pak Ikbal kini telah berubah. Jadi lebih ganteng handsome dan cute.
"balik... yu..." Gumam Pak Ikbal.
"Gak..." Jawabku dengan mencari cari lift.
"Emang mau kemana lagi...?" Tanya Pak Ikbal padaku.
"Kita... Ke Diva..." Jawabku.
"Ngapain...?" Tanya pak Ikbal kembali.
"Kita karoke lah... masa ikkeh ikkeh disana." Jawabku dengan menatap pak Ikbal.
"Oh...." Jawab Pak Ikbal.
"Tapi buat ikkeh ikkeh juga bisa sih kalau mau... hehehe..." Jawabku dengan senyum modus seribu evil.
"Emhhh... tetep mesum..." Gumam Pak Ikbal padaku.
Aku dan pak Ikbal menuju karoke Diva. Kami memesan satu ruangan selama 1 jam. Diruangan aku memilih milih lagu sementara pak Ikbal duduk mentatap ku.
Lama menunggu ahirnya aku memilih satu lagu dari wonder girls no body.
-----
I want nobody nobody But You, I want nobody nobody But You
How can I be with another, I don't want any other
I want nobody nobody nobody nobody

I want nobody nobody But You, I want nobody nobody But You
How can I be with another, I don't want any other
I want nobody nobody nobody nobody
----
Pak ikbal tersenyum senyum melihatku menyanyi dengan gaya menggodanya hehehe. Senyumnya seolah lepas diruangan karoke ini. Tak ada beban diwajahnya. Yang membuat dia tersenyum lebih manis.
"Selesai... giliran pak Ikbal..." Ucapku yang telah menyanyikan satu lagu.
"Gak... saya gak bisa nyanyi..." Ucap pak Ikbal dengan menolak.
"Bisa... harus yakin... aja Ayo..." seru ku denga mendorong pak ikbal kedepan.
Pak ikbal pun mulai memilih lagu. Aku hanya menatapnya yang sedang bingung memilih lagu.
Lama menunggu Pak Ikbal mulai bernyanyi dengan instrumental gitar.
---
Ku pejamkan mata ini saat ku rindu hadirmu
Maka tak sedetik pun bayangmu menghilang
Begitu hebatnya rasa yang Tuhan sedang titipkan
Untukku untukku untukku
Padamu padamu hanya padamu

reff:
Kau lebih dari sekedar bintang-bintang
Kau lebih dari sekedar sang rembulan
Bagiku kau ratu penguasa isi hatiku
Kau lebih dari sekedar bintang-bintang
Kau lebih dari sekedar sang rembulan
Ku pastikan aku selalu ada untukmu
---
Aku tersenyum mendengarkan suara pak ikbal yang sumpah keren banget. Mirip kaya aslinya. Lyla lebih dari bintang. Tapi yang membuat ku lebih tersenyum adalah saat Ikbal menyanyi part Padamu. Dia menunjukku. Membuatku merasa terbang seketia atau bunga yang mekar dengan cepat.
Semoga lagu itu benar untukku.
"Bagaimana...?" Tanya Pak Ikbal.
"I Love You Mr.Baper." ucapku.
"I Hate You Studen Mesum..." balas pak ikbal dengan senyum.
...
..
.
To Be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Onde histórias criam vida. Descubra agora