Part 3

20.2K 1.6K 73
                                    

-Karin Pov-

Kenzie menepati janjinya untuk menjemputku sepulang kerja. Sekarang aku sudah duduk di audi miliknya. Kupandangi pemandangan diluar jendela. Melihat beberapa gedung kaca dan pohon-pohon yang tampak berjalan berlawanan arah denganku. Sesekali aku menatap Kenzie yang sedang fokus menyetir dan dia membalas tatapanku diiringi dengan senyuman nakal khasnya.

Aku langsung mengalihkan pandanganku darinya. Sebenarnya ia ingin mengajaku kemana? Aku bahkan tidak diizinkan pulang terlebih dahulu untuk mengganti seragam kerjaku. Kami hening selama perjalanan dan membuatku jenuh didalam audi miliknya.

"Buka laci dasbor. Aku tahu kau jenuh," ucapnya memecah keheningan seolah dia tahu apa yang kupikirkan.

Aku membuka laci dasbor dan seonggok benda berwarna emas terlihat berkilauan dari dalam laci yang sedikit gelap.

"Dark Choco," gumamku saat membaca tulisan yang terpampang dan dilapisan kertas emas yang membungkusnya.

Tanpa pikir panjang, aku langsung merobek kertas yang melapisi coklat dan mematahkannya sebelum memasukannya kedalam mulutku. Jujur saja, ini sedikit membuatku mual. Dari kecil aku tidak terbiasa makan sesuatu didalam mobil selama perjalanan. Tapi dari pada aku mati dalam kejenuhan, ini cukup membantu untuk mengalihkan pikiranku yang kosong. Dan yang paling membuatku sebal, Kenzie tidak suka banyak bicara disaat menyetir. Setiap aku bertanya 'Kita akan pergi kemana?' dia hanya menjawab 'Kau akan tahu setelah kita sampai.' Menyebalkan sekali.

Tak berapa lama, Kenzie memarkirkan audinya didepan sebuah butik. Aku termangu menatap bangunan berwarna putih orange dihadapanku.

"Untuk apa Kenzie mengajakku kesini?" pikirku. Tanpa kusadari Kenzie sudah berada diluar dan membukakan pintu untukku.

"Ayo keluar." Ia menyodorkan tangannya kearahku.

Aku menerima uluran tangannya dan keluar lalu Kenzie menutup pintu audinya sebelum kami berjalan memasuki butik.

"Halo Kenzie, selamat datang! Sudah lama kau tidak mengunjungi butikku." Sapa seorang wanita paruh baya yang langsung memeluk Kenzie. Tak lama wanita itu melepas pelukannya dan menatapku. "Apa dia pacarmu?" bisiknya ditelinga Kenzie tapi masih bisa kudengar.

Kenzie tersenyum miring. "Seperti yang kau lihat," jawabnya sambil menggenggam tanganku.

"Oh," gumam wanita itu sambil mengangkat sebelah alisnya dan kembali menatapku dari ujung kepala hingga keujung kaki. Aku hanya tersenyum simpul mengikuti tatapannya.

"Karin, kenalkan ini temanku Clara. Dia designer yang sangat luar biasa yang pernah aku kenal." Kenzie merangkul wanita yang bernama Clara itu.

"Salam kenal Clara," sapaku masih mempertahankan senyum.

Clara membalas senyumanku. "Salam kenal juga Karin." Ia kembali menatap Kenzie dan berkata "Apa kau bermaksud untuk memilihkan baju untuknya?"

"Tentu saja. Hari ini aku ingin menghadiri acara pesta pernikahan temanku dan aku ingin mengajaknya, jadi aku ingin dia tampil secantik mungkin," balas Kenzie riang.

Clara memutariku sambil mengamati setiap inci tubuhku. Sesekali ia menarik rambutku beberapa helai dan melepaskannya lagi. "Ini mudah sekali. Kemari sayang!" Ajaknya sambil menggerakan jari telunjuknya sebagai kode.

Aku menatap Kenzie yang masih tersenyum misterius dan dia membalas tatapanku sambil mengangguk. Aku tidak tahu apa yang direncanakannya. Dia bilang ingin mengajakku kesuatu tempat tapi ternyata hanya ingin menghadiri pesta pernikahan temannya. Yah, cukup mengecewakan, padahal aku berharap ia akan mengajakku ke tempat yang pemandangannya bagus.

Loizh II : AreyWhere stories live. Discover now