Part 5

18.9K 1.5K 124
                                    

-Alex Pov-

Atap kamar, itulah pemandangan yang pertama kali kulihat setelah membuka mata perlahan. Terlihat sosok gadis memakai jubah berwarna putih cerah sedang berdiri menatap jendela dengan posisi memunggungiku. Ia menatap langit temaram dengan gerak gerik yang membuatnya gelisah. Aku mencoba mengangkat kepalaku yang masih terasa pening, lalu mulai terduduk perlahan dan menatapnya.

"Roy," gumamku pelan.

Roy menoleh dan menatapku. Raut wajahnya tampak muram. "Alex," bisiknya sambil melangkah kearahku.

"Sedang apa kau dikamarku?"

"Jawab aku, apa yang sudah kau lakukan sampai ayah mempercepat pernikahanmu?"

"Aku—." Aku tidak tahu harus menjelaskannya dari mana yang jelas ini terasa sangat rumit. "Aku—aku ketahuan saat mengunjungi Kakek."

"Kakek?"

"Hmm—maksudku tuan Za'." Dari ekspresinya, sepertinya Roy belum mengetahui bahwa Tuan Za' adalah kakeknya juga.

"Untuk apa kau mendatangi tempat Tuan Za'? Apa kau—merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuanku?"

Aku tidak tahu harus menjawab apa. Jika Roy tahu aku datang ketempat Kakek untuk meminta bantuan agar bisa menjadi manusia, apa yang akan dia pikirkan tentangku? Apa dia akan berpihak pada ayah untuk menghalangi jalanku?

"Alex," panggilnya sambil duduk disampingku. "Kumohon, jangan ada yang dirahasiakan dariku."

"Maafkan aku Roy. Aku—." Sebuah ketukan pintu memotong ucapanku. "Siapa ?" teriakku dari dalam kamar sementara Roy menatap kearah pintu.

"Ini ibu," jawab suara dari balik pintu.

"Masuk saja bu!" teriakku lagi.

Tak lama pintu kamarku terbuka dan sosok perempuan masuk.

"Akhirnya kau sudah sadar. Bagaimana kondisimu ?" tanya Ibu sambil mendekatiku sementara Roy bangun dan melangkah menuju jendela.

"Aku baik-baik saja."

"Sungguh?"

Aku hanya mengangguk. "Ibu jangan khawatir. Aku baik-baik saja."

"Syukurlah." Ibu tersenyum lega. "Kalau begitu, sekarang bersiap-siaplah. Acara pernikahanmu akan segera dimulai Alex."

"Ibu, aku—aku belum ingin menikah. Aku belum siap untuk itu," ucapku memohon.

"Ini sudah menjadi keputusan kami, Alex. Kami ingin kau terbebas dari penderitaanmu."

"Semenderita apapun aku, aku masih bisa menahannya. Percayalah bahwa aku bisa melewatinya tanpa harus menikah!" sergahku masih keras kepala.

Ibu menatapku lekat. "Bagaimana ibu bisa mempercayaimu setelah ibu tahu apa yang akan kau lakukan hari ini Alex?" ungkapnya tegas. "Kami semua tidak ingin kehilanganmu. Kau harus tahu itu!"

Untuk pertama kalinya aku melihat ibu dengan rahang mengencang dan menatapku seperti itu. Lembut dan tegas. Ketegasan yang hampir menyerupai sifat keras.

"Sekarang kau bersiap-siaplah!" titahnya sebelum pergi dan keluar dari kamarku melewati pintu.

"Apa kau ingin merubah dirimu menjadi manusia ?" tanya Roy sambil menatap langit setelah pintu tertutup.

"Iya. Aku ingin menjadi manusia," jawabku pasrah karena aku tahu Roy mungkin sudah mengetahuinya.

"Dan meninggalkan kami?" tanyanya lagi. "Kau ingin meninggalkanku?"

Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan siapa-siapa disini. Aku menyayangi mereka, tapi aku juga ingin selalu mencintai Karin. "Apa yang harus kulakukan, Roy?" tanyaku mulai merasa lelah.

Loizh II : AreyWhere stories live. Discover now