Part 7

17.4K 1.5K 162
                                    

-Alex Pov-

Aku merasakan diriku mengambang di udara setelah melewati rasa sakit yang menderaku. ulqi-ku mungkin sudah mulai menipis. Aku melayang bersama jiwaku menembus kegelapan yang hampa. Dan mungkin sebentar lagi tubuhku akan lenyap perlahan. Entah mengapa ada rasa bahagia ditengah kesedihanku saat ulqi Karin menyerap seluruh ulqi-ku, seolah-olah aku hanya milik Karin seorang dan dia sedang mengambil alih diriku untuk menyelamatkan jiwaku.

"Alex," Bisikan lembut memanggilku dan memekakan telingaku.

Aku hanya terdiam dan menikmati suara itu, tapi tak lama aku merasa ada telapak tangan menyentuh dahiku. Tangan itu begitu hangat dan aromanya sangat khas dalam penciumanku yaitu—Karin. Sentuhanya membuatku tenang bahkan aku merasa sangat bahagia.

"Alex, buka matamu," bisiknya lagi namun lebih dekat di telingaku.

Akupun memenuhi permintaanya untuk membuka mata perlahan. Kulihat sosok yang selama ini kurindukan sepanjang hari. Dia terlihat begitu bersinar dihadapanku. Cahaya putih cerah menyelimutinya sementara tubuhku sudah diselimuti cahaya biru cerah. "Karin?"

Karin tersenyum. "Bolehkah aku memilikimu?"

"Tentu saja," jawaku membalas senyumnya. "Itu hal yang kuinginkan."

Kulihat senyumnya semakin melebar. ia membentangkan tangannya padaku. Aku mencoba untuk meraihnya dan akhirnya aku berhasil memeluknya. Pelukannya begitu hangat dan membuatku nyaman hingga aku terbuai dengan segala perasaan yang menenangkan ini. Kulihat aura biru cerahku masuk dan tenggelam kedalam cahaya putihnya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanyaku setelah aku menyadari bahwa ulqi-nya sedang menyerap ulqi-ku tanpa melepas pelukanku.

"Karena aku ingin memilikimu," jawabnya lembut.

"Apa dengan cara ini kita bisa bersama?"

"Kau akan bersamaku dengan memilikiku, Alex."

Semakin lama tubuhku semakin lemas dan energiku serasa dikuras habis. Bisa kurasakan Karin semakin memelukku erat sementara tanganku sudah melemas dan pelukanku terlepas. Aku hanya bisa bergantung dan bersandar dalam pelukannya.

"Jangan lepaskan aku," bisikku lemah.

"Aku tidak akan melepaskanmu jika kau mengizinkanku untuk memilikimu, dengan begitu kau bisa memilikiku dan kita tidak akan terpisah lagi," bisiknya membuatku merasa nyaman.

Cahaya biru cerah yang menyelimutiku mulai memudar dan hilang digantikan oleh cahaya putih cerah milik Karin yang juga menyelimutiku dalam pelukannya. Aku mulai menyandarkan kepalaku dan terlelap dalam kebahagiaan dan kehangatan tubuhnya.

* * *

Aku membuka mata perlahan. Kulihat langit-langit kamar yang sudah tidak asing lagi di mataku lalu aku berusaha untuk duduk. Kupandangi telapak tanganku dan sekujur tubuhku dengan heran. Seharusnya aku sudah lenyap bukan? Atau jangan-jangan—.

Dalam sekejap seseorang membuka pintu dan masuk sambil berkata "Alex! Akhirnya kau sadar!" Ayah memelukku erat dan tampak antusias.

"Ayah."

"Ayah pikir kau—." Ucapan Ayah terpotong sambil memperhatikanku dengan mata tak percaya. "Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Aku sendiri juga tidak tahu. Aku—." Sesuatu berkelebat dalam benakku hingga aku membentangkan tanganku. Cahaya tipis menyelimuti telapak tanganku hingga membentuk bola aura berwarna—putih cerah. "Ulqi-ku—," gumamku takjub.

"Alex." Ayah melepas pelukannya dan memandangi bola cahaya yang mengambang diatas telapak tanganku.

"Ulqi Karin. Jadi—sekarang aku memilikinya?" tanyaku pada diri sendiri, masih tak percaya dengan apa yang kulihat.

Loizh II : AreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang