Empat : Melabuhkan Hati

420K 20.3K 385
                                    

Seorang wanita cantik berperawakan tinggi semampai menghampiri Alka, wajah cantiknya terlihat begitu tidak bersahabat.

"Siapa wanita yang ada di kamarmu? Kenapa keadaanya penuh dengan luka? Kau apakan dia?" tanya wanita itu, tangannya terlipat di depan dada dan matanya menatap tajam pada Alka, "Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, aku bisa melaporkanmu atas tindakan penganiayaan Al, jadi jawab semua pertanyaanku dengan jujur!" tuntut wanita tersebut.

Alka sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang di ucapkan oleh wanita tersebut, matanya tertuju pada layar laptop yang ada di depannya, memperhatikan grafik saham yang terus saja mengalami penurunan.

"Alka Naufal Hendrato aku sedang bicara denganmu! Sebenarnya apa yang terjadi? Di rumah, Radit membawa seorang wanita tidak di kenal dan wanita itu mengaku kalau dia adalah seorang pelacur yang Radit beli dan sekarang aku pun menemukan seorang wanita lemah tak berdaya tergolek di atas tempat tidurmu. Apa yang sedang kau dan Radit rencanakan?"

Dengan penuh ketenangan Alka beranjak dari atas tempat duduknya. Kini posisinya berhadapan langsung dengan wanita yang sedari tadi terus saja memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

"Dia calon istriku, Ayesha."

Mendengar jawaban yang Alka katakan membuat Ayesha bukan main terkejutnya.

"Jangan bilang kalau dia pun seorang pelacur?"

"Iya, dia seorang pelacur," jawab Alka santai.

"Sebenarnya apa sih yang sedang kau dan Radit rencanakan, kenapa kalian membeli para pelacur? Di luar sana banyak wanita terhormat yang tentunya bersedia untuk kalian jadikan pendamping?" tanya Ayesha, "Aku sudah menganggapmu seperti kakakku sendiri Al sama seperti aku menganggap Radit. Aku berharap kalian mendapatkan pendamping yang baik. Bukan malah mendapatkan pendamping seorang pelacur."

"Kau menganggap aku dan Radit kakakmu tapi nyatanya kau sendiri tak pernah mau memanggil aku dan Radit kakak, padahal umurmu jauh di bawah kami berdua," dengan gemas ia mengacak pucuk kepala Ayesha. Berusaha mencairkan suasana yang sudah mulai mencekam.

"Habisnya kalian berdua selalu membuatku kesal," gerutu Ayesha.

Alka tertawa setelahnya ia langsung menannyakan tentang keadaan Aliandra pada Ayesha, "Bagaimana keadaan Aliandra?"

"Namanya Aliandra? Kalau aku boleh tahu berapa umurnya? Prediksiku menyatakan kalau umurnya masih di bawah 20 tahun."

"Bulan depan umurnya 17 tahun," jawab Alka.

Lagi-lagi Ayesha terkejut, "Dia masih dibawah umur Al, bagaimana mungkin kau mau menikahi anak di bawah umur? Apa kau gila?"

"Aku akan menikahinya bulan depan, dan aku rasa tidak akan ada masalah," jawab Alka.

"Tapi Al—, "

"Ayesha aku memanggilmu kemari bukan untuk mewawancaraiku tapi aku memanggilmu kemari untuk memeriksa keadaan Aliandra. Bagaimana dengan luka-luka yang ada di tubuhnya?" tanya Alka memotong segala pertanyaan yang hendak Ayesha ajukan padanya.

Ayesha mendelik marah, namun pada akhirnya ia pun menjelaskan tentang keadaan Aliandra pada Alka, "Luka-luka di bagian sekitar tangan dan punggungnya tidak cukup parah, yang aku khawatirkan adalah luka yang ada di pergelangan kakinya. Harus di lakukan pemeriksaan lebih lanjut Al, di takutkan ada bagian tulang kakinya yang patah," jelas Ayesha, "kalau bisa besok bawalah dia ke rumah sakit."

Aliandra | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang