Lima : Melarikan Diri

379K 18.7K 181
                                    

Tepat pukul setengah empat dini hari Aliandra terbangun dari tidurnya. Dengan langkah terseok Aliandra menuju kamar mandi. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamar mandi, matanya menatap ke arah dimana Alka tengah meringkuk di atas sofa panjang yang ada di sudut kamar sebelah kiri menempel pada dinding dan tepat di samping sofa itu berdiri rak buku berundak tujuh dan semua buku yang mengisi rak buku tersebut adalah buku  bisnis, tak ada buku jenis lain.

Aliandra melanjutkan langkahnya memasuki kamar mandi. Wajahnya terasa begitu segar saat air dingin membasuh permukaan wajahnya, ia berharap setiap basuhan air yang ia gunakan untuk berwudhu dapat membersihkan dirinya dari segala dosa. Begitu banyak dosa yang telah ia lakukan, ia tahu dan sadar kalau Allah pasti tidak menyukai apa yang saat ini ia perbuat. Ia tinggal bersama lelaki yang bukan mahromnya dalam satu atap bahkan kini ia berada dalam satu ruangan dengan lelaki tersebut, meskipun Alka tidak menyentuhnya namun ia yakin kalau Allah tidak menyukainya.

Setelah berwudhu Aliandra menggelar sajadahnya tepat di dekat sofa yang Alka tempati karena hanya di dekat sofa yang Alka tempatilah yang mempunyai space kosong untuk ia jadikan tempat shalat.

Dalam keheningan malam Aliandra mulai bermunajat, memohon pengampunan dari Sang Maha Pemberi Ampun.. memohon belas kasih dari Sang Maha Pengasih.. dan meminta kebaikan dari Sang Maha Pemilik Segala Kebaikkan.

Saat sujud.. hatinya benar-benar telah terpaut pada Sang Maha Pemilik Kehidupan.

Ya Allah... andai sisa umur yang Engkau berikan padaku membuatku semakin jauh pada-Mu, maka aku mohon putuskanlah segala hubunganku dengan dunia Fana ini.

Alka terbangun dari tidurnya saat ia mendengar isak tangis yang begitu terdengar jelas di telinganya. Mata Alka langsung tertuju pada sosok Aliandra yang kini tengah menangis dalam sujudnya.

"Kenapa ia selalu menangis saat bersujud?" tanya Alka bingung, perihalnya bukan hanya kali ini saja ia mendapati Aliandra menangis dalam sujudnya, "Apa kakinya tidak merasa sakit saat ia shalat?" mata Alka kini tertuju kepada bagian kaki Aliandra yang di tekuk saat bersujud.

Setelah mencurahkan segala kerisauan dan ketakutannya dalam sujud terakhirnya Aliandra perlahan bangun dari sujudnya, rasa sakit tak terhankan saat ia melipat kakinya dalam tasyahud akhir, namun rasa sakit itu perlahan mulai tak Aliandra rasakan kembali saat hatinya sudah kembali terpaut kepada Allah... Sebelum salam ia meminta agar Allah mengijinkan dirinya untuk dapat berjumpa dengan Baginda Rasulullah. Ia takut kalau sampai Allah tidak mempertemukannya dengan Baginda Rasulullah, calakalah ia bila hal itu terjadi padanya, sungguh demi Allah ia sangat merindukan Rasulullah, tak pernah sekalipun ia lupa meminta pada Allah agar di pertemukan dengan Rasulullah dalam mimpinya saking rindunya ia pada sosok Rasulullah yang bahkan tanah malu mengeraskan pijakkannya, malaikat malu dengan ibadahnya dan matahari malu menunjukkan cahaya kepadanya.

Perlahan pandangan Alka dan Aliandra saling bertemu saat Aliandra menolehkan kepalanya kesebelah kiri untuk mengakhiri shalatnya. Saat itu hatinya berdebar di luar batas normal, berulang kali ia meminta ampun atas rasa yang kini ia rasakan.

"Maaf kalau shalatku mengganggu tidurmu," ucap Aliandra pelan, "pindahlah ke atas tempat tidur, itu akan membuat tidurmu lebih nyaman."

Alka mendengarkan setiap kata yang Aliandra ucapkan padanya dan ia pun menuruti apa yang Aliandra katakkan, ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan ia sengaja merebahkan tubuhnya tepat di sebelah kiri, bagian inilah yang Aliandra tempati dan dari bantal yang kini ia pakai ia dapat mencium wangi rambut Aliandra yang menempel pada bantal tersebut.

Aliandra | ENDWhere stories live. Discover now