Dua Puluh Tiga : Kehilangan Yang Menyakitkan

349K 18.4K 2.1K
                                    

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
[Ali Imran:185].

🍁🍁🍁

Alka menyandarkan punggungnya di dinding rumah sakit yang terasa dingin menembus kemeja biru yang ia kenakan. Malam semakin larut namun rasa kantuk tidak kunjung datang menyapanya. Sudah dua hari dia di Singapur, tepatnya di rumah sakit Mount Elizabeth Novena.

Keadaan Lisha tidak kunjung membaik. Segala peralatan medis yang canggih telah terpasang di tubuhnya. Dan sungguh setiap Alka melihatnya rasa bersalah memenuhi hatinya.

Kata andai terukir di kepalanya. Andai lima tahun yang lalu ia tidak melakukan hal itu dengan Lisha, Semuanya tidak akan serumit ini. Tapi apa mau dikata, semuanya telah terjadi. Semuanya telah menjadi takdir kehidupannya.

Lima tahun yang lalu. Setelah menjalin kasih selama sepuluh tahun. Akhirnya ia berani melamar Lisha. Segala angan telah di ukir. Namun takdir seakan tidak berpihak padanya. Di hari pertunangan mereka Lisha tidak datang.

Ia menunggu.. terus menunggu. Hingga datanglah kabar kalau Lisha tidak akan datang. Saat itu ia berharap apa yang ia dengar salah.

Ia yakin bukan hanya dia yang menantikan pertunangan ini, tapi Lisha pun menantinya. Lantas apa yang membuat Lisha tidak datang?

Di tengah hujan yang mengguyur jalanan ibu kota. Ia melajukan mobilnya menuju rumah Lisha. Ia harus segera mendapatkan kepastian apa penyebab Lisha tidak datang ke acara pertunangan mereka.

Rumah Lisha kosong. Tak berpenghuni. Tidak ada satupun orang yang bisa menjawab kebingungannya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ribuan pertanyaan menari-nari memenuhi kepalanya.

Selama satu tahun ia terus mencari keberadaan Lisha seperti orang gila yang kehilangan akal. Dari satu kota ke kota lain dari satu negara ke negara lain. Namun tidak pernah membuahkan hasil, hingga tepat di hari ulang tahunnya ia mendapatkan kiriman kado dari Lisha. Sebuah novel bersampul biru bertuliskan Hari Indah Bersamamu, ia sangat tahu apa kebiasaan Lisha. Lisha selalu menuliskan perasaannya di dalam lembaran-lembaran novel yang ia sukai. Semua novel koleksi miliknya selalu penuh dengan coretan tangannya. Dengan tangan gemetar saat itu ia membuka setiap halamannya tanpa membaca isinya. Hingga akhirnya ia menemukan tulisan tangan Lisha di halaman 201.

Alka...
Maafkan aku yang harus pergi meninggalkanmu di hari pertunangan kita.

Alka..
Aku telah kehilangan sesuatu yang sangat penting bagi diriku dan dirimu.

Alka, Aku mencintaimu.

Hanya itu yang Lisha tulis. Kalimat yang membuat ia semakin kebingungan.

Kehilangan? Apa yang hilang?

Dan kini setelah lima tahun berlalu akhirnya ia mendapatkan jawabannya.

Lisha kehilangan calon bayi mereka. Tepat lima jam sebelum pertunangan mereka terlaksana Lisha mengalami pendarahan.

Lisha hamil anaknya. Sungguh ia tidak tahu akan hal itu.

Aliandra | ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt