-2. Sebuah Film Komedi

20.6K 3.2K 882
                                    

Sudah seminggu Draco menginap di rumahku. Dia memang tidak mengacaukan rumahku dengan mantra-mantra atau apalah. Tapi, dia terus-terusan mengangguku dengan keluhannya.

Seperti saat ini.

Pagi ini, aku sedang membaca sebuah buku sambil duduk di sofa, ketika tiba-tiba, Draco menjatuhkan dirinya di sebelahku lalu bergumam, "Apa foto-foto Muggle benar-benar tidak bisa bergerak? Payah sekali!"

Aku menutup bukuku lalu menatap Draco dengan sebal. "Apa maumu?"

"Aku ingin cepat-cepat keluar dari rumah ini. Rumah Muggle membuat kepalaku sakit," katanya.

Aku memutar kedua bola mataku. "Memangnya aku mau kau berlama-lama di sini?"

Draco mengangkat bahunya. "Siapa yang tahu kalau kau diam-diam menginginkan keberadaanku—"

"Jangan harap!" selaku sambil kembali membuka buku di pangkuanku.

Dari ekor mataku, aku bisa melihat Draco kembali mengangkat bahunya.

Aku menginginkan keberadaan Draco? Hah. Mana mungkin!

[.]

Sepagian ini, Mom dan Dad menghadiri suatu acara bersama teman-temannya di salah satu mal di kota kami. Sekitar pukul dua belas, mereka pulang dengan banyak sekali barang bawaan.

"Untuk apa semua barang ini?" tanyaku sambil mengambil beberapa kantong belanja dari tangan Mom.

"Sebagian besar berisi bahan makanan. Aku tidak mau lagi-lagi membuat roti lapis madu untuk sarapan," sahut Mom. Ia meletakkan beberapa kantong belanjanya di atas meja ruang tamu, kemudian mulai memilah-milah.

Aku melirik Draco. Cowok itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia bahkan hanya tetap duduk di sofa sambil menonton tayangan televisi di hadapannya. (Dia pernah berkata bahwa televisi adalah satu-satunya hal yang bisa membuatnya merasa berada di dunia sihir. Soalnya, televisi itu bergerak-gerak. Sementara foto, surat kabar, dan sebagainya di dunia Muggle hanya bisa diam.)

"Kurasa Draco menyukai roti lapis madu buatan Mom," kataku.

Draco langsung menoleh cepat. "Ap—"

"Yang benar?" Mom menatap Draco dengan senang.

Seminggu yang dihabiskan Draco di rumahku, membuat orangtuaku sadar bahwa Draco adalah cowok menyebalkan yang banyak maunya. Mom pernah membuat seloyang kue stroberi untuk Draco. Tebak apa yang dilakukan cowok itu? Yap. Menolaknya. Dia menolak dengan berkata, "Tidak. Kuemu kelihatannya tidak enak."

Aku benar-benar ingin memukul wajahnya.

Draco mengangkat bahunya. "Roti itu lumayan. Tapi kau tidak pernah membuatnya lagi. Jadi, aku mulai merasa kalau aku menganggapnya enak hanya gara-gara aku memakannya saat aku sedang lapar."

"Roti lapis madu memang enak," timpal Dad. Ia kemudian menoleh kepada Mom lalu berkata, "Kalau Draco suka roti lapis madu, sebaiknya kau buatkan roti itu. Lagipula, aku juga menyukai roti itu. Hermione pasti juga suka."

Mom mengangguk. "Baiklah. Akan kubuatkan."

"Kita bisa memakannya sambil menonton film itu," kata Dad. Ia tersenyum lebar.

Mom juga menampilkan senyumnya. "Ide bagus."

"Film apa?" tanyaku.

Dad merogoh kantong belanjaannya lalu mengeluarkan sebuah film. "Film ini," katanya sambil tersenyum lebar.

[.]

Film yang dibeli Mom dan Dad bukan film yang terkenal. Aku bahkan tidak pernah mendengar judulnya.

Atau, apakah itu hanya karena aku telah menghabiskan waktuku di dunia sihir begitu lama? Entahlah.

Orangtuaku memaksa Draco untuk tetap tinggal dan ikut menonton. Kurasa yang membuat Draco menuruti permintaan mereka hanya karena ada banyak sekali roti lapis madu di atas piring.

"Kau boleh mengambil sebanyak yang kau mau, Draco," kata Mom ketika ia meletakkan piring berisi roti-roti di atas meja.

"Bagaimana kalau aku juga mau?" tuntutku. Enak saja. Draco tidak bisa terus-terusan bersikap seenaknya di rumahku.

"Hermione," tegur Dad sambil sibuk menyiapkan film. "Draco itu tamu. Kita harus menghargainya."

Yang dibicarakan tampak tidak peduli. Draco hanya mengangkat bahunya lalu mengambil sepotong roti dan memasukkannya ke dalam mulut.

Aku bisa melihat Mom menunggu reaksi Draco. Cowok itu tidak mengatakan apa-apa soal makanannya. Begitu potongan roti pertamanya habis, dia hanya memajukan tubuhnya untuk mengambil potongan berikutnya. Aku bisa melihat Mom sangat senang.

Sementara itu, Dad sedang sibuk berkutat dengan film yang baru dia beli. Katanya, ada sedikit masalah dengan film itu. Tapi akhirnya, film itu bisa diputar juga. Dad tersenyum senang.

"Kalian semua pasti suka film ini," kata Mom sambil menjatuhkan dirinya di sebelahku. Kami berempat duduk berjejer di sofa. Mom duduk di bagian paling kiri sofa. Aku duduk di sebelah kanannya. Di sebelah kananku, Draco Malfoy duduk sambil masih menikmati roti berlapis madu (yang entah keberapa). Di sebelah kanan Draco, Dad duduk sambil sesekali berkutat dengan ponselnya.

Sekarang, kami sudah menghabiskan sekitar setengah jam menonton film itu. Bagiku, film itu tidak terlalu menarik. Film komedi itu memang agak lucu. Tapi aku tidak sampai tertawa terbahak-bahak ketika menontonnya.

Hanya saja... Draco tertawa terbahak-bahak ketika menontonnya. Aku sampai terlonjak kecil setiap kali cowok itu tertawa. Tawanya benar-benar aneh. (Atau mungkin, itu hanya karena aku tidak pernah mendengar dia tertawa yang benar-benar tertawa. Paling-paling, hanya tawa merendahkan saja yang selama ini keluar dari bibir menyebalkannya itu.)

Saat Draco tertawa, dia terdengar seperti sedang menahan sesuatu di tenggorokannya. Kedua matanya terpejam. Tangan kanannya (yang menggenggam entah potongan roti keberapa), memegang perutnya. Sementara tangan kirinya menepuk sofa berkali-kali.

Bahkan Mom dan Dad tidak tertawa sampai seperti itu.

"Konyol sekali! Cowok di film itu benar-benar bodoh!" seru Draco di sela-sela tawanya.

"Apakah di dunia sihir tidak ada film komedi?" Mom berbisik di telingaku.

Aku menoleh padanya. "Kurasa tidak."

Mom mengangkat wajahnya dan menatap Draco yang tatapannya tidak pernah lepas dari televisi. Senyum Mom terukir. "Kalau begitu, kurasa aku akan mengirimkan film-film komedi untuknya di Hogwarts nanti. Dan oh, mungkin juga pemutar film portabel. Dia pasti menyukainya."[]

a.n
cuma mau jelasin kalau bab yang depannya ada min (-) itu berarti flashback. Terus ntar flashback-nya sampai 0. Abis 0 langsung 2, karena 1-nya kan udah di awal. HEHE. Semoga ngerti : )

p.s aku lagi TO wkwk WML yaa \mupeng\ HAHA.

Apparate [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang