Perjodohan

285K 9.5K 81
                                    

>Flashback on

*Satu minggu sebelum pertengkaran di ruangan kerja Denis

Denis POV

"Denis bangun! Bunda sama Ayah mau ke acara pernikahan sekaligus resepsi, anaknya bos kantor Ayah. Kamu harus ikut!" itu suara teriakan Bunda diikuti  gedoran pintu di luar kamar

Mataku memicing  mengolah perkataan Bunda.

"nggk bisa Bun, Denis capek" balas ku setengah sadar dengan tubuh  tertutupi selimut.

Kantuk aku masih menuntut haknya, juga tubuhku, akh seperti akan remuk.

Aku tadi hanya sempat bangun untuk sholat subuh setelah itu kulanjutkan tidurku lagi  hingga Bunda datang menggedeor-gedor di luar. maklumlah, semalam meeting hampir sampai jam 12 sedangkan perjalanan pulang memakan waktu 1 jam. Alhasil, tubuhku kelelahan. Lagi pula  kok bisa sih ada acara pengantin jam 10 pagi. Dimana-mana itu malam.

Sial, merusak moment khidmat bersama kasur saja.

"tapi kata Ayah kamu harus ikut nak, katanya ada orang penting yang mau ditemui, bangun yuk. kamu dari pagi tidur terus, ini udah pukul 9 loh" bujuk Bunda.

Mendengar Bunda berkata seperti itu,  artinya tidak ada penolakan. itu adalah peraturan rumah ini. tidak ada penolakan jika itu permintaan Ayah apalagi dengan embel-embel orang penting.

Aku menyibakkan selimut dan berusaha bangkit dari tempat tidur yang sangat sulit kuajak move on pagi ini. Haarrgh

"den..." bunda masih keukeuh di depan pintu dengan tingkat  gedoran di atas normal.

"yah oke oke" balasku sambil berjalan ke kamar mandi dengan tubuh yang terhuyung-huyung.

"bunda sama ayah tunggu dibawah ya nak, 10 menit loh. jangan kaya anak gadis 1 jam" Bunda bersua, seraya berlalu meninggalkan kamarku, langkah kakinya terdengar menjauh.

Mendengar ocehan bunda aku hanya membalas dengan tertawa kecil dengan mata yang masih setengah terbuka sambil meraih handuk di balik pintu kamar.

Yah..... itu adalah kebiasaanku, lama berdandan, oh bukan lebih tepatnya lama bersemedi di kamar mandi.

Dan memang kenapa harus anak gadis saja yang bisa dandan 1 jam? Anak lelaki juga harus bisa. Sepertinya harus ke Kementrian Hukum dan Ham agar di pertimbangkan lagi, agar supaya laki-laki mendapatkah hak untuk berdandan lama juga.

Pemikiran bodoh.

Aku keluar 40 menit kemudian, dan bisa  pastikan wajah Bunda sudah sangat tekuk  menungguku. Katanya make-up nya sudah habis karena luntur gara-gara menunggu, yah sepertinya beliau benar. Polesan cat di wajahnya memang agak berkurang tapi beliau masih cantik kok, mengalahkan semua wanita di dunia ini.

"kok resepsinya pagi sih yah? Biasanya kan malam" tanyaku setelah kami berada di mobil menuju gedung pernikahan sekaligus menemui orang yang katanya penting itu.

"karena acaranya bukan di jakarta saja Denis. Setelah acara disini siang, nanti malam di lanjutkan di bali, resepsi lagi. Yah... Namanya juga orang kaya" ucap Ayah dengan wajah terus fokus pada jalanan pagi hampir siang jakarta.

Aku mengguk paham lalu kembali menatap layar smartrtphone.

***

Kami akhirnya tiba Hotel Bintang Lima itu, tepatnya di lantai 3.

Hotel ini cukup mewah dengan interior yang mengesankan. Seluruh dindingnya di cat warna kuning soft. tapi, pada setiap dinding yang menonjol sedikit seperti membentuk tiang tapi cuman setengah, di cat dengan corak batik. tiap setengah tiang itu memiliki corak batik yang berbeda, sepertinya mereka memakai banyak Roller bermotif batik. Beberapa Lampu-lampu hias bermata kristal besar tergantung menjulang tinggi di atas kami, semakin menjukan kesan mewah pada hotel ini. Dan tidak ketinggalan mewah pula 2 orang yang sekarang menjadi raja dan ratu sehari di atas pelaminan dari A-Z bisa ku jamin semua memakan biaya yang tidak sedikit.

Hijrah CintaWhere stories live. Discover now