HIJAB

157K 6.6K 47
                                    

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(QS. Al-Ahzaab : 59)

***

Sekar memasuki sebuah hotel berbintang dengan menggunakan midi dress merah pulkadot, leher dress-nya sedikit terbuka membuat tulang selangkanya terlihat jelas, tubuhnya terlihat ramping dan sedikit sexy.  seorang pegawai wanita berlari kecil menghampirinya lalu menuntunnya menuju salah ruang gedung yang berada dalam hotel tersebut.

Benarlah yang dikatakan oleh kedua orang tua mereka, Denis dan Sekar.  kalau mereka tidak perlu mengurusi apapun untuk pernikahan nanti. lihatlah kini Sekar berdiri tercekak memandang keseluruh sudut gedung yang megah itu dengan segala pernak-pernik serta hiasan-hiasan complate wedding . kursi-kursi tertata dengan rapi, meja-meja prasmanan berjejer bak pasukan delapan, di salah satu sudut gedung siap menjamu lidah-lidah undangan, lampu-lampu hias kelap-kelip di setiap dinding menambah keindahan wallpaper dinding tersebut. hei, ini kan masih min 3 hari pernikahan mereka, tapi lihatlah para pelayan-pelayan untuk acara nanti sudah siapa siaga dalam gedung itu. Sekar menyempatkan diri bertanya kepada pegawai yang tampak akrab dengannya itu, menurutnya ini terlalu cepat, kasihan mereka. "kata nyonya besar, supaya mereka belajar biar nanti pas hari H mereka tidak membuat kesalahan" itu adalah jawaban pegawai tersebut, Sekar menggeleng-gelengakan kepalanya mendengar jawaban itu, mamanya terlalu 'lebay'.

Tapi bukan hal-hal itu yang membuat Sekar terkaget-kaget karena dia sudah paham betul sifat keluarganya, yang membuat Sekar tidak habis fikir adalah dua foto besar terpampang menutupi dua sisi dinding dalam gedung itu.  foto dua insan yang begitu mesrah, si lelaki memeluk pinggul sang wanita yang sedang tertawa lepas duduk di atas pangkuan si lelaki.  Sekar mengendus kesal  'kapan aku foto prewed?' dia membatin heran, bisa dipastikan orang yang mengedit foto itu sangat berkerja keras. orang tua mereka memang tidak main-main.

"maaf bu Ajeng, silahkan lewat sini"mbak Silvi pegawai yang dari tadi menemaninya melihat gedung itu mempersilahkannya masuk kedalam salah satu bilik kamar, sepertinya ruang ganti baju. pegawai itu memang sudah sangat akrab dengannya sebab setiap acara yang diadakan oleh keluarganya di hotel ini pasti mbak Silvi yang menjadi pelayan khusus mereka.

"oh, iya maaf. ayo"

Sekar mengayunkan langkah memasuki ruangan yang di tunjuk oleh mbak Silvi, di sana sudah berdiri tegak dua patung, satu laki-laki dan satunya perempuan mereka mengenakannya baju pengantin, patung lelaki memakai jas hitam parlente, layaknya baju pengantin lelaki lainnya. tapi gaun wanitanya yang membuat Sekar kembali kesal. gaun berwarna gold tanpa lengan dengan sentuhan manik-manik silver yang membuatnya terlihat begitu mewah menjuntai beberapa centi meter ke lantai sangat lebar dan besar. di tambah dengan mahkota permata mutu manikam. Sekar menggelitik ngeri melihatnya, terlalu berlebihan. bukan apa, tapi Sekar sungguh tidak menyukai sesuatu yang terlalu mewah apalagi  gaun itu sepetinya jika dipakai sangat  memperlihatkan bagian dadanya. dia mengendus dongkol, Sekar sangat tidak suka dengan gaun itu. dan lagipula dia sudah mempunyai rencana sendiri untuk cara berpakainnya nanti. mungkin sebaiknya dia bicarakan dulu dengan orang tuanya masalah gaun ini.

"Mba Silvi?" Sekar melongokan kepala kepintu memanggil Mbak Silvi. setelah melayani Sekar, Mbak Silvi lalu keluar untuk mengawasi pelayan-pelayan yang lain.

"Mba Silvi?!" kali ini Sekar berjalan kepintu, mungkin Mbak Silvi tidak mendengarnya.

"nggeh bu, maaf saya tadi mengawasi mereka mengangkat pot ke pojok ruangan" Mbak Silvi berlari kecil menghampiri Sekar dengan rupa bersalah di wajahnya.

Hijrah CintaWhere stories live. Discover now