chapter 17

15.5K 1.6K 158
                                    

[Mulmed: itu penampilan(?) daffa pas ke bandara. round glasses ih gemashz.

d444mmmnnn gucci]

*****

Klub bakset sudah memasuki bus dan hendak ke bandara untuk pulang ke kota tercinta.

Iya, sehabis menjalani perjalanan panjang dengan Raka, sehabis melalui banyak hal yang sebenarnya tidak sehat untuk jiwa dan raga tapi baik untuk hati, akhirnya Raka dan Daffa kembali ke penginapan dengan aman dan damai,

setelah tersesah hampir dua jam.

Mereka berdua masuk ke dalam penginapan dan langsung melesat ke kamar dengan mulus tanpa sepengetahuan seorangpun di sana.

Saat itu pukul 3 malam, yang biasanya Daffa tidak akan melakukan apapun selain tidur. Bahkan biasanya kalau terbangun dan merasa mau buang air kecil, Daffa tidak melakukannya karena mager.

Malah pernah kencing di kasur dan dikira Raka mimpi basah.

Tapi khusus malam tadi, Daffa melakukan yang tidak pernah dia lakukan. Bepergian menggunakan mobil pinjaman padahal sendirinya belum punya SIM, makan di tempat favorit dan ditembak di sana?!?!?!

Ah apa itu sudah termasuk 'menembak'? Raka hanya bilang bukan cimiwiw lagi mas, tapi masa depan saya ini, bukan Daf mau jadi masa depan gue yang seresminya ga?

Hubungan mereka masih sangat membingungkan. Kayak, yes, they love each other, tapi tentang hubungan? Masih terlalu burem, kayak Daffa ngeliat gak pake kacamata.

Pada akhirnya, Daffa hanya bisa menghela napas pasrah. Paling tidak dia bisa sedikit lega karena Raka sudah memperawani bibirnya tadi malam.

Uuuhh, maknyus

Tapi banyak kejadian yang membuat mood Daffa agak tidak teratur sekarang.

Raka dan Daffa susah bangun paginya, tentu saja, karena sarapan berjamaah dimulai pukul setengah 6 pagi, sementara mereka baru sampai penginapan pukul 3.

Jadi? Telat bangun.

Kalo telat bangun? Ya diocehin coach lah!

Niatnya waktu makan Daffa bisa ketawa bareng squad, tapi entah kenapa tadi pagi Azka menatapnya tajam seolah dia itu daging dan Azka adalah anjing yang tidak makan berhari-hari.

Azka juga menyita Sayed agar selalu bersamanya, dengan cara menggandeng tangan Sayed sampe mau ngambil nasi sama minum aja susah.

Respon Sayed? Dia cuma bisa senyum gak enak.

Raka? Jangan ditanya yah kawan. Raka mah gak peduli kalo ada yang ngambek sama dia. Yah, jadinya Raka gabung sama rombongan adek kelas dan berakhir dengan Daffa yang makan berdua sama Arima.

Ironis.

"Daf, jangan melamun ntar jatoh." Seseorang berbisik tepat di telinganya, membuat Daffa sedikit risih dan langsung berbalik dengan ekspresi tidak suka.

Ternyata itu Yth. Raka Pratama permisah.

Gak jadi deh Daffa kesel, yang ada dia baper. Karna hatinya gak kuat menahan perbuatan Raka tadi, Daffa menunduk. "Emang gue anak kecil apa?!"

Setelah itu Daffa tidak mendengar jawaban. Tapi pemuda di hadapannya juga tidak bergerak sama sekali, membuat Daffa mau-mau tapi malu mendongak.

Raka sedang melihatnya dengan senyuman tulus, pemirsah.

[ i ] Raka and DaffaWhere stories live. Discover now