Vier

2.9K 199 23
                                    

PART 4

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

Shilla mencoba menegakkan tubuhnya yang hampir limbung, berulang kali ia menahan rasa kantuknya yang dengan sengaja menyerang disaat pelajaran kimia berlangsung. Sial. Umpatnya dalam hati.

Kenapa bisa gue selalu ngantuk banget di hampir semua mata pelajaran berlangsung? Ckck.

"Aqilla.. gue ngantuk banget, nggak bohong." Ucap Shilla pelan. Aqilla yang mendengar ringisan dari mulut Shilla hanya tertawa kecil. "Ngantuk, ya? Minum deh, rasa ngantuknya pasti langsung hilang." Aqilla memberikan botol minumnya ke arah Shilla.

Shilla menerimanya. Lalu meneguk air mineral tersebut. Tapiiiii nggak bisa! Ngantuknya masih ada!

"Percuma, masih ngantuk tahu. Cubit deh, cubit tangan gue biar nggak ngantuk." Shilla menyodorkan tangannya untuk dicubit Aqilla tapi cewek tersebut menggeleng.

"Liat Dito coba deh, biasanya ngantuknya langsung hilang."

Shilla menggeleng, "nggak berhasil juga tahu daritadi."

"Shilla!"

Shilla langsung menegakkan tubuhnya, ia sangat hafal dengan suaranya. Gawat!

"Nama lain dari HCl adalah?" Tanya bu Asri. Shilla membelalak kaget, ia harus bagaimana? Shilla menggigit bibirnya, ya Tuhan.. semoga jawaban kali ini benar. "Asam Klorida." Jawabnya dengan wajah takut.

"Bagus, lain kali kamu jangan pernah tidur setiap pelajaran saya. Mengerti, Shilla?"

Shilla mengangguk pasrah. Padahal kan ia nggak tidur! Cuman ngantuk.

"Sekarang gabung ke kelompoknya masing-masing! Akan ada tugas dari saya."

'Tugas, tugas, tugas, lama-lama kepala gue penuh sama rumus.' Ucap Shilla dalam hati.

"Ih, kelompok gue siapa aja, ya?" Shilla menggaruk kepalanya. Bingung. Lupa, ish! Shilla oon.

Aqilla sudah bergabung bersama kelompoknya, terus kelompok Shilla dimana?

"Gue sama lo ya, To?" Tanya Shilla penuh harap. Dito menggeleng. "Bukan."

"Terus gue sama siapa? Gue lupa lagi." Dito melirik sekilas, "ya mana gue tahu. Sama kelompok sendiri aja lupa, dasar Shilla oon, ckckck."

Shilla menatap sebal Dito, padahal kan Shilla bicara baik-baik. Tapi kenapa Dito selalu merespon dengan tidak baik  kepadanya sih, padahal kan mereka satu geng! Apa salahnya? Apa Dito nggak suka kalau Shilla terlalu menunjukkan perasaannya terhadap Dito? Padahal kan, jarang ada cewek yang terang-terangan nunjukin rasa tertariknya ke seseorang yang ia suka! Ckckck.

"Shil!" Panggil salah satu teman sekelasnya, "lo satu kelompok sama kita. Sini, sini."

Shilla tersenyum lega, akhirnya. "Udah deh, lo maklumin aja sikap Dito kayak gitu. Dia tuh emang kayak gitu dari dulu, tapi sebenernya dia baik kok."

Shilla tersenyum kecil, "iyaa, iyaa, gue ngerti kok. Dia tuh sekarang lagi PMS aja mangkanya kayak gitu."

Shilla memandang Dito dengan perasaan bingung, sekeras-kerasnya batu, jika terus terkena air akan bolong juga. Sama seperti Dito. Shilla harus menjadi air untuk Dito, karena Dito berperan sebagai batu. Keras banget hatinya!

Tak lama, mereka berdua sudah memasuki kantin. "Satria! Makanan gue!" Teriak Bella, Satria hanya cekikikan. "Yaela, gue cuman minta dikit, pelit banget sih, Bel."

"Bukannya gitu, tapi lo tuh kebiasaan banget ambil jatah makanan punya gue."

"Berbagi itu pahalanya banyak loh, Bel."

"Bacot lo ah." Satria yang mendengar hanya tertawa.

Shilla menghampiri meja Satria dan Bella, lalu tersenyum manis. "Hai, daritadi heboh banget sih. Suara kalian kedengeran sampai depan sana tahu."

"Ini nih si kunyuk, ganggu gue aja kalau lagi makan." Tunjuk Bella kearah Satria.

"Emang dasar lo aja yang pelit." Sindir Satria. Bella melotot.

"Nggak modal banget sih, Sat." Timpal Aqilla, "bukannya nggak modal Qil, tapi irit." Jelas Satria.

"Sama aja kali." Lanjut Shilla.

"Beda dong."

"Terserah." Satria tersenyum menatap Shilla.

💫⭐️✨

Dito merasakan kepalanya pusing, berkali-kali ia meringis, sakitnya bukan main. Konsentrasinya terpecah, bola yang tadinya ada di genggamannya terjatuh diikuti tubuh Dito yang hampir limbung. Anak klub basket panik, lalu membawa Dito ke UKS. Untung saja masih ada beberapa siswi yang masuk dalam klub PMR yang masih ada di sekolah, termasuk Shilla.

"Ya ampun, itu Dito kenapa?" Tanya Shilla panik bukan main, "nggak tahu nih Shil, tiba-tiba mau pingsan gitu, bantuin dong." Mohon Rifky, teman Dito.

"Kok bisa?" Rifky menatap Shilla gemas. "Ya mana gue tahu. Nanti jangan tanya kok bisa lagi, karena gue nggak tahu Dito kenapa, Shilla Amanda." Shilla hanya terkekeh pelan.

"Badan Dito agak hangat nih, kayaknya dia kecapean deh." Shilla segera mengambil minyak angin untuk Dito, lalu mendekatkan minyak angin tersebut kearah Dito. Tak lama, Dito mulai tersadar. Shilla menghembuskan napas lega.

"Akhirnya sadar juga, lo nggak apa-apa, kan?" Tanya Shilla pelan.

Dito mengangguk pelan.

"Lo itu kecapekan, makanya jangan suka maksain diri, ujung-ujungnya juga lo yang sakit, kan? Nih, minum dulu obatnya biar baikan."

Dito menerima obat tablet yang diberikan Shilla, "ngapain masih disini?" Tanya Dito datar.

"Nungguin lo sadar, tapi karena lo udah ngusir, yauda gue pulang ya. Banyak-banyakin istirahat, jangan maksain diri, lo itu manusia bukan robot."

Shilla membalikkan badannya, "besok lo nggak usah masuk aja, To. Nggak usah maksain diri. Nanti gue izinin deh."

Setelah Shilla hilang dibalik pintu, Dito tersenyum kecil. Lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue kira dia tadi udah pulang duluan, nggak tahunya lagi ngurus UKS toh." Ucap Dito pelan.

🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫

NEXT PART WILL BE UPDATED SOON ! ! !

sorry banget, sampai beberapa part kedepan wordnya nggak sampai 1000 :( gatau kenapa dulu gue seneng banget buat part yg isinya pendek2 WKWKWKWK

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang