Achttien

2.2K 149 51
                                    

Part 18

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

[dan seterusnya bakalan Shilla POV's, kayaknya]

"Shil, Shil," gue memandang Dito jengah. Mau apa lagi, ya Tuhan? Belum cukupkah semua rasa patah hati ini?

"Lo menghindar dari gue, ya?" mata Dito menyelidik.

Gue melepaskan genggaman tangan Dito, lalu berjalan meninggalkannya. Tapi, untuk saaat ini Dito nggak mau ngalah dan itu malah bikin gue benci. Benci karena semakin Dito ngejar gue, rasanya pengen banget meluk dia, gue harus gimana? "lo kenapa, sih?" tanyanya dengan ekspresi bingung. Gue menghela napas panjang, untuk saat ini mengabaikan pertanyaan Dito mungkin lebih baik.

"Misi, gue mau pulang, dan lo ngalangin jalan gue."

Dito mengusap wajahnya gusar, "Shil, jangan kayak gini. Jujur sama gue, lo menghindar, kan?"

Apa peduli dia? Toh mau gue menjauh atau nggak dia nggak akan peduli juga, kan? Sok perhatian, gue udah kebal sama sikap dia yang cuek, tapi kalau sikap dia berubah gini lama-lama gue bisa luluh juga, ah shit!

HWKKKK DITO KENAPA NYEBELIN BANGET, SIH?

Gue menutup mata gue, lalu memandang Dito dengan rawut wajah datar. "iya. Jadi sekarang lo minggir karna gue mau pulang." Sebelum pergi, gue menginjak kaki Dito dengan perasaan yang campur aduk dihati gue. Dia meringis kesakitan, emangnya gue peduli? BANGET. Nggak tega sih nginjek kaki dia, tapi gue kesel.

AHHHHHHHHH sebel.

Dan hari-hari berikutnya Dito mulai kurang ajar, gimana enggak? Hampir setiap hari dia nanya kenapa alasan gue menjauh dari dia dan yang makin buat gue gila adalah omongan dia yang pengen ngejalasin sesuatu kenapa dulu dia cuek ke gue? Dia kira gue masih perduli? Duhhh jangan ditanya, gue aja sampe penasaran banget kenapa dia kayak gitu, tapi tetep ya gengsi.

Dan, bener aja sekarang dia lagi duduk didepan gue. Dia tahu nggak, sih? Hasrat gue buat ngeliat wajah dia makin lama makin kurang ajar, sumpah ini aja gue udah nahan mati-matian bertahan demi gengsi gue untuk nggak ngeliat wajah dia yang superrrrrrr tampan semenjak dia jadi pacar orang. Heran, kenapa cowok yang berstatus pacar orang kadar kegantengannya tuh bertambah? Kenapa? Dan gue masih bingung sampe sekarang.

"Besok kan hari valentine, lo mau apa dari gue?" Satria membuka suara, gue menunjuk diri gue, "lo nanya sama gue?" tanya gue. Satria tertawa pelan, lalu mengangguk.

"Gue mau bunga, nanti taruh didepan rumah gue ya biar secret gitu." Jawab Rafa seraya tersenyum manis. Satria mengedipkan sebelah matanya, "siap, cantik." Gue melihat semburat merah tercetak jelas di pipi Rafa, lalu gue tersenyum kecil, jadi selama ini cowok yang suka Rafa ceritain itu.. Satria?

"Jadi, lo tadi nanya ke gue apa Rafa?" Satria terkekeh, "ke Rafa sih sebenernya, maaf ya, manis." Gue berlagak muntah, "cih, dasar cowok pembual."

"Yang penting tampan, ya nggak?" Satria mengedipkan matanya berulang kali kearah Rafa.

"Kalian punya hubungan gelap dibelakang gue, ya?" gue menatap Satria dan Rafa bergantian, Rafa menunjukkan ekspersi kaget, kalau Satria sih dia cuman cengengesan.

"Jangan pake 'hubungan gelap' dong, kesannya gue udah nyelingkuhin lo, Shil." Protes Satria.

"Ya abisnya sikap kalian aneh, tapi serius.. kalian punya hubungan, ya?" sumpah gue kepo maximal, yang ditanya cuman diem. Lah? Kayaknya bener deh kalau mereka emang punya hubungan dibelakang gue.. Ah, akhirnya Satria berani juga ngungkapin perasaannya ke Rafa, setelah berbulan-bulan cuman diem merhatiin Rafa dari jauh, AHAHAHA.

"Doain aja yang terbaik." Sela Dito dengan senyuman manisnya, Ya Tuhan senyumannya.. kalau dulu, mungkin gue udah mengarahkan ponsel gue buat foto senyuman Dito yang HWKHWKHWK. Ah, udahlah, gue harus berhenti. Tapi nanti, kalau ada kesempatan buat nikung, gue nggak akan segan-segan ngelakuin itu. Jahat sih, tapi.. ah sudahlah.

"To, diem deh lo!" sengit Rafa. Gue cuman senyum tipis.

"Besok lo mau kasih apa To ke Amanda?" gue memaki Satria yang dengan tega membawa Amanda ke topik pembicaraan kita, awas ya lo Sat.

Gue melihat ekspresi Dito yang berubah jadi malu-malu kucing, sebuah senyuman paling manis, gue berani taruhan kalau ini senyum termanis yang Dito punya, sayangnya senyuman itu bukan buat gue. Sakit banget hatiku..

"Kasih cinta sama kasih sayang juga Amanda udah seneng." Jawabannya kek pisau yang sekarang lagi mencabik-cabik hati gue, hiks, nyesek.

"Kretek, kretek, kretek, DUAR!!"

Gue menatap bengis Satria, "tadi gue sempet ngedenger hati seseorang yang lagi patah hati, bunyinya kayak suara gue tadi." Sumpah Satria mati. Aja. Lo. Sekarang.

"Kalau mata Shilla bisa ngeluarin laser mungkin seisi kelas ini udah hancur sama dia." Celetuk Satria lagi, duh rasanya pengen banget nimpuk Satria pake buku paket fisika yang tebelnya minta ampun. Untung Shilla yang baik hati ini anaknya penyabar..

"Sat, sekali lagi lo ngomong, abis lo!" tapi sayangnya kesabaran gue udah abis dicemilin sama Dito!

Tling..

Oh, ada pesan masuk buat Dito. Boleh nggak gue curi-curi kesempatan buat merhatiin wajah dia? Boleh nggak? Boleh ya? Bentar doang kok, nggak apa-apa lah ya, namanya juga masih sayang. Eh?

Tapi.. gue udah merhatiin wajah Dito selama 10 menit..

AH TIDAK!

Untuk saat ini itu adalah waktu terlama..

AH TIDAK!

Ternyata pesona Dito bisa mengalahkan gengsi gue.

AH TIDAK!

Dito ngerasa kali ya kalau daritadi gue merhatiin dia, lalu dia mendongak tepat berhadapan dengan mata gue, iya.. mata gue dan dia saling bertatapan, untung aja nggak ada adegan ciuman, bisa gawat. Lalu gue sebagai cewek yang berusaha sok jual mahal sekarang mengalihkan pandangannya dari doi, "itu di muka lo ada jerawat.. To, hehe." Sumpah itu cuman alibi, percayalah.

"Oh iya, ini jerawat cintanya Amanda."

Sialan banget, astaga, Dito!

Segala di perjelas lagi, emang jahat banget!

Hati ini terlalu sensitif kalau ada yang sebut nama Amandul—eh—maksudnya Amanda, ehehehehe. Udah, gue nyerah, nyerah,se-nyerah-nyerahnya sama Dito.. N Y E R A H.

🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫

Maaf.. untuk para penunggu cerita shilla dkk kalau gue nggak update2 nyahahaha :( / Percayalah kalau sebenernya gue pengen banget banget update nih cerita, tapi apa daya liburan membuatqu kaludh dengan kesenangan semata, so sorry ya sist, maafin donk :) / tapi serius, kali ini komentarnya jangan yang mainstream dong, komen yang lucu atau memberi gue semangat, ya walaupun tetep aja semangat gue tergantung mood, AHAHAHAHAHA. Udah sih itu aja, tapi makasih yaa cintaaqu udah mau rela ikhlas nungguin cerita ini, tehura terhura gimana gitchu, I wuf u.

Part selanjutnya lebih panjangggg dari part ini & sebelum-sebelumnya kokkk!! Yayyy so hepii!!

Show YouWhere stories live. Discover now