Zestien

2.5K 141 44
                                    

Part 16

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

[Dito POV]

"Lo liat Shilla nggak?"

Aqilla sama Rafa cuman diem, gue mengulang pertanyaan serupa, dan mereka tetap aja diem. Iya gue tahu, mereka lagi marah sama gue, karena gue ngajak Shilla dalam acara ini. Apa salahnya, sih? Shilla temen gue juga, kan? Sama kayak mereka, tapi mereka dengan lebaynya bilang kalau gue nggak punya perasaan, nggak punya hati, lelaki kardus, dan macem-macem. Ya mau bagaimanapun gue tetep nggak perduli.

Daritadi di telfon selalu di reject, jangan bikin kesabaran gue habis ya, Shil.

"Gue serius, kalian ngeliat Shilla nggak? Dia tiba-tiba ngilang gitu aja."

"Nggak usah sok perhatian gitu deh sama Shilla!" Balas sengit Rafa, lho kok Rafa sewot?

"Qil.. Lo beneran marah?"

"To, tolong ya.. Gue lagi nggak mau ngomong sama lo untuk saat ini. Jadi, jangan tanya ke gue."

Katanya nggak mau ngomong tapi kenapa nyautin ucapan gue? Cewek kadang suka aneh.

"Barusan lo jawab pertanyaan gue?" Tanya gue pelan. Kalau gue emosi, Aqilla pasti lebih emosi lagi. "Ya mangkanya lo jangan ajak gue ngobrol!!!!"

"Oke." Nyerah gue kalau Aqilla udah marah kayak gitu.

"Raf.."

"Shut up, jerk."

"Rafa.."

"I can't hear you."

"Ini bukan bikini bottom, Raf."

Rafa mengacungkan jari tengahnya di muka gue.

"Kalau lo mau gue maafin, ajak pulang Shilla. Sekarang." Aqilla membuka suara, "Dan lo jangan pernah lagi bawa-bawa Shilla sama permainan yang lo buat sendiri."

Gue berdecak, "salah lagi, salah lagi, jadi cowok ribet banget, ya." Gue menggaruk kepala gue. Pusing.

"Kalau capek jadi cowok, ganti kelamin aja sana!"

Tuh kan, salah lagi aja. Riweuh, riweuh.

"Kyaliyan smwua sucih aquh penuh dosahhh."

Gue menirukan gaya Awkarin, dan disambut tawa geli dari Aqilla dan juga Rafa. Gue senyum, bikin Rafa sama Aqilla nggak marah lagi itu gampang. Buktinya sekarang mereka berdua baik lagi sama gue.

Dan ini kesempatan gue buat nanya dimana keberadaan Shilla, "Shilla sama Satria lagi ke Indomaret komplek nyari makan katanya."

"Oke, gue kesana dulu, ya. Sekalian nganterin Shilla pulang sesuai sama keinginan tuan puteri Aqilla dan juga tuan puteri Rafa." Ucap gue penuh sarkas.

"Sudah sepatutnya pengawal setia menuruti kemauan tuan puteri Aqilla yang cantik jelita."

Cantik dari hongkong.

💫⭐️✨

Shilla kelihatan bahagia banget kalau lagi bareng Satria, beda kalau lagi bareng sama gue. Ya jelas, gimana dia mau bahagia, sikap gue ke dia aja nggak meyakinkan gue kalau dia bahagia kalau sama gue.

Shilla terlihat batuk-batuk, pasti karena asap dari rokok Satria. Ckck, tuh anak udah dibilangin jangan ngerokok lagi, tapi masih aja ngeyel. Tapi gerakan Satria yang menginjak puntung rokoknya di lantai, meyakinkan gue kalau Satria rela ngelakuin apa aja buat Shilla, setahu gue, kalau udah ada sangkut pautnya sama rokok, Satria paling ngeyel, nggak bisa diomong baik-baik dan nggak ada seorangpun bisa ngelarang dia buat nggak ngerokok sekalipun orang tuanya.

Show YouWhere stories live. Discover now