6. Tragedi koridor

10.1K 875 55
                                    

Anka merapikan rok setelah turun dari angkot mini di depan sekolahnya, setelah dirasa semua sudah rapi dan oke dia melangkah tanpa merasa memiliki firasat buruk apapun. Setelah memasuki gerbang kedua sekolah, murid-murid di sekitar lapangan cekikikan entah mentertawakan apa?

Tunggu dulu ... apaan tuh?

Matanya melebar sebesar-besarnya saat menangkap bayangan sebuah spanduk ukuran 6 meter bertuliskan I LOVE ANKA ANNASYA terpasang di lantai atas.

Gila!!!

Setahu Anka spanduk yang terpasang di sana adalah spanduk ucapan WELCOME TO PALAGAN.

Shit. Kerjaan siapa ini? Arggghhh!

Anka tidak perlu menebak siapa pelakunya karena di balik tembok pagar lantai 2 tersebut muncul si Davi and geng, orang-orangnya, Kemal, Ito, Genta, Zayn, Topan, sisanya gue tidak hapal karena tidak sekelas.

Davi mendapati Anka yang sedang diam terpaku meratapi nasib mencerna apa yang tengah terjadi, dia melemparkan ciuman mautnya sambil tertawa penuh kemenangan.

Sejurus kemudian, sesuatu yang tidak pernah Anka bayangkan terjadi, dia menatap sekeliling, kini dirinya sudah menjadi tontonan murid SMA Palagan, ingin rasanya segera mengubur diri di tengah lapangan, andai saja dia tikus bisa saja melakukannya.

Anka memang pernah memikirkan seandainya menjadi pacar Davi, tapi tidak dengan cara norak bergini. Menjatuhkan harga dirinya yang sangat tinggi.

"ANKAAAAAA! SINI LIHAT KE GUE BEIB!!!!" teriak Davi kencang dari atas sana.

"Lo sehat nggak sih, Dav?" jawab Anka dari bawah mengundang tawa sekaligus decak kagum dari seluruh penjuru sekolah.

"BEIB, PLEASE TERIMA GUE SAYANG!! GUE NGGAK BISA TIDUR MIKIRIN INI SEMUA."

Ish, siapa suruh? Jijik bangeeeett. Anka ingin menangis.

"KASIHAN BOSS KITA SIS ANKA!!! PLEASE TERIMA DOI!!!" Timpal Ito lalu ditertawakan kawannya yang lain. Anka menggelengkan kepala heboh seperti mbah dukun sedang membaca mantra.

"IYA SIS........"

"TERIMA...........TERIMA......."

"TERIMA.........."

"TERIMA!"

Sekarang murid satu sekolah seakan meneriakan satu kata itu.

Apa dirinya harus mempermalukan diri dulu seperti ini agar satu sekolah heboh?

Lagi-lagi Davi melemparkan ciumannya. Anka membuang muka sebal. Saat dia membuang muka ke arah koridor letak di mana kantor guru-kantor kepsek-TU berada, segerombolan manusia berjalan ke arah lapangan, di antara mereka ada Bu Gita, guru BK kelas Anka.

MATI.

"DAVI!!! CEPAT TURUN!!!" teriak Bu Gita pada Davi, dan kawan-kawannya yang segera melarikan diri panik.

Anka melirik ngeri ke arah Bu Gita, dia sudah memandangi gadis cantik itu dengan wajah galak.

"HEH KALIAN JANGAN KABUR!!!!!" kata Bu Gita lagi, dia menggeleng-gelengkan kepala gemas.

Saat pandangannya bertemu dengan Anka, ingin rasanya segera ngibrit, di belakang Bu Gita berdirilah sosok cowok yang paling Anka hindari di sekolah ini, Brian.

Brian menggelengkan kepala dengan raut wajah tak terbacanya.

"Anka. Ikut ibu ke ruang BK, sekarang, ayo," katanya tegas dan tak mau dibantah.

"Tapi Bu."

Protesan Anka sama sekali tidak digubris, Bu Gita melenggang pergi menuju ruang BK sendirian menyisakan gerombolan yang wajahnya tak asing lagi, tapi Anka tidak tahu namanya, tidak penting, Anka menggigit bibir kesal melangkahkan kaki juga mengikuti Bu Gita.

EndorphinsOnde histórias criam vida. Descubra agora