14. Kena lagi

9.4K 759 53
                                    

Pikiran Anka yang sedang kacau diperparah dengan keadaan kelas yang sangat bising. Anak-anak kelas seperti biasa berteriak sana-sini, berlarian, memukul-mukul meja, sampai ada yang menari-nari di depan kelas.

Anka tidak bisa tidur setelah pergi dengan Brian kemarin. Mereka semakin dekat dan akrab. Anehnya lagi, menurut Dinda, yang sering melihat cowok mirip Brian berada di sekitar rumah mereka, menguntit atau stalking, tapi apa tujuannya? Brian yang Anka tahu adalah tipe yang misterius, cuek, serius. Cuma melakukan hal-hal yang dirasa sangat penting dan bermanfaat. Brian sudah memiliki pacar, untuk apa mencari tahu tentang Anka sejauh itu. Mana berani sekali mengajaknya pergi cuma berduaan. Ketika si dingin jatuh cinta sangat mengerikan.

Anka melangkah keluar dari ruang kelas, saat sampai di pintu ada Fia mengejarnya membawa sebuah tas kecil, yang Anka tebak berisi alat-alat make up.

"Anka, lo mau ke bawah kan?" tanya Fia tersenyum kecil.

"Iya. Mau ke toilet, kenapa?" sahutnya dingin.

Anka tidak terlalu suka cewek itu. Fia merupakan kawanan geng-nya Tari yang dekat dengan Davi. Tari semakin nyinyir setelah kejadian Anka-Davi waktu itu. Makanya Anka tidak menyukai kumpulan mereka semuanya. Namun, dia berusaha baik selayaknya memang manusia yang baik.

"Nitip tas ini dong, punya Kanya. Please, dia udah menunggu di toilet. Yah?" katanya ramah.

Tanpa curiga, Anka mengangguk "Oke."

"Makasih cantik," Fia menepuk bahu Anka sok akrab, pukulannya saja terasa sangat kasar. Sama sekali bukan tepukan sapaan ramah dan bersahabat.

Anka menuruni tangga menuju toilet cewek yang terletak di belakang bangunan kelas, setelah Anka belok ke koridor di mana toilet itu berada. Anka ditahan oleh dua orang cewek, satunya berambut panjang-ikal, satunya lagi berambut sebahu lurus dan hitam memakai bando berpita kecil. Mereka berdua cantik dan anggun.

"Hai, Anka!" sapa si cewek berambut ikal, ketika tersenyum memamerkan gigi gingsulnya yang menambah kesan manis. Gizka.

"Kalian ada apa ya?" tanya Anka panik.

"Lo mau ke mana?" tanya Kinar.

"Ke toilet."

"Oh, abis itu mau ke mana? Makan bareng yuk!" seru Gizka membuat Anka mengernyit jadi takut dan aneh.

Siapa yang tidak merasa aneh disamperin anak kelas lain yang tak pernah mengenal dengan akrab?

"Tapi gue mau ke toilet. Ada barang titipan buat teman gue. Takutnya dia butuh banget," sahut Anka.

"Yuk deh, bareng!" seru Gizka.

Cewek satunya lagi menyahut, Kinar, "Kita mau membicarakan satu hal. Ke toilet aja dulu yuk!"

Tunggu dulu, kedua cewek ini kan sahabat karibnya Brian dan Rena. Ya Tuhan, ini Gizka dan Kinar.

Belum sempat Anka melarikan diri, Gizka dan Kinar memegang lengan Anka menggiringnya menuju toilet cewek. Karena Anka terlihat mau kabur, tubuhnya bagai didorong sedikit keras agar masuk ke toilet, ketika pintu toilet terbuka. Tubuh Anka langsung basah kuyup karena sebuah ember yang berisi air sudah dipasang di atasnya.

Anka memejamkan mata saat air sukses membasahi kepalanya, membuat semuanya basah kuyup.

"Ya, ampun!" pekik Kinar kaget. "Ada apa ini?"

"Eh??" Gizka juga melongo tak percaya. "Loh?? Kok?"

Sambil meremas kedua tangan yang memegang tas make-up titipan Fia, Anka menoleh ke arah mereka dan menatap bengis penuh amarah. "Puas kalian ngerjain gue?" tanya Anka kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EndorphinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang