P.1 - Bertemu Dengannya

70.2K 1.1K 19
                                    

 

Viska POV

“Kau harus datang ke acara reunian ini, Vis. Di sana, kau akan bertemu lagi dengannya.” Aku menghembuskan nafas berat melalui mulutku. Raissa, sahabatku ini mencoba membujukku untuk datang ke acara reuni angkatan kami, padahal aku sudah menolak puluhan kali sejak kabar itu beredar seminggu yang lalu. Bukan hanya Raissa yang mengajakku namun teman-teman yang lain juga, namun gadis ini lebih sering membujukku daripada yang lain. Gadis ini benar-benar tak pantang menyerah untuk membawaku pada tempat yang hanya akan membuatku kembali pada masa lalu.

              “Sudahlah Sa. Jangan membujukku lagi. Dari awal aku tak berminat untuk menghadiri acara itu.” Aku membanting tubuhku pada sofa yang ada di ruang kerjaku, malas meladeni Raissa yang hanya membicarakan hal yang sama seminggu ini.

              “Aku tahu kau merindukannya, jadi jangan sia-siakan kesempatan ini Viska.” Aku terdiam mendengarkan perkataan Raissa ini. Ya, aku memang merindukannya, merindukkan senyumnya, merindukkan tawanya dan merindukkan sikapnya yang selalu jail dan mampu membuat suasana ruang kelas menjadi hidup.

“Viska, sampai kapan kau akan menyimpan rasa itu sendiri tanpa dia mengetahui hal itu? Aku tahu, selama ini kau belum memiliki kekasih karena kau yang masih menunggunya, iya kan?” ia mencoba memastikan tebakannya kali ini benar. Namun, aku lebih memilih diam, karena kenyataannya aku memang masih menunggunya. Tak ada pria di luar sana yang mampu mengalihkan pandanganku, tak ada yang bisa mengukir senyumku seperti saat aku bersamanya. Hanya dia yang membuat senyum ini ‘terbentuk’ berbeda.

              “Viska, jangan siksa hatimu sendiri.” Pesan Raissa.

              “Aku tak pernah menyiksa hatiku.” Balasku datar.

              “Terserah kau saja. Setelah makan siang, kau harus bertemu dengan client di cafe depan kantor. Ia ingin membicarakan mengenai konsep pernikahannya, satu bulan lagi.” Raissa memegang handle pintu, berniat untuk keluar ruangan. “Aku harap kau akan memikirkannya lagi mengenai reuni itu.” Raissa benar-benar telah keluar dari ruanganku.

              Tuhan. Rasanya aku ingin sekali datang keacara itu, namun hatiku belum sanggup jika ia datang dengan gadis lain. Rasanya terlalu sakit, meskipun hubungan yang kami jalani sekedar teman, namun rasa yang tumbuh dihatiku dengan lancangnya berubah menjadi cinta. Dan dengan beraninya, dia masih menetap di dalam hatiku, meski seringkali aku coba untuk mengusirnya, namun tetap saja dia tak mau pergi.

***

              “Nona Khanza.” Sapaku pada gadis cantik yang memiliki rambut berwarna brown ikal itu, gadis ini tengah duduk di sudut cafe dengan cappucino hangat di depannya cocok untuk siang yang sedikit gelap ini. Aku hanya memastikan jika aku tidak salah orang.

              Gadis cantik yang kusapa dengan Khanza itu mengangguk kecil, ia bangkit dari duduknya “Nona Viska.” Ia melakukan hal yang sama. Aku mengangguk kecil diiringi dengan senyum tipis. Kuulurkan tanganku padanya untuk berkenalan, ini memang kali pertamanya kami bertemu sebelumnya ia bertemu dengan Raissa.

              “Maaf saya terlambat.” Ucapku sedikit menyesal, padahal kantorku berada di depan cafe ini namun dengan lancangnya aku membuat clientku ini menunggu. Aku duduk di hadapannya.

              “Tak apa. Aku juga baru saja sampai sekitar lima menit yang lalu.” Jawabnya dengan seutas senyum manis. Ia kembali mendaratkan bokongnya pada kursi yang tadi di dudukinya.

              “Jadi, konsep apa yang menarik perhatianmu pada pesta pernikahanmu nanti, Nona?” Tanyaku yang mulai mengeluarkan selembar kertas HVS kosong dan juga pensil 2B dari tasku.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now