P. 11 - Indonesia. Farlant!

16.1K 524 31
                                    

heiho balik lagi. terimakasih buat waktunya, buat bintangnya sama buat jarijarinya yang udah ketak-ketik di layar hp atau keypad atau keyboardnya hahaha. ini nih part 11nya, semoga suka yah :)

----------------------------------------------------------

VISKA POV

Disini aku sekarang, berdiri di depan meja receptionist untuk mengetahui kamar sang pemilik hotel yang kudatangi ini. Carlen Hotel, dan Tuan Alvist Proctor Carlen-lah yang berhasil menculikku meskipun bukan dengan tangannya langsung yang menyeretku ke Bandar Udara Zurich dan bertemu dengan Silly, namun sang anak lelakinya-lah yang mengusirku dari Zurich.

“Maaf Nona, ada hubungan apa anda dengan Tuan Carlen? Kami tak mau membuat kesalahan karena memberikan kunci cadangan kamar Tuan Carlen pada pengunjung yang mengaku-ngaku sebagai sekertaris Tuan Carlen.” Sari, begitu nama yang kubaca pada tanda pengenalnya.

“Maaf, bukankah kau sudah menanyakan hal yang sama denganku berulang kali? Kau tak mempercayaiku? Aku ini sekertaris Tuan Carlen, dan beliaulah yang memintaku untuk meminta kunci cadangan itu padamu. Jika kau tak percaya kau bisa melihat ini.” Aku mengambil ponselku di dalam tas, mencari sebuah foto yang menunjukkan bahwa aku memang sekertaris dari seorang Alvist Proctor Carlen.

Gadis itu mengangguk kecil dan meminta maaf setelah melihat foto diriku tengah berdiri di sebelah Alvist bersama dengan rekan bisnisnya yang ada di Korea. Dan, sebuah kunci dengan bandul yang sederhana namun elegan itu kini berada di tanganku. “Kamar Tuan Carlen ada di lantai dua puluh dua, Nona.” Sari memberi tahukanku letak kamar Alvist, aku mengangguk dan mengucapkan terimakasihku padanya.

Aku berjalan menuju lift, menunggua pintu lift terbuka setelah kutekan tombol panah keatas. Rasanya, sudah tak sabar untuk bertemu dengan Alvist, aku merindukannya. Kali ini, aku tak mau menampiknya. Jantungku saja saat ini sudah berpacu tak tentu arah, padahal kami baru berpisah beberapa hari saja.

Pintu lift terbuka, aku bersiap untuk masuk kedalamnya, namun langkahku terhenti saat mendapati pria yang sudah lebih dari dua tahun ini tak lagi kutemui bahkan kuhindari, menghapus segala tentangnya meskipun sampai saat ini aku tak bisa.

Ia, Farlant. Pria itu semakin terlihat matang dengan jas abu-abu yang melekat pada tubuhnya, dasi hitam dengan kemeja berwarna abu-abu, dagunya yang dulu halus kini ditumbuhi dengan rambut-rambut halus yang membuat penampilannya terlihat dewasa. 

Aku masih terpaku disini, sama halnya dengannya yang hanya berdiri di dalam lift, menatapku seolah memastikan bahwa aku benar adalah Viska, namun pintu lift telah tertutup dengan perlahan, menghilangkan sosok itu dari mataku.

Farlant POV

Aku melihatnya, aku yakin dan itu bukanlah halusinasi. Ia terasa begitu nyata, matanya, rambutnya, semua hal tentangnya masih kusimpan dengan rapi di dalam memori ini. Namun, keterpakuanku dengannya membawaku turun ke lantai basement dan aku tak akan lagi kehilangan jejaknya lagi, tanpa keluar dari lift, aku menekan huruf D pada tombol yang tertata di samping pintu lift yang menunjukkan huruf dan juga angka untuk tujuan dilantai-lantai yang ada di gedung ini.

Pintu lift terbuka, namun ia tak lagi ada di sana. Jika itu nyata, pasti ia masih berada disana. Tapi, jika itu hanya khayalan, kenapa rasanya begitu nyata?

Kuputuskan untuk kembalu ke basement, sudah larut malam dan aku harus kembali ke apartemen untuk 

Alvist POV

Aku baru saja menyelesaikan acara membersihkan diri, seharian ini pekerjaanku begitu padat dan tadi aku baru saja selesai menghadiri rapat mengenai promosi Carlen Hotel.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now