P.3 Reunian

26.4K 774 12
                                    

terimakasih untuk waktunya. semoga menghibur. kritik dan saran sangat dibutuhkan :)

Viska POV

              Ah, kenapa pria ini jadi mendadak mengajakku untuk pergi ke reunian SMA bersama. Hal yang sudah ku tolak mati-matian dan dibantah mati-matian olehnya. Kenapa dari dulu dia selalu memaksaku Tuhan, tak tahukah dia hatiku tersiksa dengan ajakannya malam ini?

              Tiiin...tiiin...

              Itu pasti dia! Aku kembali melihat diriku dicermin, rambut panjangku yang ku letakkan di bahu kiriku sepenuhnya, make-up tipis yang terpoles di wajahku, dengan sentuhan lipstik berwarna pink yang menghias bibir tipisku, kemudian aku menggunakan long dress yang menampilkan hampir seluruh punggungku dan sedikit terbuka di bagian dada. Ah~ jujur, aku risih menggunangan long dress ini, namun Raissa dan Mama yang memaksaku untuk menggunakannya. Kakiku dibalut dengan higheels berwarna hitam, senada dengan warna longdressku, entahlah, aku begitu menyukai warna ini.

              Tiiin..tiiin..tiiinnn

              Ah~ Farlant, bisakah dia untuk bersabar sedikit. Kenapa dia bisa membuatku jatuh cinta dengan sifatnya yang tak sabaran itu sih. Aku segera berlari kecil menuruni anak tangga untuk menemui Farlant yang aku yakin wajahnya sudah ditekuk berlipat-lipat karena tak sabar itu. Setelah berhasil meraih tas tangan berwarna pink soft yang ada di atas meja riasku.

              “Bisakah kau menghentikkan jemarimu di atas klakson Tuan?” Tanyaku sedikit kesal padanya yang berada di dalam mobilnya, aku langsung masuk kedalam mobilnya tanpa disuruh, aku sudah biasa. Saat ini, aku tak perduli dengan statusnya sebagai calon suami Khanza, yang aku tahu saat ini adalah Farlant mengajakku tanpa Khanza disampingnya.

              “Jangan banyak bicara, kita sudah telat.” Katanya setelah memandangku dan beralih pada kemudinya.

              “Khanza kenapa tak kau ajak?” Tanyaku saat mobil sedan Farlant mulai membelah jalanan Ibu Kota Jawa Barat ini, jujur aku sebenarnya malas dengan topik yang kuangkat sendiri, namun mau bagaimana lagi daripada aku bingung harus membahas apa  dengan Farlant.

              “Dia sedang ada di Jakarta, dan kemungkinan Foto untuk pre-wedding kami juga akan diadakan di sana. Khanza bilang, ia ingin sekali ke Kota Tua dan juga Taman mini untuk foto pre-wedding ini.” Jelasnya. Entah, aku merasa ia juga malas membahas Khanza. Apa mereka sedang bertengakar? Ah~ aku tak perduli. Daripada memikirkan mereka, aku malah makin sakit hati nanti.

              “Kau besok mengajak kekasihmu kan?” Tanyanya yang membuatku menghadapnya, memberikan sebuah wajah yang dihiasi dengan bibir yang manyun dan mata yang memandangnya dengan kesal.

              “Kau meledekku?” tanyaku yang membuatnya mengerutkan keningnya, namun baru beberapa detik, tawanya meledak, mungkin ia mengerti dengan maksudku. Tapi apa ada yang lucu?

              “Jadi, ini alasanmu untuk tidak datang ke acara reunian jika aku tidak memaksamu kemarin?” Tanyanya menyeringai. Ah~ Farlant, kenapa pria ini sok tahu sekali sih. Aku kan beniat tidak datang karena dirinya bukan karena diriku yang berstatus single.

              “Jangan sok tahu.” Balasku yang mengalihkan pandanganku darinya, menatap jalanan kota Bandung yang mulai dijatuhi butiran-butiran bening dari langit. Aku suka suasana seperti ini.

              “Kenyataannya, aku memang tahu sayang.” Panggilan ini, panggilan yang aku rindukan dari sosok Farlant. Setiap jalan denganku tanpa ada kekasihnya atau saat ia memberikan pesan singkat padaku, ia selalu menyelipkan panggillan ini.

Jodoh Pasti BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang