P.16 - Marriage

21.5K 539 50
                                    

halohaa... selamat malam. selamat bertemu kembali hehehe.

terimakasih yang sudah setia dengan cerita super ngaret ini. terimakasih jejaknya, terimakasih waktunya yang sudah membaca dan membuat tangan pegel buat komen, pokoknya terimakasih banyak. dan ini persembahan terakhir dari JPB. semoga menghibur :)

_____________________________________

Author POV

              Isak tangis itu membanjiri salah satu tempat makam di Bandung. Sedih itu kini menyelinap di hati orang-orang  yang  menyayanginya. Bahkan, orang-orang  yang dulu pernah tersakiti karenanya pun kini hadir, mengantarnya ke peristirahatannya terakhir. Tempat dimana sebuah keabadian akan menjemputnya—Pangkuan Tuhan.

                   Orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman karena dirasa hari telah sore. Namun, dua anak manusia itu masih bertahan disana.  “Ini semua salahku.”  Salah seorang diantaranya membuka suara. Menatap pria disampingnya dengan tatapan sendu. Rasanya, air mata itu telah habis untuk menangis karena menyesali perbuatannya. “Aku yang membuatnya pergi.” Lanjutnya yang membuat pria disebelahnya itu merengkuhnya kedalam pelukannya.

                   “Ini bukan salahmu. Ini sudah takdir Tuhan. Sudahlah, aku tak mau kau membahas ini.” pria itu mengelus rambut gadis yang ada di pelukannya dengan sayang. meyakinkan pada gadis itu bahwa bukan dia-lah yang membuat seseorang di dalam sana tertidur untuk selamanya.

                   “Sekarang kita pulang. Kau butuh istirahat.” Gadis itu mengangguk dalam pelukannya.

***

              Sepasang anak manusia itu kini tengah berdiri di depan pendeta, mengikat janji suci sebuah pernikahan, berharap ini merupakan pernikahan yang pertama dan juga terakhir untuk mereka.

                   Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu, yang membuat mempelai wanita hampir saja menghadap Tuhan, seandainya pria yang dulu dicintainya sekaligus pria yang membuatnya merasa takut untuk kembali ke Indonesia menolongnya, mungkin ia tidak akan berdiri disini. Menebar senyum penuh kebahagiaan kepada orang-orang yang datang menghadiri pernikahannya dengan Alvist, pria yang begitu ia cintai.

                   Ya, dengan sigap, Farlant saat itu mendorong tubuh Viska ke kanan jalan yang berhasil ditangkap oleh Alvist yang ingin menolongnya. Namun sayang, Farlant tak bisa menyelamatkan dirinya, alhasil ia-lah yang harus menghadapi maut itu.

                   Mau tidak mau, Alvist begitu salut dengan besarnya cinta Farlant pada sosok wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya. Ya, wanita disampingnya itu memang pantas untuk dicintai. Kecantikannya dan kebaikan hatinyalah yang membuat ia pantas untuk diperebutkan dan dipertahankan oleh hati pria manapun. Dan ia bersyukur, karena ia-lah yang berhasil mempertahankan sosok itu dalam hidupnya.

                   “Baiklah. Aku harus mengakui jika aku kalah dari Ayah.” Keano menghampiri sang Ayah yang hampir saja mencium bibir wanita yang sudah sah menjadi istri Ayahnya itu. Memang dasar Keano yang jail, ia sengaja datang disaat sang Ayah akan melancarkan aksinya itu.

                   Alvist menggeram kesal dan mengacak rambut rapi putranya itu juga dengan rasa sayang. “Seharusnya dari awal kau mengakui kekalahanmu itu, Bocah Tengik.” Balas Alvist yang membuat Keano mengerucutkan bibirnya.

                   Namun pada akhirnya, Keano merentangkan kedua tangannya, memeluk Ayahnya dengan bangga dan juga haru. “Selamat ya Yah. Sekarang kau telah menemukan wanita yang benar-benar kau cintai dan juga mencintaimu serta keluargamu. Aku harap Ayah bahagia. Aku sayang Ayah.” Keano memberikan selamat pada Ayahnya saat pelukan itu berlangsung.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now