PART I

638 59 35
                                    

Pagi hari di hari Rabu, aku berjalan dengan malas menuju sekolah. Bukannya kebanyakan seperti anak-anak yang lain, aku membenci sekolah bukan karena pelajaran sekolah yang susah melekat di otak, melainkan karena manusia-manusia busuk di sekolahku.

Setibanya aku di depan gerbang sekolah, aku langsung disambut dengan tatapan menjijikan dari para penggencet di sekolahku. Aku selalu menjadi mangsa empuk korban penggencetan mereka. Mereka menamai kumpulan busuk mereka dengan nama 'Bloody Heart'.

Kumpulan mereka atau yang lebih sering disebut 'Geng' oleh anak kekinian adalah Geng yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya, yah akan tetapi menyejahterakan dengan perilaku layaknya seorang 'Iblis'. Menggencet merupakan rutinitas sehari-hari bagi mereka.

"Ly, bayar uang setoran!" Bentak seseorang yang suara seraknya sudah tidak asing lagi bagiku.

"Gua gak mau bayar, Iblis. Emang setoran untuk apa? Elu kira arisan, hah?" sorotku tajam kepada Kevin.

"Gak mau bayar berarti gak sayang nyawa," sahut Vera seraya melentikkan jari-jarinya hingga menimbulkan bunyi 'kretek kretek'.

"Lu juga diam Bidadari Neraka,"

"Tahan kedua tangan dan kakinya!" Seru Kevin dengan senyum licik yang terukir di bibirnya.

Para bawahan Kevin langsung menahan sepasang tangan dan kakiku, kedua tangan dan kakiku terkunci, alhasil mereka menghajarku sesuka perasaan hati mereka.

Yah, akhirnya aku dapat kenangan dari mereka berupa luka memar dan satu gigi geraham yang terlepas dari akarnya.

Aku melanjutkan perjalanan menuju ruang kelas dengan langkah yang gontai. Di pintu kelas aku telah melihat Bu Veera sedang mengajar. Yah, memang nama guruku yang satu ini sangat mirip dengan penggencet sialan itu. Hal ini memang tidak membingungkan, semua itu dikarenakan Vera merupakan anak tunggal dari Bu Veera (A/N : Dibaca Vira).

***

"Lier Abandon, lagi-lagi kamu terlambat masuk kelas dalam pelajaranku, sekarang kamu berdiri di depan kelas!" Bentak Bu Veera saat melihatku tiba di pintu kelas.

Memang namaku agak sedikit aneh, selain penulis yang kekurangan inspirasi, namaku ini diambil dari kata 'Lie' yang merupakan anak hasil dari hubungan haram antar pasangan muda.

Aku dibesarkan di Yayasan Panti Asuhan sebagai tanda kasih sayang kedua orang tuaku. Ibuku menitipkanku di tempat ini dikarenakan Ayahku yang tidak ingin bertanggung jawab atas lahirnya aku ke dunia ini.

"Ly! Kau selalu saja terlambat, nilaimu juga selalu merah," sahut Vera seraya menjulurkan lidahnya kepadaku. Bu Veera hanya mengangguk mengiyakan perucapan dari anaknya.

"Shit, diam kau Jalang! Ini semua juga karena perbuatan geng sampahmu, kalian menggencet dan memukuliku hingga melepaskan satu gigiku yang bahkan lebih berharga dari nyawamu!" bentakku dengan mengeluarkan gigiku yang telah terlepas dari kantong bajuku.

Bu Veera memberikan tatapan 'Apakah-Benar" kepada anaknya, mereka saling bertatapan layaknya orang yang sedang berkomunikasi menggunakan kemampuan telepati. Vera hanya menggeleng pelan kepalanya dan menolak kebenaran yang kusampaikan.

"Tidak mungkin! Anakku.. Maksudku Vera tidak mungkin melakukan itu, bahkan dia bersama teman-temannya datang ke kelas lebih dahulu daripada dirimu!"

Aku pun mengalah, bukannya aku kehabisan kata-kata untuk berdebat dengannya, melainkan berdebat dengannya tidak ada habisnya.

Kita kembali ke geng busuk Vera, mereka tidak pernah ditegur oleh para guru di sekolah dikarenakan perlindungan dari Bu Veera sekaligus mereka yang berhasil menutupi jejak kotornya. Hal itu menambah kebencianku terhadap mereka.

A/N : Ini masih tahap awal, jadi maklum kalo pendek dan kurang jelas :v

Baca kelanjutannya untuk mengetahui semua ketidakjelasan ini :v

Leave your comment and vote!

Youself is under attack!

~NabilZuhdy

Virus DetectedWhere stories live. Discover now