PART V

196 40 12
                                    

"Apa? Bukankah ini stasiun beracun?" Tanyaku terheran-heran setelah mengetahui markas dari 'Blood Teen'.

"Yak, silakan masuk!" Jawabnya yang terdengar lebih seperti sebuah perintah. Uh.

Apakah ini yang mereka bilang markas? Setahuku dari rumor yang beredar, markas Blood Teen ini merupakan stasiun kereta api yang telah ditutup dikarenakan stasiun ini adalah sarang bagi para virus beracun yang menular, oleh karena itulah stasiun ini dijuluki dengan 'Stasiun Beracun'.

Lalu aku masuk ke dalam stasiun itu dengan menerobos benda yang bertuliskan 'Police Line'. Dapat kulihat karat dan lumut yang menutupi dinding stasiun ini.

Aku berpikir lagi, apakah dia sengaja menjebakku ke tempat ini?

"Tidak, aku tidak menjebakmu. Disinilah markas kami." Jawabnya seolah membaca pikiranku. Kami?

Saat kami mulai masuk ke dalam, kulihat beberapa fasilitas yang telah rusak dan tak terpakai. Lalu dia mengajakku menuju pintu ruang kasir. Dia mengetuk pintu itu dan menghasilkan bunyi seperti kode (?). Pintu itu terbuka dengan orang bertopeng 'Jason' di depannya.

"Selamat datang Daniel, bawa orang baru, huh?" Tanya orang itu kepada orang yang berdiri di sampingku.

"Iya, aku menemukannya sedang membunuh seseorang." Jawabnya santai.

"Hah? Kamu juga suka membunuh, ya?" Orang itu bertanya kembali, kali ini tatapannya beralih kepadaku.

"Mmm, sebenarnya aku membunuh secara tidak sengaja, aku tidak suka melihat cairan merah itu." Balasku dengan kepala yang tertunduk. Sebenarnya aku sedikit menyukai cairan yang mencuat dari tubuh korban itu.

Lalu kami beranjak masuk ke dalam. Kulihat ada beberapa bilik dan meja utama di bagian tengah pondok ini. Pondok ini tampak mengerikan dengan gambar latar darah merah tertampang di setiap dindingnya.

"Oh iya, siapa namamu anak muda?" Tanya pria (mungkin) dengan bertutupkan topeng Jason di wajahnya.

"Aku Lier Abandon." Jawabku ragu. Huff, kenapa sih ibuku ngasih nama jelek banget.

"Hahaha, nama yang aneh." Timpalnya. Yah, aku tahu itu manusia bertopeng.

Setelah melalui tur keliling rumah hantu, kami bertiga berkumpul di meja utama. Terlihat Daniel sedang berbicara dengan pria bertopeng itu.

"Dimana Cary, Keith, dan James?" Tanya Daniel kepada pria bertopeng itu.

"Mereka sedang bersenang-senang di Frankenstein Street." Jawab pria itu dengan satu sudut bibir yang terangkat.

***

Tak lama kami duduk, terdengar ketukan pintu yang menghasilkan suara seperti yang dihasilkan Daniel tadi. Tidak salah lagi, pasti itu adalah sebuah kata sandi.

Pria bertopeng itu langsung bergegas membukakan pintu, dan kulihat tiga orang dengan tampang mengerikan bermandikan darah di setiap pakaiannya.

"Wah, ada anak baru ya? Siapa yang bawa?" Ujar gadis kecil yang memegang pisau lipat itu.

"Dia pacarnya Daniel." Canda pria bertopeng itu.

Daniel hanya menatapnya dingin dan melanjutkan mengasah pisaunya.

A/N : Chapter 5 dah keluar :)

Maaf kalau pendek dan kurang jelas. Mohon vote dan commentnya sebagai bentuk partisipasi kalian.

Leave your comment and vote!

Yourself is under attack!

~NabilZuhdy

Virus DetectedWhere stories live. Discover now