PART II

333 46 30
                                    

Disinilah aku, aku berdiri di depan kelas tepat berseblahan dengan meja guru yang kursinya diduduki seorang wanita paruh baya, atau lebih tepatnya Bu Veera sang Bunda dari seorang Iblis berwujud manusia. Beliau... eh terlalu sopan deh, dia juga merupakan seorang guru sejarah di sekolahku.

Aku berdiri dengan satu kaki guna menopang beban tubuhku, tentunya hukuman ini sudah tidak asing lagi bagi para pelajar, terutama diriku. Sesekali kulihat beberapa.. bahkan hampir semuanya berbicara sembari melirikku yang berada di depan.

Terkadang juga aku melirik Vera yang menjulurkan lidahnya setiap kali aku meliriknya, rasanya amarahku sudah dipuncaknya.

Aku menurunkan satu kakiku sebagai tantangan terhadap Bu Veera. Bu Veera sontak menolehku saat terdengar suara benturan sepatuku dengan lantai yang sangat keras.

"Ly!! Mengapa kamu menurunkan kakimu!!??" Bentak Bu Veera dengan mata yang hampir keluar dari rongganya.

"Diam kau wanita tua!! Aku sudah tidak tahan lagi berada disini!!" Perkataanku sempat membuat Bu Veera terdiam dengan rasa tidak percaya. Bagaimana tidak, aku ini seorang gadis, akan tetapi sikapku layaknya seorang Bad Boy, atau bahkan lebih parah.

"Baiklah!! Aku juga sudah muak denganmu nona!! Nanti berikan penjelasanmu kepada Kepala Sekolah!! Sekarang berdiri kamu di luar kelas!!"

Aku pun berdiri di luar kelas, selang beberapa abad (sebenarnya gak nyampe se-abad, cuman bingung mencari perbandingan ._.) setelah aku berdiri di samping pintu kelas, seseorang lewat di depanku, kulihat keindahan iris mata biru laut miliknya. Aku sontak menundukkan kepala dengan wajah yang memerah.

***

Bel tanda istirahat telah berbunyi, seluruh murid di SMP Good Future berhamburan keluar kelas, kecuali aku, ya, karena aku telah berada di luar kelas sejak tadi. Vera dan Kevin pun keluar kelas, mereka diiringi dengan para pengikutnya.

"Sepertinya ada yang baru saja menikmati piknik di luar kelas." ujar Kevin dengan kedua tangan yang menyatu di belakang kepalanya.

"Kau juga akan menikmati piknikmu di Neraka, Bodoh!!" Timpalku.

"What? Bodoh? Hey, siapa yang bodoh disini??!!" Sahut Vera yang beriringan dengan gelak tawa para pasukan Bloody Heart.

Selang beberapa saat para pasukan Iblis itu mencemoohku, Bu Veera turut keluar kelas dan menatapku.

"Cepat ikut Ibu ke ruangan Kepala Sekolah!!" Ujarnya membuka pembicaraan dingin itu.

Aku hanya mengikuti apa yang diperintahkannya, aku berjalan menuju ruangan Kepala Sekolah. Sesampainya disana aku langsung duduk di kursi yang sudah biasa ku duduki, aku bermandikan keringat, seakan-akan semua keringatku berlomba untuk keluar dari kulit-kulitku. Kulihat butiran-butiran keringat yang jatuh tak menentu dari keningku.

Memang aku telah beberapa kali.. atau bahkan sering keluar masuk ruangan Kepsek, tapi entah mengapa perasaan kali ini terasa lebih menegangkan, seperti akan ada hal buruk yang menimpaku.

Seperti yang telah dijelaskan dalam chapter sebelumnya, aku adalah anak yang kecerdasannya sama sekali tidak tampak dan memiliki perilaku yang buruk di sekolah. Sekolah juga telah beberapa kali mengirimkan surat peringatan kepada Panti Asuhanku terkait dengan perilaku-ku di sekolah.

"Ly!! Lagi-lagi kamu berbuat ulah!!" Ucap seseorang yang suaranya terdengar sangat berwibawa.

A/N : Horee cerita kedua udah keluar :)
Lie bakal ketemu cogan nih :v
Apakah yang terjadi selanjutnya? Simak tetap :v

Leave your comment and vote!

Yourself is under attack!

~NabilZuhdy

Virus DetectedWhere stories live. Discover now