PART VI

189 39 8
                                    

Seluruh anggota Blood Teen berkumpul di meja utama di tengah ruangan. Aku mengucurkan keringat yang sangat banyak, jantungku berdetup lebih kencang dari biasanya. Bagaimana tidak, aku dikelilingi para pembunuh berdarah dingin.

"Kalian pulang cepat sekali, ada apa?" Ucap manusia bertopeng membuka pembicaraan.

"Ada banyak polisi berjaga." Jawab gadis kecil itu dengan santai.

"Oh iya, ada anak baru ya?" Sahut wanita dewasa di sebelah gadis itu.

"Iya." Jawab Daniel dingin.

"Baiklah, karena ini sudah malam, dia akan tidur bersama aku dan Cary, karena dia perempuan." Jawab wanita itu.

Kedua wanita itu membawaku ke sebuah bilik yang berada tidak jauh dari meja utama. Setelah sampai, gadis kecil itu yang membuka pintunya. Kamar wanita ini tidak jauh berbeda dari bilik-bilik yang lain, berhiaskan bercak darah di mana-mana. Kamar ini juga memiliki ranjang yang lebar dan mungkin berkapasitas hingga lima orang.

Kubaringkan tubuhku di ranjang, wah sangat nyaman setelah berhari-hari hanya tidur beralaskan kardus.

"Kamu teman Daniel?" Kata gadis kecil itu kepadaku.

"Kami satu sekolah, tetapi aku tidak terlalu mengenalnya---" aku menjelaskan panjang lebar semua kejadian sejak aku bertemu dengannya hingga aku dibawa ke tempat ini.

"Ternyata begitu. Daniel tampan kan?" Tanya wanita dewasa itu dengan menampakkan senyum sinisnya. Sungguh pertanyaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan topik yang dibahas.

"Mm lumayan." Jawabku malu-malu.

"Hahaha, baiklah, pergi sana mandi, lalu ganti bajumu dengan baju yang tersedia." Sambungnya lagi dengan tangan yang menunjuk ke arah suatu bilik, mungkin kamar mandi.

Aku langsung mandi dan menghilangkan kotoran yang menempel di tubuhku. Sungguh nikmat rasanya disiram dengan air dingin sedingin Daniel. Setelah selesai mandi aku langsung mengenakan pakaian dress merah muda yang telah tersedia di lemari.

Kami bertiga berkumpul di tengah ranjang sambil memperkenalkan diri masing-masing. Ternyata, Blood Teen berdiri 2 tahun yang lalu dan beranggotakan 6 orang termasuk diriku. Manusia bertopeng itu bernama George, gadis kecil itu bernama Cary, dan wanita dewasa itu bernama Keith. Sedangkan laki-laki yang satunya bernama James. Setelah sekian lama kami bercerita, akhirnya kami semua pun tertidur lelap dengan posisi yang tidak beraturan.

***

Aku terbangun dari tidurku setelah mendengar sebuah jeritan wanita. Aku menghampiri suara yang tidak jauh dari tempatku itu.

"Ada apa, Ly?" Tanya Keith yang terbangun dari tidurnya.

"Aku mendengar jeritan." Timpalku.

"Oh." Keith dengan senyum Pepsodent nya. "Itu hanya alarm ponselku."

"Yah."

Matahari pun telah menampakkan sinar kejingaannya di ufuk timur, para psiko ini sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang menyiapkan tas sekolah, bahkan ada yang masih tertidur. Para psiko itu pun mulai berhamburan keluar guna menyelesaikan urusannya masing-masing.

Hanya tersisa Aku, George, dan Keith di pondok ini. Aku dan Keith duduk di meja utama.

"Kamu tidak sekolah?" Tanyanya kepadaku.

"Aku berhenti sekolah, sekolah seperti neraka bagiku."

"Ya, mungkin kau ada benarnya. Aku dulu juga berhenti sekolah, padahal aku selalu mendapatkan peringkat." Jawabnya agak sombong.

"Bagaimana dengan yang lain?"

"Siapa maksudmu? Para anggota Blood Teen?"

"Ya."

"Daniel masih bersekolah, kamu sudah tahu pastinya, dia kelas 8. Sedangkan Cary masih duduk di bangku kelas 6. Lalu James telah bekerja sebagai kasir di Orange's Cafe. Berbeda dengan George yang pemalas itu." Jelasnya agak menyindir.

George hanya tidak peduli dan melanjutkan kegiatan anehnya, entah apa yang sedang dilakukannya, tetapi kali ini dia tidak mengenakan topengnya, dia terlihat, emm sedikit tampan. Yang aku kagumi adalah Cary, ya Cary, dia masih duduk di bangku kelas 6 dan membunuh telah menjadi rutinitasnya.

"Ini stasiun beracun, kan?" Tanyaku memecah keheningan, bahkan George terhenti dari kegiatan anehnya.

"Iya." Jawab Keith singkat.

"Bagaimana kalian bisa bertahan hidup disini?"

"Itu hanya rumor, kau tahu?"

"Benarkah?"

"Ya." Jawabnya meyakinkanku.

Di dalam benakku terpikir sebuah ide cemerlang yang sangat berbahaya dan mematikan. Sebuah rencana yang akan menjadi jalan balas dendamku terhadap perlakuan manusia-manusia busuk di sekolahku. Taraa :v

A/N : Akhirnya kelar juga nih chapter, kira-kira apa ya rencana si Ly?

BTW, ini bukan cerita Psikopat ya, tunggu kelanjutannya untuk mengetahui ketidakjelasan ini :v

Leave your comment and vote!

Yourself is under attack!

~NabilZuhdy

Virus DetectedWhere stories live. Discover now