21 - Kenyataan Yang Tak Pernah Bisa Disembunyikan

119K 8.5K 816
                                    

Cieee pada nanyain kalungnya :v

Tau bakal laku, aku buka PO deeeh. Lumayan jualan kalung, daripada jualan cinta yang tak di hargai *curhaat :")

Do'ain aja ya, aku ada rezeki lebih buat beli kalungnya. Ntar kasih deh buat hadiah wkwkwk

Nunggu harganya sepuluh ribu dulu hahaha

Ya udah cuss...

Selamat malam minggu J


-

-

-

-


"Sebenarnya, saya sudah melamar kamu pada orangtua kamu."

Ha!

Alena merasa kesal luar biasa. Apa katanya? Muda sudah melamar Alena pada orangtuanya? Pada Maryam?

Melamarnya?

Apa? serius?

Melamar?

Oh, Tuhan!

Iskandar Muda selalu tahu cara membuatnya terkejut.

Bisa-bisanya! Tidak, tapi berani-beraninya Muda melamar Alena pada keluarganya tanpa sepengetahuan Alena?

Aihss... menyebalkan sekali!

Kalau Alena tahu sejak awal, kan ia tidak perlu repot-repot merisaukan hal yang tak perlu. Ia tidak perlu meminta Muda untuk putus dengannya. Pantas saja, Iskandar Muda menerima keputusannya begitu saja.

Rupanya, pria itu sudah mengikatnya jauh di belakang.

Aihs! Benar-benar strategi yang rapi sekali.

Iskandar Muda memang suamiable sekali, tidak salah Alena memacarinya.

Ekhm.. kenapa wajahnya terasa panas seperti ini!

Alena berdehem, melangkah masuk ke dalam rumah. Hendak mengagetkan Maryam, tetapi ia sudah di kagetkan lebih dulu oleh keponakan kembarnya yang kini memeluk kakinya. Hasya di kanan, sementara Putra di Kiri.

"Twinnie, geli." Alena terkikik. Ia berjongkok dan menatap keponakannya kemudian mencium pipi keduanya satu persatu.

"Aihhs... tante kangen tahu, sama kalian." Kekehnya.

"Sama aku nggak, Len?"

Ini dia, pabrik si kembar.

Alena mengangkat kepalanya dan menatap Reno dengan sinis, "Malesin!" cibirnya.

Reno tertawa, berjongkok pada kedua anaknya kemudian berkata, "Kakak sama adik, coba main sama oma. Ada bolaaa..." Bujuknya. Anaknya tertawa, Hasya yang lebih dulu bergerak, berjalan dengan menggoyangkan pantatnya yang tebal karena diapers yang digunakannya. Alena tertawa melihat pemandangan itu, ia gemas sekali. Sungguh.

"Mas Reno ngapain di sini?" Begitu si kembar menghampiri Maryam di ruang TV, Alena meraih lengan Reno dan memeluknya dengan manja.

"Duh, udah punya pacar kok masih lendotan begini Len." Keluh Reno. Alena menyandarkan kepalanya di bahu Reno, "Biarin. Kan mas Reno cinta kedua aku. Kalau ayah cinta pertama."

"Si Mushkin cinta ketiga?" Tanya Reno.

Alena terkekeh seraya mengangguk.

"Terus, kakaknya si Icha?"

A Short Journey (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang