24 - A Short Journey (Bag 1)

124K 8.3K 817
                                    

Untuk yang nggak bisa liat link daftar isi L.O.V.E , liat di wall aku ya. di sana ada linknya. Pasti bisa deh ^^

ini nggak aku edit, jadi kalau banyak eyd dan typo ya maafin ya :*



-

-

-


Hal yang paling menyebalkan dari sebuah prosesi sebelum pernikahan adalah masa pingitan. Dimana mempelai pria dan wanita dilarang untuk bertemu beberapa hari saja.

Ya, mending kalau hanya tidak bertemu saja. Versi pingitan yang dijalani Alena sangatlah kejam karena menelpon dan mengabari Muda saja ia dilarang. Ponselnya diambil oleh ibunya tercinta dan seluruh aksesnya untuk menghubungi Muda benar-benar terhalangi.

Yang satu ini Alena baru tahu, bahwa Maryam punya caranya sendiri untuk menyiksa calon pengantin seperti dirinya. Dan jauh dari Iskandar Muda adalah cobaan terberat yang tidak ingin lagi dihadapinya.

"Len, kamu makanya jangan banyak-banyak ya? nanti gaunnya nggak muat. Kebaya yang udah di fitting juga nggak akan muat." Suara ibunya terdengar ketika Alena sedang di lulur oleh beberapa orang di kamarnya.

"Iya mami, aman kok tenang aja. Lagian Lena nggak mau makan juga, Lena maunya ketemu A Muda."

Maryam tertawa, "Tahan ya, satu hari lagi. Tahan, nanti udah dua hari mah mau pelukin dia sehari semalem juga mami nggak akan larang." Ucapnya. Alena membuang mukanya, kesal.

"Kayak mami tahan aja jauh dari papa."

"Mami nggak tahan, justru itu." sahut Maryam.

"Mas Reno sama mbak Sharen mana, mom?"

"Mereka cek Paleo sayang."

Oh, ya. Alena akan mengadakan resepsi di Paleo dua hari lagi.

Sesungguhnya, Alena tidak menginginkan sebuah pesta besar-besaran untuk pernikahannya. Akad nikah saja sudah cukup baginya, karena mengadakan resepsi pun siapa yang akan datang? Alena tidak mempunyai banyak teman dekat untuk ia undang.

Muda juga sudah menyetujui usulnya, tetapi kedua keluarga tidak setuju. Katanya kalau mereka akad nikah saja, orang lain pasti berpikir yang tidak-tidak.

Ah, ingatlah. Ketika kau hendak menikah, kau bukan hanya mempersatukan hidupmu dengan pasanganmu, tapi kau juga mempersatukan dua keluarga menjadi satu. Dua pendapat berbeda menjadi sepaham, dan sebagai seorang anak, Alena dan Muda hanya bisa menurut saja.

Lagipula Muda juga berpikir mereka harus melakukan resepsi, toh Muda sudah memesan gaun untuk Alena.

Kulkas dengan fitur pemanas terbaru itu memang selalu bisa membuatnya terkejut sampai-sampai rasanya ia tidak percaya dengan apa yang terjadi. Muda sudah memesan gaun untuknya ketika Alena mengatakan bahwa ia menginginkan sebuah gaun buatan ibunya ketika ia jujur pada Muda di hari Muda melamarnya.

Memang luar biasa geraknya pria itu. cepat sekali,

Dan betapa Alena merasa beruntung karena memiliki Muda dalam hidupnya.


*****


Muda menatap dua pria yang berada di hadapannya seraya menggaruk tengkuknya. Reno menyilangkan tangannya di dadanya, sementara Mushkin menopang dagunya dengan tangan kanannya. Keduanya sama-sama menatap Muda dengan penuh perhitungan. Bak seorang ayah yang siap menyidang calon menantunya ketika hendak melamarnya.

A Short Journey (3)Where stories live. Discover now