25 - a Short Journey (END)

165K 8.9K 765
                                    

LIAT MULMED! ADA VIDEO, DAN FOTO.

AWESOME PICT By faridafar

♥♥♥

Life is a short Journey

And found you is a long journey

--

Alena masih tidak bisa mempercayai apa yang sudahterjadi dalam hidupnya. Beberapa saat yang lalu, seorang pria yang dahulu hanya ia buat sebagai ajang untuk membalaskan dendam pada Astrid kini telah menjadi seorang pria yang selamanya akan menjadi orang yang paling dibutuhkan olehnya.

Suaminya, entah mengapa kata itu begitu indah terukir dalam benak Alena.

Kini Muda sudah menjadi suaminya, menjadi pemimpin dalam hidupnya, menjadi orang yang akan menghabiskan banyak waktu bersamanya, dan menjadi satu-satunya pria yang ia miliki dalam dunianya.

Alena tersenyum bahagia, menatap tangannya yang saling bertautan dengan tangan besar Muda yang terasa begitu pas ketika menggenggamnya, terasa begitu hebat ketika memberikannya kekuatan, dan terasa begitu lembut ketika memberinya ketulusan.

"Kenapa?" tanya Muda yang duduk di sampingnya. Tamu undangan belum terlalu banyak yang hadir, mereka masih punya waktu untuk duduk berdua dan berbagi apa yang ingin mereka ungkapkan.

Alena menggeleng seraya tersenyum, "Masih nggak percaya, Lena nikah ya hari ini?" ucapnya malu-malu.

Muda mengangkat tangannya dan menciumnya seraya tersenyum.

Ya Tuhan!!! Ini kali pertama Muda mencium tangan Alena.

"Ya, Aa juga nggak percaya. Ini sungguhan kan?" Sahut Muda ketika menjauhkan tangan Alena dari mulutnya.

Alena bersandar di bahu Muda, "Aneh, rasanya aneh banget."

"Iya, aneh."

"Aa bahagia?"

"Kamu bahagia?" Muda malah balik bertanya padanya.

Mencium pipi Muda, Alena tersenyum, "Lena bahagia, banget." ucapnya.

Muda mengeratkan pegangan tangan mereka, "Kalau kamu bahagia, nggak ada alesan lain lagi untuk aa nggak bahagia."

Aah, seperti biasa! Iskandar Muda tahu sekali cara membuat jantung Alena berdetak tak karuan.

"Makasih ya, A. udah mau mengusahakan segala cara supaya Lena bahagia."

Muda tersenyum, "Ya, makanya ... kamu nggak boleh nangis lagi. kalau kamu nangis, ya percuma semua yang sudah aa lakukan."

Alena mengerucutkan bibirnya, "Ih, Aa! Tadi Lena nggak nangis kok. Mami sama mama Tiwi aja yang tadi nangis."

Ya, benar. Alena sama sekali tidak menangis ketika melihat barisan para orangtua, tak ada orangtuanya di sana. sebenarnya rasanya perih sekali, hanya saja Alena mencoba menahannya, karena ia sudah berjanji, seminggu terakhir adalah saat dimana terakhir kalinya ia menangisi kedua orangtuanya. Setelahnya ia berjanji bahwa ia akan bahagia dan selalu tersenyum, seperti sebelumnya.

Muda menatap Alena dalam-dalam, "Aa lupa bilang sesuatu."

"Apa?"

"Kamu cantik." Ucapnya. Blush! Pipi Alena langsung merona, begitu merah karena pujian yang Muda lontarkan padanya.

Alena memiringkan kepalanya seraya menutup bibirnya dengan tangannya, ia juga menatap Muda dengan tatapan yang sama.

"Aa juga ganteng." Pujinya malu-malu. Muda tertawa, "Nggak ada yang bilang Aa cantik." Ucapnya.

A Short Journey (3)Where stories live. Discover now