After Love Part 14

122K 6.8K 435
                                    

Media : Moment of Farewell - Kyuhyun

***

I let out a big breath.
Kumenghela napas berat.

I couldn't really hear what you just said.
Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang baru saja kau katakan.
All of our moments, all of the scenes have gotten blurry.
Semua memori kita, semua kenangan kita menjadi buram.

I remember when you said.
Aku ingat saat kau berkata.
You didn't hate me enough to break up.
Kau tidak cukup membenciku untuk berpisah.
But, then you didn't care enough to love me.
Tapi kau menjadi tidak perduli untuk terus mencintaiku.
You already brought your cold words one by one.
Kau mulai mengatakan kata-kata dingin satu demi satu.
And I have nothing really to say.
Dan aku menjadi bungkam.

In your smoothly flowing words.
Dalam setiap kata yang mengalir darimu.
Even the erased memories are being written again, as it becomes smaller.
Bahkan memori yang perlahan terhapus dicoba untuk perlahan dituliskan kembali.

Maybe I feel sorry, maybe I want to run away right now.
Mungkin aku menyesal, mungkin aku ingin melarikan diri sekarang.
I'm just filled with resentment during the moment of farewell.
Aku dipenuhi oleh rasa kebencian dari perpisahan ini.

Did it have to be today? Did it have to be here?
Haruskah hari ini? Haruskah di sini?
I'm not even ready for this.
Aku bahkan tidak siap untuk perpisahan ini.

***

Awalnya Louis hanya terdiam menelaah informasi tambahan itu. bagaimanapun setelah bertemu Tony yang menjelaskan hal yang sebenarnya, Louis langsung sadar bahwa surat kehamilan yang diberikan oleh Victoria sebelumnya sudah pasti palsu. Mengingat Louis memang tidak pernah menyentuh jauh Victoria secara langsung. Sehingga tanpa perlu menanyakan kebenarannya pada perempuan itu, Louis sudah tahu bahwa perempuan itu memang tidak pernah mengandung anak Louis. Dan malah membuat cerita yang sama dengan cerita yang ia pakai untuk menjebak Tony.

Namun, mendengar apa yang yang dikatakan oleh dokter itu membuat Louis tak bisa berkata-kata. Korban kecelakaan itu adalah Victoria dan Aluna. Setelah mengetahui kebohongan Victoria, harusnya dokter itu tidak mengungkit apapun tentang kehamilan. Karena perempuan itu sama sekali tidak sedang hamil. Tidak mungkin, kecuali satu hal.

Dengan was-was dan rasa frustasi yang kembali menyerang perlahan, Louis kembali berbicara, "Ha—hamil?"

Dokter itu mengangguk. "Iya, salah satu korban sedang hamil dan sayang sekali karena janin yang masih muda dan cukup rapuh, wanita tersebut harus kehilangannya di kecelakaan ini."

Bahu Louis yang menegang ketat, seketika menyurut dan punggungnya langsung ia jatuhkan ke sandaran kursi itu dengan kasar, seolah nyawanya baru saja terengut dengan paksa.

"Apa kedua korban semuanya hamil?" tanya Louis seolah benar-benar takut dengan apa yang ia pikirkan.

Dokter menggeleng. "Hanya satu. Korban yang satunya tidak sedang mengandung sama sekali."

"Si—siapa wanita itu?" tanya Louis dengan air mata yang perlahan jatuh. Sebuah nama sudah terpikirkan di kepalanya. Namun, ia tetap menanyakannya seolah ingin memastikannya lebih.

Dokter hanya menghela napas lelah. Ia kemudian merongoh sebuah plastik dan menyerahkannya kepada Louis yang masih terdiam, menatap kosong di depannya. Dokter menyerahkan plastik segiempat yang berisi dompet, ponsel, kunci rumah, dan beberapa benda yang para medis temukan dari dalam tas si korban kecelakaan mobil itu.

After LoveWhere stories live. Discover now