After Love Part 19

94.6K 5.8K 172
                                    

"Hi."

Vomment, enjoy and happy reading^^

***

Dunia Aluna rasanya kembali berhenti berputar. Rasanya tubuhnya benar-benar membeku hingga Alu tak bisa menggerakkan seinci pun tubuhnya. Semua memori masa lalu kembali ke dalam ingatannya. Terputar cepat bagai kaset yang mulai usang dan tidak terputar dengan baik saat ia melihat wajah yang sudah sangat-sangat lama tak ia lihat.

Aluna melirik meja tempat Seryn dan Yuri berada seolah ia meminta tolong dalam diam dan membekunya layaknya patung. Ia berharap semua itu tidaklah terjadi, ia berharap sekarang ia sedang bermimpi karena ia belum siap. Namun, Seryn dan Yuri yang menutup mulut menganga mereka dengan syok membuat Aluna yakin, ia sedang tidak berimajinasi saat ini.

Pria berjas abu-abu gelap itu itu benar-benar nyata, berada di depannya, dengan sosok tampilan yang cukup berbeda membuat Aluna ragu kalau pria itu adalah Louis, mantan suaminya.

"Aluna?"

Aluna tersentak dari diamnya begitu tangan itu melambai-lambai di depan wajahnya, membuat Aluna kembali memfokuskan pandangannya ke Louis.

"Namamu Aluna, kan?" tanya Louis memastikan sembari menunjuk nametag yang ada di dada kiri Aluna—lebih tepatnya di pinggir apronnya— "Maaf memanggilmu dengan nama depan, habisnya kau terus melamun."

Aluna semakin mengernyit tak suka. Di saat ia hampir stroke karena kemunculan pria itu, pria itu malah bicara menggunakan nada aneh dengannya, layaknya orang asing.

Apa pria itu sedang mempermainkannya? Atau mengejeknya bahwa lelaki itu sudah bangkit dan melupakannya seolah tak pernah ada masa lalu di antara mereka? Kalau memang Louis sekarang mempermainkannya, baik! dia akan ikut permainan itu.

"Noona, tak apa-apa? Kenapa Noona melamun?" tanya Jun yang tiba-tiba saja sudah ada di belakangnya dan memegang kedua lengan atas Aluna. Jun heran, tadi ia melihat Aluna dari jauh hanya melamun menatap pelanggan itu. "Ada apa, Noona?"

Louis pun juga tampak memusatkan perhatiannya pada Jun dan ikut mengernyit bingung melihat Aluna.

"Aku tidak apa-apa."

Setelah mendengar jawaban itu, Jun akhirnya mengangguk dan kembali ke dapur, meninggalkan Louis dan Aluna yang masih saling berhadapan dan hanya dihalangi oleh sebuah meja kasir yang tak terlalu besar.

"Iya, saya Aluna. Anda butuh sesuatu?" tanya Aluna setelah menetralkan dirinya. Jika Louis berpura-pura tak mengenalnya, maka ia juga akan melakukan hal yang sama.

"Apa kau melihat gadis bergaun biru?"

Seketika pikiran Aluna menuju ke arah perempuan yang cantik itu. Satu-satunya perempuan di kafe ini yang sendiri sedang menunggu seseorang. Aluna kembali teringat kata-kata Jun yang bilang bahwa perempuan itu menunggu tunangannya.

Jadi, Louis tidak pernah muncul lagi selama ini karena Louis telah mendapat penggantinya? Yang jauh lebih sempurna dibanding dirinya. Aluna tersenyum kecut di dalam hatinya. Tentu saja, pria normal mana yang mau tetap mempertahankannya kalau pria itu telah menemukan hal yang lebih bersinar dan sempurna dibanding dirinya. Realistislah Aluna!

Ternyata pria memang hanya bisa bertutur kata. Setelah kalimat perpisahan yang Louis katakan padanya tujuh tahun menjadi kalimatnya yang tak bisa dilupakan Aluna di antara kalimat-kalimat lainnya, pria itu malah muncul dengan dagu terangkat dan berbicara dengan asing pada Aluna.

Namun entah kenapa rasa sakit di dada Aluna semakin berat menyadari itu? Hatinya seakan kembali menangis walaupun air matanya tidak mengalir sama sekali. Ini pertama kalinya Aluna kembali merasakan perasaan sesak ini setelah tujuh tahun lamanya.

After LoveWhere stories live. Discover now