After Love Part 20

101K 5.3K 101
                                    

"Siapa itu?"

Aluna terlonjak dari tempatnya saat ia mendengar suara penuh selidik dari belakang tubuhnya, saat ia tanpa sadar tengah memandangi mobil Louis yang berjalan pergi dari pekarangan rumah ibu angkatnya itu.

Ryan, dengan khas bapak-bapak muda protektifnya, menatap Aluna dengan memicingkan matanya curiga. "Apa kau punya pacar dan tidak mengatakan apa-apa pada kakakmu ini? Dan kenapa kau baru pulang yang begini? Kupikir kafe tutup jam sembilan malam."

Aluna hanya menggeleng. "Teman, tadi dia mengantarku. Tadi kafe terlambat tutup karena salah satu kuncii pintu hilang dan ternyata kunci itu terbawa oleh Yuri. Jadi kami harus menunggu dan menutupnya dulu sebelum pulang."

Aluna tidak berbohongkan, Louis memang sekarang temannya setelah ia menerima ajak pertemanan pria itu tadi, kan? Lagipula Aluna belum siap menceritakan bahwa ia bertemu Louis. Ia takut kakaknya akan melarangnya dan menyuruhnya menjauh dari Louis. Ia takut Ryan akan berpikir tidak-tidak pada Louis seperti yang ia pikirkan sepanjang hari tadi.

"Kalau begitu, ayo masuk. Selena dari tadi menunggumu, ingin mengajakmu bergosip," kata Ryan dengan raut jengah sekaligus geli.

Aluna pun hanya tertawa kecil melihat raut wajah Ryan sebelum ia mengangguk dan mengikuti Ryan memasuki rumah itu.

***

"Morning, Aluna Noona. Enaknya pagi-pagi langsung lihat Noona cantik jaga kasir," sahut Jun yang pagi-pagi sudah tiba bersama sepedanya yang ia simpan di sudut toko, lalu berbicara dengan tiga bahasa campuran. Seperti biasa, dandan pria itu seperti anak ABG. Kaus tanpa lengan dipadukan dengan ripped jeans dan sweater yang ia ikat di sekeliling pinggangnya, dan jangan lupa tentang topi bertulis 'LA' yang sering ia pakai ke mana-mana.

"Kenapa kau ada di sini jam segini?! Kau bolos kuliah yah?!" tegur Aluna yang heran melihat Jun sudah ada di kafe itu dengan dandanan yang sepertinya tak punya niat atau rencana untuk pergu ke kampusnya. "Aku tahu kau pintar, tapi bukan berarti kau bisa bolos sesukamu. Kau pikir beasiswamu akan terus mengikutimu jika kau malas?"

Jun memang lebih sering menjaga di kafe saat siang atau sore atau malam. Ia jarang berada pagi hari di kafe karena mengingat statusnya juga yang masih mahasiswa tahun ajaran baru. Itulah kenapa terlihat aneh jika Jun sudah ada di kafe pagi-pagi, tepat setelah kafe di buka.

"Heissh, hari ini aku tidak ada kelas sama sekali. Semua dosen punya halangan masing-masing. Jadi dari pada bosan di asrama, lebih baik aku ke sini. Noona janda pagi-pagi sudah berisik, telinga Jun baru bangun nih!" Jun pun langsung kembali kabur dan masuk bersembunyi di dalam dapur, saat sekali lagi sebuah sendok tebal dan cukup besar melayang ke arahnya, hampir mengenainya jika ia tak segera menghindar, membuat karyawan lain menggeleng-geleng karena tingkah hangat yang jahil Jun.

***

Seperti biasa, saat jam makan siang sudah memanggil, kafe itu akan segera penuh dan ramai. Baik orang yang makan di kafe itu atau membawa pulang bungkusan, sama banyaknya. Bahkan Aluna harus pulang balik ke kasir dan juga membawa makanan saat melihat pelayan yang lain mulai kewalahan. Apalagi hari ini adalah weekdays yang cukup menyibukkan semuanya.

Aluna cukup tertegun di kasir saat melihat perempuan cantik yang kemarin kembali datang. Dan kali ini sepertinya akan memesan sesuatu.

"Selamat datang, Anda ingin pesan apa?" kata Aluna hangat sambil tersenyum riang seperti kepada perlanggan lain. Entah kenapa ia merasa ia suka perempuan itu. Perempuan itu tampak sangat baik dan polos.

"Hmm, aku mau strawberry milk dan sepiring pasta seafood," kata perempuan itu penuh senyuman.

Aluna pun dengan senang hati membalas senyuman manis itu sembari mencatatnya. "Baiklah, satu strawberry milk dan sepiring pasta seafood. Hanya itu?"

After LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora