Part 4 What is Precious and Important

29 3 0
                                    


"Assalammualaikum ....!" Salamku pada teman-teman yang sudah ada dalam ruangan.

"Wa'alaikumsalam... !" jawab teman-teman bersamaan.

"Eh, mana Kak Didinya ?" tanyaku kemudian

" Kak Didi tak bisa masuk, jadi kita disuruh ke perpustakaan untuk cara refrensi tentang apa saja tentang Republik Indonesia." Jawab Sinta menjelaskan.

"Ka Kak kan sudah ke perpustakaan ?"

"belumlah, Del! Kata kak Didi, kuncinya terakhir dibawa oleh kau, jadi kita disuruh tunggu kau,"

"Oh begitu ! kalau begitu ayo kita pergi ke perpustakaan sekarang !" Ajakku kemudian.

Kami lalu masuk perpustakaan TPA Kak Didi.

"Wah, banyak sekali macam bukunya !" seru desi kegirangan

"Mau bahas tentang apalah ?" Tanya Andi kemudian.

Ya tentang Indonesia lah, Andri !" Jawab kami serempak.

"Tak begitu, Entikong ni daerah perbatasan Indonesia Malaysia, katanya kita masuk bagian dari Indonesia, tapi orang Entikong banyak yang kerja, cari nafkah dan melakukan urusan-urusan lainnya dr Malaysia. Selain itu, kita yang masuk Indonesia tak pernah tahu apa-apa tentang Indonesia, sejarah Indonesia, perkembangannya, bagaimana Indonesia bahkan banyak yang tak tahu sapa presidennya ! lalu kita ini sebenarnya masuk mana Indonesia atau Malaysia ?"

Tanya Andi lagi.

"Justru itu, And ! kita harus mencari tahu dan banyak belajar tentang tanah kelahiran kita, Indonesia. Kita harus bangga lahir di Indonesia yang merupakan negara yang sangat kaya sumber daya alam, terdiri atas beribu-ribu pulau, memiliki kebudayaan yang beragam macam dan banyaknya juga merupakan negeri berpenduduk muslim terbanyak, sehingga kita mudah beribadah dimana saja kapan saja. Lagi pula apa kamu mau menjadi warga negara Malaysia yang menjiplak dan mengaku-akur beberapa budaya dan maha karya Indonesia sebagai miliki mereka, kan tak tahu malu !" Jelas Arif panjang lebar.

"Walau begitu, tapi apakah artinya kita mengakui Indonesia tapi pemerintah tak mengakui kita ? bahkan kabar pemilu pun tak sampai pada kita, sehingga kita tak ikut pemilu, dan akhirnya banyak yang tak tahu apa presiden Indonesia juga sama sekali tak ada bantuan untuk warga miskin lagi kekurangan di Entikong ini. "keluh Andi lagi. And, jangan tanya, apa yang sudah Indonesia berikan untukmu, tapi tanya apa yang sudah kau berikan untuk Indonesia, dan masalah yang kau keluhkan itu hanya salah pemerintahannya yang tak amanah dan tak sabar akan tugasnya. Tapi Indonesia akan tetap mengakui kita dan kita harus mengakui dan bangga jadi bagian Indonesia !" Ungkap Arif bijak.

Kami manggut-manggut membenarkan ungkapan Arif. "Sudahlah, sekarang mari kita selesaikan tugas kita dan temukan sejuta pesona Indonesia !" saranku semangat.

"Ayo....!!! Seru teman-teman serempak.

Bahagianya bisa tahu lebih banyak tentang Indonesia. Oh, Pak Presiden, tolonglah lebih memperhatikan warga perbatasan, terutama Entikongku tercinta ! masih banyak warga tertinggal dan hidup di bawah garis kemiskinan, maka bantulah barang sedikit, agar penduduk pelosok entikong sadar bahwa kami adalah bagian negara ini Indonesia Raya.

SEPENGGAL KISAH  DI PELOSOK ENTIKONGWhere stories live. Discover now