Part 6 Bapak

17 2 0
                                    

"Nek, Adelia boleh minta sesuatu ? Tanyaku kembali membuka pembicaraan.

"ya, boleh ! Adelia mau minta apa sayang ?" jawab nenek sambil mengelus-elus rambutku aku menengadah kan wajahku menetap nenek dalam-dalam

"Nek, bila Adelia nanti menang, Izinkan Adelia bertemu emak ya !" Utaraku memberanikan diri. Nenek terperangah dan kaget akan permintaanku, permintaan yang pertama kali aku ajukan.

"Adelia, mintalah permintaan lain ! janganlah minta permintaan seperti itu ! pinta nenek kemudian. "Ayolah, nek ! sekali ini saja Adellia mohon, Adelia ingin bertemu emak, Adelia rindu Emak, Adelia ingin melihat Emak, Nek !" rengekku.

Nenek hanya diam dan menatapku dengan mata nanar.

"Ayolah, Nek ! Adelia mohon ! Adelia ingin bertemu Emak yang mengandung, melahirkan memberi nama serta menyusur dan merawat Adel, Nek !" Rengekku dengan air mata berderaian di pipi.

Mata nenek berkaca ". Agaknya begitu berat lagi nenek mengiyakan permintaanku.

"Hah ......, baiklah ! hanya kalau Adelia juara satu, tak berlaku untuk juara dua atau tiga, mengerti ?" tanya nenek setelah memberikan persyaratan padaku.

"terimakasih, Nek!" Ungkapku sambil memeluk nenek

"Ya sudah, sekarang belajarlah, lalu tidur !"

"Iya, Nek !"

Aku segara masuk ke kamar mungilku dan belajar hingga rasa kantuk menyelimutiku, aku berazam untuk belajar giat agar bisa meraih juara satu, agar bisa bertemu dan melihat wajah emak.

Matahari bersinar cerah di iringi kicau burung-burung nan merdu memanjakan penduduk entikong pagi ini tak terasa, enam hari telah terlalu sejak aku dan Arif menjadi wakil sekolah untuk mengikuti Olimpiade, Olimpiade akan diadakan hari senin besok, itu berarti hari ini adalah hari minggu, tepat sekali

"Tok.... Tok... Tok suara pintu diketuk

"Assallamualaikum ...!" salam seseorang dari balik pintu

"Wa'alaikumsalam ..!" jawabku sambil berlari kearah pintu kemudian membukanya

"Bapak .....!" teriakku girang yang sejurus kemudian langsung memeluknya.

"Apa kabar, sayang ?" tanya bapak kemudian. Aku melepas pelukkanku.

"Baik, pak ! sangat baik ".

Bapak bekerja sebagai buruh di pontianak. Jauhnya jarak rumah dan tempat kerja bapak membuatnya harus tinggal disana dan hanya pulang selama tiga hari dalam satu bulan. Gaji bapak tak besar memang, tapi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecil kami. Alhamdulillah, kami juga bisa merebah gubuk mungil kami sedikit kami sedikit.

 Alhamdulillah, kami juga bisa merebah gubuk mungil kami sedikit kami sedikit

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
SEPENGGAL KISAH  DI PELOSOK ENTIKONGDonde viven las historias. Descúbrelo ahora