Part 7 Perjuangan Menemui Emak

19 2 0
                                    

"Sudah pulang, Bud ?" Tanya nenek yang tiba-tiba muncul

"Iya, Mak !" jawab bapak tersenyum

"bapak tahu ? aku punya kebar gembira !" seruku semangat dan tersenyum bahagia

"Ehmmm..., Bapak mencoba berfikir kemudian menatapku dengan wajah penasaran.

"Kabar gembiranya adalah Adelia sekolah untuk ikut olimpiade matematika !" ungkapku dengan wajah bahagia "Oh ya ? anak pintar ! belajar sungguh-sungguh ya ! Kata bapak bangga dengan senyum tulusnya.

"tapi, ada yang lebih membuat Adel bahagia !" Ucapku spontan

"Oh ya ? "tanya bapak penasaran.

Kabar gembiranya adalah, Adelia dipilih sekolah untuk ikut olimpiade matematika !"

Ungkapku dengan wajah bahagia.

"Oh ya ? anak pintar ! belajar sungguh-sungguh ya !" Kata Bapak bangga dengan senyum tulusnya.

"Tapi, ada yang lebih membuat Adel bahagia !" Ucapku spontan

"Oh ya ? tanya bapak penasaran.

"kalau Adelia bisa menjadi juara satu, nenek janji akan pertemukan Adel dengan Emak!" jelasku. Raut muka bahagia bapak berubah, bapak mengangkat pandanganya dan mengarahkannya pada nenek.

"Mak ....." seru bapak lemah. Nenek memejamkan matanya sejenak lalu mengangguk.

Aku hanya memandangi bapak dan nenek dengan binggung."Bapak tak senang, Adel bertemu emak ?" tanyaku spontan.

"Bukan, bukan begitu sayang ! bapak senang, kok !" jawab bapak dengan senyum kecut.

"Oh ya, Adel, tolong belikan bapak sikat gigi ya ! bapak lupa tak bawa." Perintah bapak tiba-tiba bersikap aneh ?

"mak, apakah yang emak janjikan pada Adel ?" suara tanya bapak dari balik pintu.

"sudahlah, Bud ! Adel sudah besar sudah waktunya dia tahu maknya, tahu keadaanya dan bagaimana sebenarnya yang terjadi.!

"Tapi, Mak ! aku tak ingin Adel sedih dan kecewa !"

"Lagi pula syarat ku juga berat, Bud ! dia harus juara satu, maka biarlah kita tahu sampai dimana dia bisa !

"Mak ..... !

"Kamu tak tahu Bud, apa yang dikatakan anakmu pada emak ! Dia bilang dia ingin sekali saja tahu da lihat wajah makanya, dia rindu pada emak yang telah mengandung, melahirkan dan menyusui serta merawatnya, juga yang sudah memberikan nama buatnya, hati emak tersentuh, Bud ! sebagai perempuan dan seorang Ibu Emak tidak bisa mengatakan tak boleh, Bud ! Aku mulai beranjak meninggalkan pintu menuju warung aku tak mengerti Mak, mengapa bapak dan nenek begitu berat menizinkanku untuk menemuimu. Tenang, mak ! aku akan belajar mati-matian agar bisa bertemu emak ! aku telah kembali dengan pesanan bapak. Aku tak banyak bicara karena aku harus pergi ke rumah Arif untuk belajar.

 Aku tak banyak bicara karena aku harus pergi ke rumah Arif untuk belajar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SEPENGGAL KISAH  DI PELOSOK ENTIKONGWhere stories live. Discover now