t-wenty three

2.8K 603 435
                                    

kayce berlari entah kemana, sampai ia memutuskan untuk pergi ke belakang sekolah. ia duduk di bangku yang terdapat di pinggir taman. ia menenggelamkan wajahnya lalu menangis dengan isakkan-nya. kayce mengangkar wajahnya merasakan ada orang yang datang menghampirinya.

"luke?"

luke tersenyum, "nih." balas luke lalu memberikan sapu tangan-nya.

kayce mengambil sapu tangannya lalu tersenyum, "makasih."

"gue duduk disini gapapa ya?" tanya luke yang membuat kayce menganggukan kepalanya.

luke tersenyum, "lo tadi keren banget parah, tadinya gue mau bantuin lo tapi--"

"gapapa." potong kayce. "boleh minjem bahu lo?" lanjutnya.

luke mengangguk lalu menepuk bahunya pelan, "sini." ucap luke lalu kayce segera memiringkan kepalanya bersandar di bahu luke.

"gue boleh nanya?" tanya luke lalu menatap kayce yang masih mengeluarkan air matanya.

"tanya aja." balas kayce.

"kenapa lo ga jujur dari awal?" tanya luke.

kayce menggigit bibirnya, "takut."

"takut kenapa?"

"takut ga ada yang mau temenan sama gue-- haha, gue cemen banget ya?" ucap kayce dengan tertawa miris.

luke tersenyum, "lo gausah peduliin apa kata orang--orang, kay. ga semua orang berpikiran cetek kaya mereka semua kok. buktinya gue." ucap luke lalu terkekeh.

"boleh nanya lagi?" tanya luke.

kayce menganggukan kepalanya, "boleh."

luke menghembuskan napasnya pelan, "kenapa lo nyuruh gue jauhin lo?" tanya luke.

kayce mengangkat kepalanya lalu menatap luke tajam, "gu-gue--ngh lo masih ga ngerti yang kemaren gue bilang ke lo, luke?"

"qayla?"

kayce menghela nafasnya lalu menganggukan kepalanya, "kalian berantem gara--gara ini?" tanya luke lagi.

"dia sayang sama lo, luke. dia masih ngarepin lo balik lagi ke dia. lo gatau seberapa sedihnya dia waktu lo ninggalin dia gara--gara orang lain."

luke menganggukan kepalanya, "kalo boleh jujur, gue masih sayang sama dia. iya gue nyesel banget, tapi sahabat gue sendiri udah deketin dia dari awal masuk sekolah."

kayce menatap luke tajam, "demi apa? dia itu ngiranya lo--ngh gitu deh. lagian lo kenapa minta bantuan qayla, sih?"

"gue cuma nyari bahan topik chat sama dia. eh-- gue malah keterusan ngomong kaya gitu." ucap luke. "maaf ya, kay. kesannya gue kayak jadiin lo bahan buat manas--manasin qayla doang." lanjut luke dengan nada bersalah.

"gapapa kok." balas kayce tersenyum miris.

luke tersenyum, "lo tuh ngingetin gue sama adek gue. namanya lula," ucap luke. "tapi dia udah ngga ada." lanjut luke.

kayce menatap luke dengan tatapan sendu, "mau cerita?" tanya kayce.

luke tersenyum lagi, "dia cantik kay sama kayak lo." ucap luke. "dan matanya sama persis kayak lo. dia anaknya periang juga makanya ga salah kalo temen dia banyak banget. gue deket banget sama dia, semua hal yang terjadi sama dia selalu dia ceritain ke gue dan apapun yang terjadi sama gue pasti gue selalu cerita sama dia. dia seneng banget buat gue ketawa. dia suka nasehatin gue harus begini harus begitu." ucap luke.

"hingga sampe pas dia kelas satu smp bokap gue bangkrut. iya, keluarga gue jatuh miskin. dan teman--teman lula yang awalnya deket sama dia mulai jauhin dia. lula berubah jadi pendiem. dia ga mau ngomong sama siapa--siapa. gue selalu mencari cara buat menghibur dia tapi dia tetep gamau. keluarga gue yang awalnya harmonis--harmonis aja juga jadi ancur. mereka ga peduli lagi sama gue dan lula, yang ada di otak mereka cuma : uang, uang, uang, uang, dan uang." lanjut luke.

"hingga suatu saat mama gue dapet telephone dari sekolah adek gue." ucap luke namun kali ini kayce dapat melihat tatapan sendu luke. "adek gue jadi korban bullying dan temennya nyeburin dia di kolam ikan yang cukup dalem itu. secara adek gue pendek, ga bisa berenang, dan benci air dia ga bisa ngapa-ngapain di kolam sedalam satu meter itu." lanjut luke.

"makanya pas gue ngeliat lo gue kaya ngerasa lula hidup lagi dan rasanya di deket lo selalu mengingatkan sama hal-hal yang suka gue sama lula lakuin. gatau kenapa setiap gue ngeliat lo rasanya gue pengen jagain lo terus." ucap luke.

"maaf ya kay, kalo kesannya selama ini gue kaya ngasih harapan sama lo atau gimana gitu sama lo. lo udah gue anggep kaya adek gue sendiri." ucap luke lagi.

kayce tersenyum, "kapan-kapan ajak gue ke pemakaman lula ya?" tanya kayce lalu tersenyum sambil mengusap punggung luke pelan.

luke menganggukan kepalanya tanda setuju, "boleh, pasti dia seneng deh dikunjungin sama lo." balas luke.

"oiya, sekarang qayla udah jadian sama calum ya kay?" tanya luke berusaha mengganti topik pembicaraan mereka.

kayce menganggukan kepalanya singkat, "tapi gue yakin dia masih suka sama lo luke. percaya sama gue." ucap kayce.

luke menganggukan kepalanya, "lo mau bantuin gue?" tanya luke, ragu.

"gu-gue gatau, gue ga mau ngerusak kebahagiaan calum." ucap kayce pelan.

luke tersenyum, "lo suka sama calum ya?" tanya luke terkekeh. "gue ga begitu kaget sih-- gue udah nyadar dari lama soalnya." lanjut luke.

seseorang yang sedari tadi berniat mengejar kayce untuk meminta maaf mengubah niatan-nya untuk menguping pembicaraan mereka. dia sudah mendengar semuanya. se-mu-a-nya.

!i!i
anying gue lupa mau double apdet kemaren ngh niatnya abis sholat teraweh gue mau apdet eh gue malah nonton yutub ampe ketiduran hEHEH.

btw, recommended film seru tema highschool gt dong ngh gue bosen.

26/06/16 ; 12 : 10
-safee yg ketar ketir ngeliat seleksi sma jalur lokal ngh mampus

line clone 2.0 ➗calumWhere stories live. Discover now