t-wenty six

3.2K 583 876
                                    

viola menggelengkan kepalanya, "calum, kamu ga kasian apa sama kayce? bandel banget." ucap viola lalu menaruh dua cangkir teh hangat.

calum mendengus, "calum kan udah minta maaf, ma." balas calum. calum mengambil salah satu cangkir tersebut, "kok bukan susu sih?" dengus calum lagi membuat mamanya itu membulatkan matanya.

"kayce, maafin calum ya. calum emang gitu anaknya, biarin aja nanti uang jajan-nya om potong." ucap qiye.

calum tersedak, "pa, kok bawa-bawa uang jajan sih? curang ah." ucap calum.

kayce terkekeh, "kayce gapapa kok om--tante, lagian calum tadi udah minta maaf." ucap kayce lalu mengeratkan handuknya.

viola tersenyum, "kayce minum dulu teh-nya, nanti mandi di kamar tante ya."

qiye menoleh ke arah viola lalu membulatkan matanya, viola mengernyitkan dahinya tidak mengerti maksud dari tatapan qiye, "oh-- iya, tante lupa. kran kamar mandi kamar tante rusak, nanti kayce mandi di kamar calum aja ya." ucap viola membuat qiye tersenyum puas.

calum menatap mama dan papanya dengan tatapan tidak mengerti namun calum hanya mengangguk pasrah.

"bentar tante ambilin bajunya dulu ya," ucap viola.

kayce meneguk tehnya, "kayce, beneran udah gapapa kan?" tanya qiye lagi.

"udah gapapa, pa. nanya mulu perasaan." balas calum.

qiye membulatkan matanya, "orang papa nanya kayce,"

kayce terkekeh, "kayce udah gapapa kok, om." balas kayce.

"kayce, ini bajunya. calum sana anterin kayce." ucap viola sambil memberikan sepasang baju dan celana.

kayce tersenyum, "makasih, tante."

calum mengangguk malas lalu mengajak kayce untuk mengikutinya ke kamar. kayce mengikuti calum dari belakang.

kayce berjalan ke arah meja belajar calum lalu tersenyum, "baru dipasang? kok waktu itu ga ada?" tanya kayce.

calum tersenyum kecut, "udah dari kelas sepuluh." balas calum. "buka laci gue deh." ucap calum lagi.

kayce menoleh menatap calum lalu membuka lacinya itu, "apa nih?" tanya kayce melihat karton ungu yang sudah terlipat.

"buka aja."

kayce mengernyitkan dahinya lalu membuka karton itu, "would you be mine?"

"ya allah, berasa di tembak calum." batin kayce.

calum berjalan ke arah kasurnya dan segera duduk, "waktu itu gue ngajak qayla kesini, niatnya mau ngenalin ke mama papa sih sekalian mau nunjukin kamar gue yang isinya foto dia semua, terus tiba-tiba gue berniat mau nembak dia." ucap calum. "terus dia bilang mau ngajak lu dan gue disuruh ngajak luke. jadi ya gajadi, gue copotin semua." lanjut calum.

"kayaknya gue harus copotin lagi sekarang," ucap calum.

kayce menoleh, "kenapa?"

calum menatap foto-foto qayla, "udah ada yang punya."

"cal--"

"tapi gue bakal tetep nunggu dia, kay." ucap calum lalu mencopot satu-satu foto qayla dengan hati-hati.

kayce menoleh lalu tersenyum, "cinta emang butuh perjuangan, cal. salut gue sama lu." ucap kayce. kayce mengalihkan pandangannya, "udah dah gue mau mandi, keluar sono." lanjut kayce.

calum mendengus, "mandi tinggal mandi elah, siapa juga yang mau ngintipin elu?"

kayce mendecak lalu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi calum. kayce menggelengkan kepalanya melihat kamar mandi calum yang seperti kapal meledak, "TAI, CALUM ADA SEMPAK LO NIH." teriak kayce.

line clone 2.0 ➗calumWhere stories live. Discover now