[2]The First Meeting

1.4K 87 2
                                    

"Lo yakin itu Rio?" tanya gadis tersebut setelah temannya selesai bercerita.


"Gue yakin seyakin-yakinnya orang yakin." Jawab gadis tersebut sambil mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Terus cewe itu siapa?"

"Gue gatau. Gue ga liat mukanya jelas. Obrolan mereka juga samar-samar gue dengernya. Dia kayanya bukan salah satu anak-anak yang terkenal disini. Yang gue ga habis pikir, Rio ketawa-ketawa gitu waktu sama cewe itu. Ya, lo tau sendiri kan gimana pelitnya Rio senyum atau ketawa?" Ujarnya menjelaskan.

Gadis tersebut melengos. "Kita harus cari tau." Ucapnya final.

********

"Udahlah Vin. Muka lo makin jelek kalau bete gitu. Gue mau cerita nih." Cakka memulai pembicaraannya setelah mereka sampai di parkiran.

"Soal apa?" Tanya Alvin singkat.

"Soal gue dan Oik." Jawab Cakka.

"Kenapa lagi?" jujur saja sebenarnya Alvin malas membahas hubungan Cakka yang menurut Alvin gitu-gitu aja. Masalah di hubungan merekapun tetep masalah yang sama.

"Tadi dia kan minta dianterin balik. Nah yaudah deh gue anterin. Ga lama gue pergi dari rumahnya, ada mobil yang dateng dan ternyata itu cowo. Dan tadi gue ga sengaja denger percakapan temen-temennya Oik, mereka bilang itu gebetan barunya Oik." Cerita Cakka.

"Terus? Apa yang bakal lo lakuin? Gue kasih saranpun gaakan lo dengerin. Jadi, ya, percuma." Balas Alvin -sedikit-sinis.

"Gue belum selesai cerita. Pas tadi gue mau balik nganterin Oik, gue liat cewe cantik. Dan menarik. Gue gatau dia siapa, tapi dia bener-bener berhasil bikin gue terpesona sepersekian detik."Cakka melanjutkan ceritanya.

Alvin tersenyum sangat samar. "Dan lo akan nyoba nyari tau cewe itu huh?"

"Kayanya sih iya. Gatau kenapa gue pengen kenal deket sama dia." Jawab Cakka.

"Gue rasa dia bakal jadi orang yang bikin lo move on dari Oik." Celetuk Alvin.

"Gue harap juga gitu." Sahut Cakka dalam hati.

********

Setelah asik memperhatikan kedua orang di salah satu bangku taman tersebut, Gabriel memilih menghampiri keduanya.

"Mau sampai kapan kalian disitu? Acaranya di dalem, bukan di taman." Ujar Gabriel membuat keduanya menoleh bersamaan.

"Wah ada pak ketos disini." Ucap Shilla sambil menggeser duduknya, memberi tempat untuk Gabriel.

Gabriel terkekeh. "Ngapain lo berdua disini?"

"Kayanya tanpa gue jawab lo pasti tau jawabannya." Jawab Shilla acuk tak acuh.

Gabriel mengangguk. "Lo gasuka rame-rame kaya gitu. Itu bisa bikin kepala lo muter-muter, right nona Ashilla?" Shilla mengangguk dan tersenyum tipis.

"Terus lo sendiri ngapain disini?" Tanya Gabriel pada Rio.

"Gue ga sengaja nemuin bocah disini. Lagi ngelamun sendirian. Gue kasian liatnya, jadi ya gue samperin aja. Jaga-jaga kalau nanti dia kesambet." Jawab Rio yang langsung mendapat pelototan dari mata bulat Shilla.

Shilla mendengus sebal. "Lo tuh kenapa sih seneng banget bikin gue kesel!"

"Gue ga bikin kesel ko. Lo aja yang lebay." Sahut Rio cuek. Gabriel yang melihat perdebatan kecil keduanya tersenyum dan segera menengahi sebelum perang dimulai. "Udah deh. Kelakuan kalian bener-bener ga kaya anak SMA. Kalian lebih cocok jadi anak TK."

The Hearts Wants What It WantsWhere stories live. Discover now