Perkenalan singkat

17.3K 2K 2.7K
                                    

Wendy's POV

"ABC lima daaaaasar!," hentak ku sambil menjulurkan tiga jari tangan kanan sementara Baddy menjulurkan sepuluh jarinya.

Dia memang selalu menjulurkan sepuluh jarinya setiap kali kami memainkan permainan ini. Dasar membosankan.

"....J, K, L, M," gumam ku sambil menghitung satu persatu jari kami. "M".

Kami pun terdiam dan berpikir.

"Monkey!," jawaban Bad hampir saja membuat ku pingsan guling-guling di karpet bandara. Ia lalu meringis, memamerkan senyum penuh kemenangannya. "You can't beat me".

Aku lalu terus berusaha berpikir sebelum sepuluh detik lagi aku akan terkena hukuman. "Macan!," aku menunjuk Bad dengan kelopak mata melebar.

"Baby, we're playing it in English, I don't even know what animal you've just mentioned," Bad mencoba menasihati ku, "try another one, okay? Go think again, I give you another ten secs".

"But that's allowed when I play with mom, we played it in two languages," dahi ku mengerung, membela diri.

Bad menggaruk leher belakangnya. Ia lalu mengembuskan napas, "your baddy speaks only one language, sweetheart," ia lalu mengelus kepala ku dengan satu senyuman.

"Gaasik lo," gumam ku sambil mengunyah satu permen karet yang baru saja ku buka. "You can't have any of these gums. Ever," aku lalu memasukan kantong permen ku lagi ke dalam ransel.

Bad tampaknya tidak menghiraukan kecaman ku barusan karena kini ia menarik tangan ku untuk berdiri dan membetulkan snapback yang ku gunakan terbalik kembali pada posisi semula, membuat wajah ku tertutupi.

Mobil yang menjemput kami akhirnya datang dan untuk menuju ke mobil itu, bad bilang aku sebisa mungkin tidak memperlihatkan wajah ku kepada orang-orang yang akan memotret kami nanti.

Ribet juga jadi anak artis.

Huft.

Ya. Aku dan Bad sudah sampai di kota Paris dan kini kami dalam perjalanan menuju hotel tempat dimana kami akan menginap. Bad bilang, teman-temannya sudah berada disana sejak kemarin.

Jujur saja, aku tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman Bad lagi. Ibu bilang, saat usia ku sebelas bulan, aku pernah sebentar tinggal bersama mereka dan mereka adalah paman-paman yang baik walaupun aku harus tetap berhati-hati. Entah apa arti hati-hati yang ibu maksudkan.

"Be a nice girl okay?," Bad menggenggam tangan ku, membantu ku turun dari mobil hitam yang mengantarkan kami. "No glowering, no shouting, no foreign words".

"What is glowering?," aku mendongakan wajah karena badan Bad setinggi gedung sate.

Kalo menara eiffel ketinggian.

"You know, look at somebody with anger or whatever".

Aku mengedik, sedikit tersinggung atas pernyataan Bad yang secara tidak langsung mengatakan jika pada saat aku menatap orang, maka aku akan menatap mereka secara tidak suka. "I never look at anybody the way you just told me anyway".

"Well, you seem always loot at me that way, my darling, Wendy," Bad mencolek pipi ku asal dan tergelak. "You're so much like your mom".

"And mom always says I'm so much like you," omel ku, "I wish I was born on Uranus instead and had alien parents".

"Be careful what you wish for, little girl," kali ini ia menjepit bibir ku dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Ia selalu melakukan itu jika menurutnya aku salah bicara.

Kalo aku gedenya monyong salahin dia aja.

"Luke?," aku mendengar seseorang memanggil ayah, dan tentu saja hal itu membuat kami berdua menoleh saat saja kami akan menaiki lift menuju kamar. "Luke!!!".

AUSTRALIANS 3 [5SOS] (slow update)Where stories live. Discover now