Om Ass

14.1K 1.8K 1K
                                    

Aku langsung berhambur memeluk Bad saat mengetahui dirinya berada di hadapan ku. "Baddy," gumam ku lemas dengan rambut yang membuat baju Bad kebasahan.

Ia mendekap ku sambil tangannya mengelus kepala ku, seperti meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. "Oh my sweetiepie". Satu hembusan napas ku rasakan lewat dadanya yang bergerak di pipi ku.

Bike, om Calum dan Om Ashton yang sedang menggendong anaknya juga ikut mengelilingi ku di salah satu kursi berjemur, menatap ku cemas.

"I'm so so so sorry, Wendy," Bike mengusap lutut ku dengan penuh rasa bersalah.

Seketika aku menatap Bad untuk meminta pertolongan karena tentu saja, pria berambut langit siang mendung itu lah yang tadi mendorong ku masuk ke dalam kolam. Dan kini aku sedikit segan terhadapnya.

"See," kata Bad, "even she herself doesn't want to forgive you".

Mengerikan. Aku masih ingat bagaimana tiba-tiba tubuh ku terperosok dan kaki-kaki ku tak dapat menyentuh dasar. Aku hampir saja mati.

Dan satu lagi pria yang tak seharusnya ku percayai di awal pertemuan. Om Calum.

Bukankah sebelumnya ia mengatakan bahwa ia akan menangkap ku saat aku masuk ke dalam air? Tapi mengapa kini aku malah merasa sama ketakutan ketika harus menatapnya seperti saat aku menatap Bike? Dia sama sekali tak menangkap ku tadi.

Aku merasakan dada ku melonjak tak karuan lagi setelah mengingat kejadian tadi. Dan tentu saja, Bad langsung mengeratkan pelukannya.

"Its not just my fault, its Calum's too," Bike setengah berteriak, seperti ingin marah. Ia lalu mendelik ke arah Om Calum.

Namun Om Calum tidak terima. Ia mengatakan bahwa Bike terlalu cepat mendorong ku ke air tanpa memberikan aba-aba sebelumnya. "I've told you that I can't swim, so I ain't going to go down and lift her up, okay?".

Di saat seperti ini rasanya aku hanya ingin pulang dan memeluk ibu. Ini adalah liburan pertama ku tanpa ibu. Kecuali saat umur ku sebelas bulan. Aku sama sekali belum mengerti apa pun. "Bad, I wanna call Bubu," gumam ku.

Namun bukannya mengiyakan, mata Bad malah melebar sambil menatap Bike, "Mike, make a mend".

"Holy balls Baddy, this wasn't all my fault, I could tell you a million times!," sekali lagi Bike berteriak di hadapan Baddy, terlihat raut wajah gemas di wajahnya.

Aku tidak tahu hubungan mereka sekeras ini.

Om Ashton lalu meletakan tangannya di dada Bike, "oh my god, Mike, no swearing, we have kiddos here".

"Whatever okay, you just can't call your mommy, Wen, Calum will buy you a bucket of ice cream," kini Bike memandangku dalam.

"No, I'm not," nada suara Om Calum meninggi, terdengar membela diri.

Setengah jam mereka semua habiskan untuk berdebat tentang siapa yang salah dalam kejadian tadi dan bagaimana aku tidak boleh menelfon ibu. Pada akhirnya Om Ashton harus mengalah dan mengatakan jika dirinya lah yang akan membelikan ku es krim.

"Bad, tapi aku maunya cilok," aku menunjukan wajah paling melas ku kepada Bad dan teman-temannya.

Mata Bad melongo, seraya kemudian kedua alisnya mencoba menyatu. Ia lalu mengatakan pada ku bahwa apapun yang baru saja aku katakan, selama aku menaruh kata 'cilok' di dalamnya, maka ia tahu jika aku menginginkan  jajanan favorit ku sejak balita itu. Tapi sayangnya, Bad lalu bilang jika tentu saja, tidak ada yang berjualan cilok di Paris.

AUSTRALIANS 3 [5SOS] (slow update)Where stories live. Discover now