Part 10

4.4K 199 7
                                    

Sinar matahari tanpa permisi masuk ke kamar melalu celah terai dan tepat mengenai muka ku, aku merenggangkan tubuhku dan aku melihat kesisi kiri ku Julio masih tertidur dengan lelap aku tak tega jika membangunkannya sepagi ini, mungkin jika memberikan waktu 1 jam lagi untuknya akan jauh lebih baik. Saat aku duduk dan ingin berdoa, aku melihat Kevin yang sedang tertidur di sofa kamar, hanya 1 pertanyaanku dia pulang jam berapa.

Aku berdoa terlebih dulu, lalu mencium kening anakku dan menghampiri Kevin yang sedang terlelap. Saat aku berjalan mendekati Kevin, hidungku langsung tertusuk aroma alkohol, apa Kevin habis mabuk semalam?? Saat aku ingin menjauhinya karena aku tidak ingin terhadi hal buruk, tiba-tiba aku mendengar

“Jessica.. Jessica, kembalilah denganku, hiduplah denganku, aku hanya ingin memiliki anak darimu, Jessica kapan kamu akan kembali?? Aku sakit melihat kamu bahagia bersama suami dan anakmu”

Mendengar igauan Kevin membuat hatiku seperti diremas dan itu sangatlah sakit, aku segera berlari meninggalkan kamar Kevin dan di sini lah aku di taman belakang. Di sini aku menangisi kebodohanku yang berharap jika Kevin akan sepenuhnya menerima Julio dan juga diriku, mungkin aku dan Julio hanyalah benalu di dalam kehidupannya, tapi apa dayaku, aku tidak bisa meninggalkan rumah ini karena papa ingin aku dan Julio selalu di rumah ini.

Tak ada harapan untuk ku memberi tahu Kevin tentang harapan anaknya itu, semua keinginanku untuk berbicara dengannya seketika itu juga sudah hilang entah kemana ‘maafkan mommy Julio, tidak bisa menuruti hadiah natalmu tahun ini’

Aku merasakan ada seseorang yang mendekatiku dan duduk di sampingku, aku menghapus air mata lalu melihat ke kananku dan ternyata dia

Ilham Aditya pov:

“Mila, lo ngapain sendiri di sini?”

“ngak papa kok, Ham. Lagi pengen sendiri aja”

“kalo lo butuh temen buat cerita gue siap untuk dengerin kok, Mil”

“bener Ilham gue ngak kenapa-kenapa”

“kalo lo ngak papa, kenapa lo keluar kamar Kevin sambil nangis??”

“itu.. itu... lo lihat gue keluar kamar Kevin??”

“jelas gue lihat dong Mila, gue kan mau ke kamar Kevin. Pas gue lihat lo keluar, gue mundur jadi lo ngak akan lihat gue. Kita bisa saling berbagi cerita Mila, siapa tau gue bisa ringanin beban lo dan satu lagi Mil, kalo lo mau nangis, nangis aja Mil, bahu gue siap jadi tempat bersandar lo”

“emh.. Ham, gue ngak tau kenapa setiap Kevin sebut nama Jessica di depan gue hati gue rasanya kayak di remas remas, sakit banget Ham”

“apa lo cinta sama Kevin??”

Bodoh!! Kenapa aku tanya pertanyaan yang paling aku benci, semoga aja jawaban Mila ngak akan menyakitkan hatiku

“apa cinta??”

“iya Mil, apa lo cinta Kevin??”

“emh.. gue.. gue belom tau Ham. Apa lagi semuanya gantung kayak gini, katanya papa tahun depan gue mau di nikahin sama Kevin tapi sampai detik ini pembicaraan itu masih belom ada. Gue takut melangkah terlalu jauh sama perasaan gue sendiri Ham”

“Mila, gue boleh ngomong jujur ngak Mil??”

“mau ngomong apa emangnya?? Ngomong aja Ham”

“Mila sebenarnya gue itu..................”

“MOOMMMYYYYYY....”

Huh.. ada aja yang halangin niatku ini, ngak papa mungkin memang belom waktunya buat ngomong ini semua ke Mila. Aku hanya diam melihat kepergian Mila menghampiri anak laki-lakinya itu

I'm Sorry MilaWhere stories live. Discover now