SM {12}

2.7K 289 38
                                    

HELLO :D Udah berapa bulan ya ga ngepost ini? sebulan setengah ada kayanya. Maaf semuanyaaaa :( Tapi aku belum ngepost cerita yang lain jadi ngerasa ga adil kalo cuma SM yang dipost *oke ini ga nyambung ya, pokoknya gitu deh* padahal tinggal klik doang :/ Nah btw aku seneng deh liat ada banyak readers baru yang muncul *jingkrak jingkrak* hehe gitu dong xD Makasih ya support dan komen di chapter2 sebelumnya *hug* happy reading all :D

©CopyrightCookie_girl1997 Copying of ideas and story and publishing it in another site while claiming it as your own may be punishable under the law for plagiarism. Aʟʟ ᴡᴏʀᴋs ᴀɴᴅ ɪᴅᴇᴀs ᴀʀᴇ ᴏʀɪɢɪɴᴀʟʟʏ MINE. I ᴡɪʟʟ ʜᴀᴠᴇ ʏᴏᴜ ʀᴇᴘᴏʀᴛᴇᴅ. I̶'̶ʟ̶ʟ̶ ̶ʜ̶ᴀ̶ᴜ̶ɴ̶ᴛ̶ ̶ʏ̶ᴏ̶ᴜ̶ ̶ɪ̶ɴ̶ ̶ʏ̶ᴏ̶ᴜ̶ʀ̶ ̶ᴅ̶ʀ̶ᴇ̶ᴀ̶ᴍ̶s̶ ̶ᴀ̶ɴ̶ᴅ̶ ̶ʜ̶ɪ̶ᴛ̶ ̶ʏ̶ᴏ̶ᴜ̶ ̶ᴡ̶ɪ̶ᴛ̶ʜ̶ ̶ᴀ̶ ̶s̶ᴀ̶ɴ̶ᴅ̶ᴡ̶ɪ̶ᴄ̶ʜ̶

***

23. Julian

Aku berhenti di pinggir danau Melvern dan mulai menendangi batu. Aku berteriak seperti orang gila dan melempar pasir tak tentu arah. Aku sedih. Aku frustasi. Aku kecewa. Aku kecewa pada Mom yang tidak jujur padaku. Pada kenyataan bahwa dia akan menikah dengan Harry. Pada takdir bahwa Amy akan menjadi adikku. Dan pada Amy, karena tidak menyukaiku.

Ini terlalu kekanakkan dan aku merasa sangat konyol. Tapi bagaimanapun juga, aku tidak bisa berhenti marah. Aku tidak bisa berhenti mencengkeram kepalaku dan memukul-mukulnya dengan keras. Ada dorongan dalam diriku untuk menghancurkan sepeda motor dengan batu. Mungkin itu bisa meringankan kesedihan.

Matahari mulai terbenam dan cahanya memantul di permukaan danau. Danau terlihat berkilau. Mungkin aku bisa menenggelamkan diriku di danau itu. Lagipula sepertinya bukan kematian yang bur---

Aku menggelengkan kepala. Aku kan tidak seputus asa itu untuk mengakhiri hidup hanya karena tidak bisa bersama Amy! Memangnya siapa dia? Dia memang cantik dan manis. Tapi kan bukan dia saja yang cantik dan manis. Aku punya banyak peluang di luar sana. Malah kalau aku beruntung -yang belakangan ini tidak pernah terjadi- aku bisa mendapatkan putri presiden atau selebritis. Namun entah kenapa, hatiku malah perih. Bahkan rasanya ludahku lebih pahit daripada sabun. Aku tidak menginginkan siapapun lagi selain Amy.

"Sial! Apa yang kau lakukan padaku, Amy?!"Aku meninju wajahku berkali-kali sampai tanganku terasa kebas dan aku merasa otakku penyok.

Sore itu tidak ada siapapun di sekitar danau. Hanya gerombolan burung yang turun dan meminum air sebelum terbang ke angkasa. Aku menatap lingkaran oranye di permukaan danau dan mendongak menatap mentari. Tampak menawan, cantik dan ceria. Seperti Am--

Tidak, mana mungkin. Amy tidak ceria. Dia mengeluh sepanjang waktu. Dan dia tidak cantik. Poninya terlalu pendek. Dia juga tidak menawan. Aku menggeleng dan mendesah. Konyol sekali. Sementara Mom sakit kanker, aku malah memikirkan hubunganku dengan Amy yang tidak ada dan tidak akan pernah ada. Tolol, Julian. Kau tolol. Seharusnya aku lebih sering mengonsumsi minyak ikan paus....

Ponselku bergetar. Aku merogoh-rogoh saku dengan marah dan tanpa melihat siapa yang menelepon, aku langsung menempelkan ponsel itu ke telinga. "Ya?"

"Julian! Kau sudah dengar kabarnya? Michael. Yeah, memangnya siapa lagi?Elvis Presley?

"Kabar apa?"Tanyaku sambil menggambar pola di tanah dengan ranting.

"Seth ditembak di Wichita."

"APA?!"Jantungku pasti berhenti sepersekian detik dan mataku lompat keluar ketika Michael berkata Seth ditembak. Astaga! Seth yang itu? Seth-ku?!

Summer Memories (Summer Memories #1) ✓Where stories live. Discover now