You (Chapter 10/END)

2.5K 192 16
                                    

     Yoona pergi menemui Kai yang sedari tadi terus menunggunya. Pria itu menyambutnya dengan senyuman berusaha memberinya semangat. Tapi tak terlihat reaksi apapun dari wajah gadis itu. Yoona tengah menguatkan dirinya untuk tidak meluapkan kesedihannya. Duduk berdampingan dengan Kai tanpa mengatakan sepatah katapun. Kai terus mengamati wajahnya yang terlihat murung. Baru ia sadari wajah pucat itu.

"Kau sedang sakit?" tanyanya seraya menyentuh kening gadis itu. Ketika dirasakannya, ternyata tubuh Yoona sangat panas, hingga keringat dinginnya tertinggal di telapak tangan Kai. Yoona menggeleng pelan, tentu Kai tidak akan mempercayai itu. "kau, jangan katakan padaku bahwa kau telah melewatkan sarapanmu." mencoba menebak, berharap tebakannya salah. Tapi Yoona mengangguk karena sudah tidak bisa memilih antara berbohong atau jujur. "tunggu disini." tanpa sadarnya, Kai sudah tak berada disampingnya lagi. Karena ia tengah berduka, ia tidak terlalu mempermasalahkan itu.


     Duduk lama disana, menikmati keheningan. Ketika itu matanya menangkap sesosok pria tengah berjalan melewatinya, dan berhenti dihadapan kaca besar yang memperlihatkan persawahan. Yoona tahu betul bagaimana Perasaan pria itu saat ini, karena itu ia menghampirinya. Berdiri disampingnya dan juga ikut mengamati persawahan dari sana.


     Hujan kembali turun dan sangat deras. Mengalir pada kaca yang ada dihadapan Yoona dan Sehun. Mereka sama-sama terhanyut pada keindahan itu. Dengan memikirkan hal yang berbeda. Jika Yoona tengah memikirkan keadaan ayahnya di penjara. Sedangkan Sehun sedang memikirkan tentang keluarganya. Yang pecah tak tersentuh. Bahkan tidak saling kenal satu sama lain.

"Apa kau tahu? Siapa sebenarnya wanita yang memberikanmu foto-foto itu?" gumam Sehun pelan tanpa melepaskan pandangannya dari persawahan. Yoona segera melayangkan pandangannya ke pria itu. "dia, ibuku. Yang melahirkanku." sudut bibirnya terangkat, namun tidak terlihat kesan tersenyum. Yoona mengatup rapat bibirnya. Terlalu shock mendengar itu. "mereka bercerai. Dia meninggalkanku dan ayah ketika aku masih berumur 5 tahun." setelah menarik napas panjang, ia melanjutkan.  "dan kembali menikah dengan seorang jaksa, lalu melahirkan seorang anak perempuan." kilatan kecewa terlihat dimata pria itu.

"..." sekilas Yoona teringat pada tugas yang ibu Yuri berikan padanya. "tugasku yang diberikan padanya.."

"Ia sedang berusaha membuat ayahku bangkrut." jawabnya seakan tidak bisa mempercayai perkataannya sendiri.

"Waeyo?"

"Molla." pertama kali baginya, melihat airmata mengalir pelan diwajah tampan itu. eperti tidak menyadarinya, tangan Yoona terulur guna menyeka air mata itu, dengan jemarinya, penuh kelembutan. Kelembutan itu membuat Sehun berdiri menghadapnya, menatap matanya, dengan sorot mata kekecewaannya. 

     Ketika mata mereka bertemu, Sehun merasa mendapatkan kehangatan yang membuatnya menjadi tenang. Mereka kembali terdiam, hanya saling menatap. Menikmati sensasi itu yang membuat jantung pecah semarak. Sehun menahan jari jemari Yoona, lalu menggenggam tangan itu, dengan erat dan terus menatap Yoona. Lalu tidak lama dari itu Sehun menarik tubuh itu hingga berada dipelukannya. Kini kenyamanan sukses ia rasakan.



--



     Keluar dari mobilnya lalu berlari dengan kencang. Kai sudah membeli beberapa bungkus roti dan juga beberapa macam obat-obatan untuk Yoona. Melewati tempat parkir yang tidak beratap tentunya membuatnya basah kuyup berkat terjangan hujan yang sangat deras, tapi Kai tidak menghiruakan itu, walau kini tubuhnya menjadi kaku berkat dinginnya suhu saat itu.


     Menaiki anak tangga dengan semangat tak sabar untuk memaksa Yoona menyantap semua roti yang ia beli. Melewati beberapa lorong yang masing-masing dipenuhi dengan keluarga yang sedang berduka. Dan tiba dimana tempat tadinya ia meninggalkan Yoona. yang didapatkannya disana berupa kursi kosong. Ia langsung memutar matanya guna mencari keberadaan gadis itu. Bubur yang ada ditangannya terjatuh kelantai, begitu juga dengan obat-obatan yang telah susah payah ia dapatkan karena derasnya hujan diluar sana.

You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang