15. Kembali ke Lembah Maut

3.1K 72 0
                                    

Jalanan masuk ke mulut lembah itu penuh ditaburi dengan batu yang aneh-aneh bentuknya. Dengan hati-hati sekali ia menyusur maju.

Dia sudah mengambil keputusan untuk membunuh Toh Hun-ki dan keempat Su-lo agar ia dapat bertemu dengan ibunya dengan cepat. Sekalipun mendiang ayahnya sudah memberi pesan. Namun dalam menjatuhkan pilihan, akhirnya ia memilih untuk menuruti kehendak ibunya yang masih hidup.

Juga dalam penyerbuannya ke Lembah Semi itu juga mengandung tujuan yang mulia. Sepasang suami-isteri momok Iblis Penakluk dunia dan Dewi Neraka, merupakan bahaya yang mengancam keselamatan dunia persilatan. Jika ia dapat melenyapkan mereka, sekalipun ia juga membunuh Toh Hun-ki dan keempat Su-lo, tetapi tetap ia berjasa juga kepada dunia persilatan.

Dengan jasa untuk menebus kesalahan. Rasanya arwah ayahnya yang mengasoh di alam baka tentu dapat memaafkan perbuatannya itu.

Tiba di mulut lembah, ia tersirap kaget. Beberapa sosok tubuh terkapar di tanah. Diantaranya terdapat dua orang paderi, tiga orang imam dan lima atau enam orang pengemis. Ditilik dari darah pada luka mereka yang sudah membeku, tentulah mereka sudah berapa lama matinya.

Saat itu sudah lewat tengah malam. Dari kenyataan beberapa mayat itu, teranglah kalau It Hang totiang tentu melaksanakan rencananya menyerbu Lembah Semi.

Ia pasang telinga mendengarkan keadaan. Tetapi dalam lembah tampak sunyi senyap. Timbullah keheranannya, "Adakah para tokoh-tokoh pemimpin partai itu juga sudah menjadi korban keganasan Iblis Penakluk dunia?"

Diam-diam Siau-liong menaruh perindahan terhadap It Hang totiang dan rombongan orang gagah. Serentak timbullah perhatiannya untuk memikirkan keselamatan mereka.

Ah, tujuannya ke lembah situ adalah untuk membunuh Toh Hun-ki dan keempat Su-lo. Tetapi iapun mencemaskan juga nasib tokoh-tokoh persilatan itu. Akhirnya ia memutuskan. Tak peduli apapun yang terjadi, ia harus menyerbu Lembah Semi untuk membasmi penjahat-penjahat Iblis Penakluk-dunia, Dewi Neraka, Soh-beng Ki-su dan nona pemilik lembah itu.

Segera ia melangkah masuk ke dalam lembah. Saat itu ia sudah tiba di aliran sungai dimana dahulu ia telah bertempur dengan ular besar yang ternyata hanya ular buatan manusia belaka.

Ular yang sudah dihantamnya remuk itu sudah tak ada lagi. Yang dihadapinya hanyalah sebuah anak sungai biasa. Tak sulit baginya untuk melintasi.

Tetapi belum ia bergerak, tiba-tiba dari arah muka, terdengar orang tertawa gelak-gelak, "Aha, bapak dapat meramal dengan tepat sekali. Benar memang ada orang yang datang mengantar jiwa!"

Menyusul muncullah dua sosok tubuh dari balik batu besar. Karena malam gelap tak dapat dilihat bagaimana wajah mereka. Tetapi Siau-liong tak ragu lagi. Kedua orang itu tentulah anak buah Iblis Penakluk-dunia.

"Eh, mengapa yang datang hanya seorang?" kata salah seorang dari mereka, seraya ayunkan tangannya. Sebertik api biru meluncur ke udara. Rupanya suatu pertandaan untuk memberi laporan ke dalam lembah.

Siau-liong cepat loncat hendak membekuk kedua orang itu. Tetapi mereka dapat bergerak amat lincah. Mereka loncat ke lain batu. Dengan gunakan sikap Ayam-emas-berdiri-satu-kaki, orang itu berputar-putar. Seketika terdengarlah suara menggelegar yang dahsyat.

Terpaksa Siau-liong berhenti untuk memperhatikan perobahan yang akan terjadi. Batu-batu yang tampaknya datar-datar itu, tiba-tiba terangkat naik sampai setombak tingginya. Bagian bawah bagian batu itu merupakan senjata golok yang ujungnya amat runcing dan kedua belah matanya sangat tajam.

Kedua orang berpakaian hitam itu loncat kemuka dan berpencaran hinggap di atas batu besar. Kembali mereka berputar tubuh dan batu-batu disitu serta tanah, lenyap seketika.

Pendekar LaknatWhere stories live. Discover now