27. Wanita Gubuk Pemburu

3.6K 74 0
                                    

Toh Hun-ki dan kawan-kawannya, walaupun memiliki tenaga dalam yang tinggi, namun tetap kalah awas dengan mata Siau-liong. Terpaksa mereka harus jalan dengan hati-hati.

Terowongan itu ternyata amat panjang. Kira-kira satu li jauhnya, barulah tiba dimulut gua sebelah luar. Siau-liong cepat loncat keluar.

Disekeliling tempat situ merupakan sebuah lamping gunung yang jauh dari Lembah Semi. Ia menghela napas longgar.

Diperhatikan keadaan empat penjuru. Ternyata sekeliling penjuru merupakan jajaran puncak gunung yang saling bergandengan. Lembah Semi berada ditengah lingkup jajaran puncak gunung itu.

Tiba-tiba ia terperanjat. Dibalik sebatang pohon pada jarak beberapa tombak jauhnya, tampak sesosok bayangan berkelebat. Gerakannya amat cepat sekali. Sekejap saja bayangan itu sudah menghilang dalam kegelapan.

Saat itu baru menjelang tengah malam. Setelah menunggu sebentar, ternyata tak tampak sesuatu yang mencurigakan lagi. Diam-diam ia menertawakan dirinya sendiri yang begitu keliwat perasa. Bukankah dalam hutan tentu banyak binatang-binatang yang menghuni?

Saat itu Toh Hun-ki dan lain-lain orang pun sudah keluar dari terowongan gua. Pakaian dan tubuh mereka kumal dan kotor.

Tetapi mereka tak menghiraukan hal itu. Mereka lebih tercengkeram oleh kegirangan yang meluap-luap karena sudah terlepas dari Lembah Semi. Semua mata terarah kepada Siau-liong dengan pandang terima kasih yang tak terhingga.

Ti Gong taysu menghela napas panjang. Tiba-tiba ia melangkah kehadapan Siau-liong dan memberi hormat. "Aku selalu menjunjung budi dan dendam. Sejak saat ini seluruh anak murid Siau-lim-si akan menghormat saudara sebagai seorang pendekar budiman, bukan tokoh golongan Hitam lagi!"

Siau-liong hanya tertawa hambar: "Aku tak memusingkan hal itu. Terserah saja kepadamu!"

Tiba-tiba To Kiu-kong banting-banting kaki, serunya, "Walaupun aku dapat lolos keluar tetapi Cousu-ya kami masih berada dalam Lembah Maut. Jika kedua suami isteri iblis itu melakukan serangan besar-besaran, Cousu-ya tentu terancam bahaya!"

Diam-diam Siau-liong geli dalam hati. Lalu berkata, "Tokoh perwira Kongsun Liong itu, seorang pendekar muda yang paling kuindahkan. Dia dapat muncul lenyap secara aneh. Siapa tahu saat ini dia pun sudah lolos dari Lembah Maut. Harap kalian jangan gelisah!"

Sekalian orang terbelalak. Belum pernah terdengar bahwa Pendekar Laknat mau menghargai sebagai itu. Lebih-lebih terhadap seorang pemuda tak terkenal.

Melihat sekalian orang mengawasi dirinya. karena kuatir akan terbuka kedoknya, Siau-liong tertawa nyaring lalu berkata kepada Toh Hun-ki, "Bagaimana tujuan kalian?"

Ketua Kong-tong-pay menghela napas panjang. Memandang Ti Gong taysu dan Tio Kiu-kong, lalu berkata, "Saat ini di Siok-ciu tentu masih banyak tokoh-tokoh persilatan yang berbondong-bondong datang. Kemungkinan mereka tentu belum mendengar tentang kekalahan yang kami derita dalam penyerangan ke Lembah Semi kali ini. Tiada jalan lain lagi kecuali hanya menyusun kekuatan dengan sahabat-sahabat persilatan itu......"

Memandang Siau-liong, ia berkata setengah meminta, "Jika Pendekar Laknak tak tega melihat kehancuran dunia persilatan, maka......"

"Baik, aku bersedia membantu gerakan kalian untuk membasmi Iblis Penakluk dunia dan isterinya. Tetapi......" Siau-liong berhenti menatap wajah Toh Hun-ki lekat, serunya pula: "Setelah kedua iblis itu dapat ditindas, aku hendak minta beberapa barang kepadamu sebagai upahnya!"

"Asal kami mampu saja, tentu akan memberikan," Toh Hun-ki menyahut gopoh.

Siau-liong tertawa dingin, "Mungkin barang yang hendak kuminta terlampau berharga sekali sehingga tak mungkin engkau mau memberikan!"

Pendekar LaknatWhere stories live. Discover now