Part 8

2.2K 117 0
                                    

El berpikir keras hingga keningnya berkerut-kerut mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh Bu Gena guru mereka.

Hari ini di kelas El banyak jam kosong termasuk mata pelajaran matematika, namun tugas yang diberikan oleh Bu Gena benar-benar membuat kepalanya hampir meledak.

Memang soalnya hanya sepuluh, tapi bagi El ini sangat banyak dan susah karena dia memang tidak menyukai pelajaran matematika yang kerap membuatnya hampir gila.

"Arghh! Gue gak bisa.. putus asa gue." Pekiknya kesal.

Vino yang mendengar itu, menyodorkan buku tugasnya yang sudah selesai.

"Dari tadi kek Al! Biar gue kagak nyoba susah-susah gila, sampek laper gue." Kesal El dan mulai menyalin jawaban Vino.

"Yeee.. lo aja yang bego! Gitu aja kagak bisa. Lagian baru selesai gue nyet." Ledek Vino.

"Iya iya yang otaknya encer ngalahin minyak kayu putih." Cibir El yang hanya dibalas peletan lidah oleh Vino.

Vino memang pintar dibidang hitung-menghitung, namun sangat lemah dalam menghafal. Dia juga pandai bermain basket dan futsal, bahkan dia adalah ketua ekstrakurikuler futsal. Serta pandai bermain gitar.

Karena Vino sudah selesai mengerjakan tugas, dia hanya bermain ponsel dan sesekali melirik ke arah Sasya yang duduk di seberangnya. Sampai sekarang dia belum punya ide untuk menembak Sasya.

**
Bel istirihat telah berkumandang dengan merdu. Para muridpun segera berlalu dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut.

"Sya, kantin bareng yuk!" Ajak Vino.

"Oke deh Vin yuk!" Balas Sasya.

"Yok El." Ucap Vino yang hanya dibalas anggukan kepala oleh El.

Vino dan Sasya pun berjalan berdampingan mendahului El yang menatap mereka tidak rela dari belakang.

'Ish.. berasa apaan gue jalan sendirian di belakang mereka.' Batin El kesal.

"Oi Chi!" Teriak Raka yang mengembalikan El ke alam sadarnya.

"Anjir kaget gue Ka. Untung kagak jantungan." Umpat El.

"Lagian lo jalan sambil bengong, untung jidat lo gak kepentok. Kalo iya tambah lebar dah hahah."

"Yeh ngeledek ae lo tai." Ucap El sambil menabok punggung Raka keras yang membuat Raka meringis. Namun, tak urung juga mereka tertawa.

Sesampainya di kantin, mereka duduk berempat  dengan El yang berhadapan dengan Vino dan Raka berhadapan dengan Sasya.

"Sapa yang pesen nih?" Tanya Sasya.

"Gue aja deh. Kalian mau pesen apa?" Tanya Vino.

"Al gue mau pesen, bakso 2 sama somay 1 minumnya es teh 2 sama beliin air mineral sebotol." Sambar El cepat.

Yang mendengarnya hanya ternganga mendengar pesanan El.

"Lo makan udah kaya kuli. Muat tu perut lo El?" Tanya Vino.

"Perut lo isinya apa Chi?" Tanya Raka.

"Muat lah, biar gue cepet tinggi makan banyak eheh." Cengir El.

Mereka hanya menggelengkan kepala.

"Kamu mau apa Sya?" Tanya Vino lembut.

"Sama kayak punya kamu aja Vin." Jawab Sasya yang diangguki oleh Vino.

'Gayaan aku kamu.' Cibir El dalam hati.

"Ka lo ikut gue aja deh, ntar kaga bisa bawa pesenan ni curut lagi." Ajak Vino.

My Best (Boy) FriendWhere stories live. Discover now