Part 14

1.8K 101 3
                                    

Typo bertebaran!!!

Pagi ini di kediaman Pak Alex sudah diramaikan dengan grasak-grusuk anak bungsunya.

"Aduh!" Pekik El yang terjungkal di depan pintu kamarnya karena menginjak tali sepatunya sendiri.

El pun bergegas bangkit setelah menyimpulkan tali sepatunya dengan benar tanpa menghiraukan penampilannya yang amburadul. Rambut acak-acakan, dasi yang hanya menggantung di lehernya tanpa disimpulkan, setengah bajunya keluar dari roknya.

Baiklah, dia benar-benar harus bergegas ke sekolah sekarang. Seperti biasa, dia kesiangan.

Setelahnya pun El cepat-cepat turun.

"MAMA CICHI BERANGKAT YAA.. UDAH KESIANGAN NIH.. ASSALAMUALAIKUM.."

"HEH.. GAK SARAPAN DULU?" Teriak sang Mama dari dapur yang tak dijawab oleh El karena ia langsung menuju ke garasi untuk mengambil mobilnyanya.

Ia terpaksa memakai mobilnya ke sekolah, karena kakak-kakak dan ayahnya sudah berangkat. Dan ini pertama kalinya ia mengendarai mobilnya sendiri.

Untung saja pagi ini jalanan tidak terlalu padat. El mengendarai mobilnya dengan cepat, sehingga ia lebih cepat sampai di sekolahnya.

Dilihatnya Pak Satpam yang sudah bersiap untuk menutup pintu gerbang. El pun semakin menginjak pedal gas seperti orang kesetanan. Dan ia menekan klakson yang membuat Pak Satpam dan siswa-siswi di sekitar terlonjak kaget dan menoleh ke asal suara. Mereka menganga melihat mobil sport putih itu, dan semakin menganga ketika mendapati El yang keluar dari mobil itu dengan penampilan yang tetap amburadul.

"Aduh!" Pekik El lagi-lagi tersungkur. Kali ini akibat dia tersandung kakinya sendiri karena terlalu terburu-buru.

Ia masih belum sadar jika semua orang di sekitar gerbang memperhatikannya sedari tadi. Bahkan, Pak Satpam saja masih diam.

Mereka tidak menyangka, orang yang mengendarai mobil sport bagai pembalap tadi adalah Cichi. Si bocah imut yang ngegemesin.

"Sial.. udah 2 kali gue nyungsep pagi ini.. kalo ntar nyungsep lagi harus minta hadiah ke bang Rega.. minta temennya si Mumun." Dumel El sambil menyisir rambutnya dengan jemari lentiknya.

Lalu ia berhenti. El heran, karena saat mendongak dia mendapati orang-orang terdiam menatapnya.

"Kalian kenapa? Kok masih di sini?" tanya El heran.

"Lo gila.. keren.." jawab salah satu dari mereka dengan gumaman yang masih terdengar cukup jelas.

"Lehh.." bingung El. Lalu dia hanya geleng-geleng tidak mengerti.

Bunyi bel masuk menyadarkan mereka. Dan mereka pun bergegas ke kelas masing-masing sambil masih berdecak tak percaya.

**
Ketika memasuki kelas pun El merasa semua mata tertuju padanya. Ia semakin heran.

El pun duduk di kursinya yang di sebelahnya sudah ada Vino yang sedang mengobrol menghadap ke arah Sasya.

Vino yang menyadari kursi di sebelah sudah terisi pun menoleh dan mendapati kening El yang berkerut.

Tuk

"Sshh.." ringis El sambil mengusap keningnya yang disentil oleh Vino.

"Napa tu jidat keriting?" Tanya Vino.

"Gue heran.. mereka kenapa sih? Dari gue di parkiran dilihatin mulu.. berasa artis kece gue.." ucap pelan dengan kekehan diakhir ucapannya.

"Lah lo gak ngerasa pagi-pagi udah bikin heboh?"

My Best (Boy) FriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt