Part 30

1.9K 104 15
                                    

Typo bertebaran!!!

"Sayang.. kamu nggak usah sekolah aja ya." Tutur mama El lembut melihat wajah putrinya yang pucat itu.

Pasalnya, dari semalam El muntah muntah hingga badannya demam dan lemas.

El menggeleng pelan, "nggak ma.. hari ini UTS terakhir." Ucapnya sambil mengenakan jaket.

"Ikut yang susulan aja sih dek." Ucap Reza.

"Nggak mau ah.. lagian ntar yang UTS cuma satu pelajaran aja kok."

"Terserah dah."

Mama menghela napas, "yaudah.. barang abangmu aja berangka-"

"Pagi.." sapa Vino dengan cengirannya memotong perkataan mama.

"Nah kebetulan Vino udah di sini.. berangkat barengan ya.. Vino bawa mobil aja ya.. Chici nggak enak badan."

Mendengar itu, ia menengok ke arah El yang mengunyah roti bakarnya malas, lalu berjalan ke arah El dan menyentuh kening El dengan telapak tangannya setelah itu, ia memegang keningnya sendiri untuk membandingkan. Begitu terus sampai berkali-kali.

Mendapati kelakuan Vino, El memutar bola matanya jengah.

"Ish.. udah deh Al.. rempong amat lo.. berangkat yuk ah." Omelnya.

"Lo nggak usah sekolah aja."

"Percuma Vin.. ngotot mau sekolah dianya." Sahut Rega sambil menyesap kopinya.

Vino menghela napas, "yaudah deh yuk.. bawa mobil lo aja.. mana kuncinya."

El memberikan kunci Mumun yang baru saja keluar dari bengkel beberapa bulan lalu. Mereka pun berangkat setelah berpamitan.

Sesampainya di sekolah mereka berjalan bersisian menuju kelas. Sesekali El berhenti sambil mencengkeram perut kanannya yang kini sangat sakit. Belum lagi ia merasa sangat mual.

"Al, lo duluan aja ke kelasnya, gue mau ke toilet bentar."

Vino menoleh, "lo tambah pucet, pulang aja ya.. atau di UKS aja?"

El menggeleng, "gue mau ke toilet." Tanpa menunggu ocehan Vino lagi, ia pun melesat pergi.

Di salam toilet, ia mengeluarkan semua sarapan yang tadi di makannya. Lalu ia berkumur dan mencuci wajahnya. El bercermin memandang pantulan wajahnya yang pucat itu.

"Gue kenapa deh? Ck.. mau periksa ke dokter gak jadi-jadi lagi.. ntar pulang dari sekolah mampir ke dokter aja kali ya." Gumamnya sambil menggeledah tas untuk mencari obat penghilang nyerinya.

"Yaelah.. gak ada lagi.. sialan." Umpatnya karena tak menemukan obat itu.

Ia pun keluar dari toilet. Belum sampai 5 meter dari toilet seseorang menahan bahunya.

Sasya membalikkan El paksa dan menekan bahu cewek itu ke dinding toilet. Ia mendekat ke samping El masih dengan tangan yang menekan bahu itu.

"Ini belum selesai Elichia. Ini belum selesai." Setelah berbisik seperti itu Sasya melenggang pergi meninggalkan El yang hanya diam saja.

Sebelum beranjak dari sana, El menoleh ke kiri. Ia mengernyit saat menemukan punggung Rendy yang bergerak menjauh. Bukannya kelas XII berlawanan arah, pikirnya.

Menggeleng sekali, El berbalik dan melanjutkan langkahnya ke kelas.

**
El keluar dari kelasnya dengan keringat dingin yang bercucuran. Selain soal-soal UTS yang laknat itu, perutnya yang sangat sakit turut andil mengeluarkan keringat dingin itu.

Ini tidak seperti biasanya. Beberapa bulan terakhir ini, perutnya memang sering sakit, tetapi tidak pernah sesakit ini. Ketika El sibuk dengan pikiran dan sakit perutnya ia merasakan bahunya ditepuk.

My Best (Boy) Friendحيث تعيش القصص. اكتشف الآن